Sejak dulu, mal telah menjadi tempat hiburan bagi masyarakat. Apalagi bagi para penduduk di DKI Jakarta yang terkenal memiliki puluhan mal dengan berbagai fasilitas. Mereka bisa berbelanja, menonton bioskop, makan bersama, dan melakukan aktivitas seru lainnya di sana. Tetapi, kebiasaan itu jelas berubah setelah Covid-19 muncul di Indonesia. Pemerintah harus menutup mal demi mengurangi penyebaran virus tersebut.
Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan pemerintah dan masyarakat mulai beradaptasi di tengah pandemi. Bahkan sejumlah daerah telah menerapkan kehidupan new normal dengan sejumlah protokol kesehatan yang baru. Pemerintah juga memutuskan untuk kembali membuka berbagai fasilitas umum, termasuk mal. Keputusan ini menuai pro dan kontra di masyarakat. Yuk simak penjelasannya!
ADVERTISEMENTS
Pada 15 Juni, pemerintah akan membuka kembali 80 mal di DKI Jakarta. Keputusan ini menuai sejumlah pro dan kontra
Dilansir dari Tempo, Anies Baswedan mengumumkan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan membuka kembali 80 mal pada 15 Juni 2020. Kebijakan ini diambil karena Jakarta telah memasuki masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) fase transisi. Tentunya, pemerintah membuat sejumlah protokol kesehatan agar tetap aman. Anies juga mengingatkan para pengelola mal untuk disiplin agar orang-orang merasa tenang saat berkunjung ke mal.
Dengan dibukanya mal, Anies berharap agar pusat perekonomian tetap berjalan. Keputusan ini menuai sejumlah pro dan kontra di masyarakat. Di satu sisi, sebagian orang sependapat dengan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Tetapi di sisi lain, sebagian orang tidak setuju karena jumlah penambahan kasus corona di Indonesia belum melandai. Apalagi DKI Jakarta adalah provinsi dengan jumlah kasus tertinggi di negara kita. Dilansir dari laman resmi Covid-19 Indonesia, ada 8.861 kasus di DKI Jakarta atau 23,7% dari keseluruhan kasus hingga Sabtu (13/6). Hal ini menjadi perhatian para ahli kesehatan.
“Kalau pertimbangan dari sisi medis bisa dibaca kan setiap hari Indonesia masih tambahnya seribu-seribu lebih, jadi memang intinya masih banyak, belum ada cerita melandai atau berkurang. Intinya harus hati hati, ekonomi nggak boleh ambruk tapi rakyat nggak boleh dikorbankan, ” kata Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia, Zubairi Djoerban, seperti dikutip dari Detik.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Untuk mengurangi risiko penyebaran virus, tidak semua toko di mal akan dibuka pada 15 Juni. Pembukaan ini dilakukan secara bertahap
Sesuai dengan peraturan PSBB transisi, kelonggaran hanya diberikan pada beberapa jenis bidang usaha. Hal ini disampaikan oleh Ellen Hidayat selaku Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta. Dia menjelaskan, toko-toko di mal yang masuk dalam kategori leisure atau kegiatan yang dilakukan saat waktu luang belum akan dibuka pada 15 Juni. Di antaranya adalah bioskop, fitness, karaoke, arena permainan anak, dan tempat kursus anak. Tetapi, kategori tersebut sedang dipertimbangkan untuk dibuka pada fase berikutnya.
ADVERTISEMENTS
Pembukaan kembali ini dilengkapi dengan sejumlah protokol kesehatan. Semua pengunjung mal harus mematuhinya
Agar seluruh pengunjung dan staf di mal tetap aman, pemerintah menerapkan sejumlah protokol kesehatan yang harus dipatuhi semua orang. Dilansir dari Kompas, berikut ini adalah aturan yang dibuat oleh APPBI DKI Jakarta:
- Pengunjung yang hendak memasuki mal harus mengantre dan diatur oleh petugas dengan menerapkan jarak fisik sejauh 1 meter.
- Sebelum memasuki mal, suhu tubuh para pengunjung akan diperiksa dengan thermo gun atau scanner.
- Jika suhu tubuh pengunjung di atas 37,5 derajat celcius, maka dia tidak diperbolehkan untuk masuk
- Antrean berjarak juga diberlakukan saat pengunjung memasuki toko di dalam mal untuk menghindari kerumunan.
- Seluruh area di mal akan disemprot dengan disinfektan secara berkala untuk menjaga kesehatan pengunjung mal.
Semoga masyarakat bisa mematuhi semua protokol kesehatan itu. Jangan sampai terjadi lonjakan jumlah kasus Covid-19 akibat dibukanya kembali mal di Jakarta. Yuk kita sama-sama mengingatkan!