Gonjang-ganjing virus corona belum berakhir. Jumlah korban meninggal bahkan dilaporkan terus bertambah. Kalau menurut laporan CNN, sudah ada 132 orang meninggal karena terjangkit virus corona, dengan total seluruh kasus hampir mencapai 6.000. Wabah ini bikin pemerintah dunia kalang-kabut, mengingat persebarannya yang relatif cepat, mereka khawatir akan keselamatan warganya yang berada di Wuhan. Satu per satu pemerintah mengatur strategi mengevakuasi warganya, sebelum semua terlambat.
Namun kondisi sebaliknya justru dirasakan para WNI di Wuhan dan Provinsi Hubei. Mereka dihadapkan pada ketidakpastian, karena sampai saat ini belum ada tanda-tanda pemerintah Indonesia akan menjemput mereka. Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, malah bilang kalau proses evakuasi saat ini masih sulit dilakukan. Seorang mahasiswi Indo di Wuhan belum lama ini menyampaikan keputusasaannya lewat akun Twitternya. Ia juga cukup rutin melaporkan kondisi WNI di sana.
ADVERTISEMENTS
Yuliannova, WNI yang sedang menempuh pendidikan di Wuhan, Cina, menyampaikan rasa putus asanya lewat Twitter. Berkali-kali ia nge-tweet memohon agar pemerintah Indo segera menjemputnya dan teman-temannya
Ibu menlu @Menlu_RI @jokowi @KBRI_Beijing kami memang bisa bertahan tapi ini udah 6 hari tanpa kejelasan kapan status lockdown ini berakhir. Kami mohon bawa kami keluar dari Kota Wuhan. Kota ini tidak sehat bu. pic.twitter.com/S58vrSA0n4
— Yuliannova Chaniago (@ylchaniago) January 29, 2020
Yuliannova, adalah seorang pelajar asal Indonesia yang tinggal di Wuhan, Cina. Sejak kabar virus corona merebak, ia rutin melaporkan kondisi WNI di Wuhan beserta situasi di kotanya itu lewat akun Twitternya @ylchaniago. Belakangan ini, Yuliannova mengungkapkan keputusasaannya karena sampai sekarang pemerintah Indonesia belum juga mengevakuasinya dari kota yang sudah terinfeksi virus tersebut.
Ia dan teman-temannya memang berada dalam kondisi baik secara fisik, namun secara mental bisa dibilang mereka sudah down. Dengan status Wuhan yang sedang diisolasi, penduduk nggak diizinkan pergi ke luar rumah atau tempat tinggal kecuali dalam keadaan mendesak. Situasi di sekitar sudah mirip kota mati. Bunyi ambulans mondar-mandir sudah jadi “makanan” sehari-hari. Ini yang membuat mereka makin stres.
ADVERTISEMENTS
Ditambah teman-teman sesama mahasiswanya yang dari negara lain sudah mulai banyak yang dievakuasi. Ada yang dijemput pakai pesawat maupun lewat jalur darat
Japan is evacuating 200 of its citizens from Wuhan, the epicentre of the deadly coronavirus outbreak. Hundreds more were also hoping to fly home pic.twitter.com/V5XO2myMCR
— SCMP News (@SCMPNews) January 29, 2020
Yuliannova mengaku kalau mulai banyak teman-temannya yang berasal dari Jerman, Jepang, Siria, Palestina, dan Jordania yang akhirnya bisa keluar dari dormitory karena akan dipulangkan ke negara asal. Tanggal 28 Januari kemarin, pemerintah Jepang memang telah mengirimkan pesawat untuk mengangkut 200 warganya yang ada di Wuhan. Setelah mendarat di Jepang, pesawat yang sama akan langsung menjemput kembali sisanya.
Amerika Serikat juga sudah mengirimkan pesawat untuk memulangkan staf konsulat dan masyarakat sipil dari Wuhan ke San Fransisco. Pemerintah Perancis juga berencana memulangkan warganya dengan pesawat, tapi sebelumnya mereka bakal dikarantina selama 14 hari untuk guna mengetahui apakah ada yang terjangkit corona.
ADVERTISEMENTS
Nggak heran kalau pelajar atau WNI Indo di Wuhan pada takut, cemas, bahkan putus asa. Statement dari pemerintah juga malah bikin makin desperate
Bu Menlu, Retno Marsudi, dan Menteri Kesehatan Pak Terawan bilang kalau proses evakuasi saat ini masih sulit dilakukan, mengingat status kota masih diisolasi. Senada juga sama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, yang malah mengatakan kalau evakuasi WNI sekarang masih belum perlu-perlu amat. Evakuasi baru bisa dilakukan kalau situasinya dinilai sangat berbahaya. Masa iya sih harus nunggu jumlah korban terinfeksi mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan dulu, baru bisa dibilang darurat?
Kebayang lo gimana rasanya jadi WNI yang sekarang terjebak di Wuhan. Otoritas setempat nggak memperbolehkan warganya ke mana-mana, ke luar rumah pun dibatasi dengan ketat. Padahal di dalam kota itu ada wabah virus mematikan yang sudah menjangkit hampir 6.000 orang. Jelas aja mereka panik, takut, cemas bakal terinfeksi juga, belum lagi persediaan hidup makin menipis, nggak bisa beli apa-apa karena pertokoan pada tutup. Mereka menggantungkan nasib pada pemerintah, berharap dipulangkan agar bisa berkumpul lagi bersama keluarga. Ya kalaupun harus dikarantina dulu, nggak apa-apa asalkan dilakukan di negara asal dan yang terpenting ada kepastian kapan mereka bisa keluar dari sarang virus tersebut.
Yuk, kita doakan bareng supaya para WNI di Wuhan dan seluruh Cina bisa segera mendapat kejelasan dari pemerintah Indonesia!
HOTLINE CORONAVIRUS
KBRI TIONGKOK
Tel. 001-86-(10) 6532 5489
Fax: 001- 86- (10) 65325368
Email: set.beijing.kbri@kemlu.go.id
PUSAT KRISIS KEMENTERIAN KESEHATAN
021-5210411 dan 081212123119
POSKO KLB DINAS KESEHATAN DKI JAKARTA
081388376955 (Telepon/WhatsApp)