Siapa sangka, negeri sakura yang terkenal karena kemajuan teknologi dan kekayaan negerinya, justru punya sisi gelap dimana banyak orang depresi dan ingin bunuh diri. Angka bunuh diri di Jepang bahkan selalu masuk jajaran tertinggi di seluruh dunia.
Hutan Aokigahara adalah tempat yang terkenal luas sering digunakan untuk bunuh diri Lihat lebih dekat hutan yang jadi sorotan dunia belakangan ini dan bagaimana Jepang berusaha terus menekan angka bunuh diri di negaranya. Sudah dirangkum rapi oleh Hipwee News & Feature!
Jauh sebelum kontroversi Logan Paul, hutan ini memang sudah terkenal jadi tempat yang sering dipilih orang untuk bunuh diri. Banyak yang menemukan jasad orang meninggal di dalamnya
Selama bertahun-tahun, hutan ini memang dikenal luas sebagai tempat orang untuk melakukan bunuh diri. Sebelum memasuki hutan, ada papan yang bertuliskan kalimat-kalimat motivasional agar seseorang mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Dalam tulisan tersebut juga disertakan nomor telepon yang harus dihubungi ketika seseorang yang terlanjur depresi ingin memohon bantuan.
“Tidak mengejutkan ketika seseorang menemukan jasad di sana. Tetapi bisa jadi hal yang kelewatan jika ada wisatawan mancanegara yang memilih untuk berwisata ke sana atau mengkomersialkan aksinya lewat Youtube.” Karin Nakamura, seorang profesor antropologi via CNN.
Reputasi sebagai ‘hutan bunuh diri’ didapat Aokigahara sejak 1960
Melalui sebuah novel yang ditulis oleh Seicho Matsumoto, Aokigahara mulai menjadi identik sebagai tempat bunuh diri. Dalam novel yang diterbitkan pada tahun 1960-an tersebut, hutan misterius itu digunakan sebagai tempat bunuh diri sang tokoh dalam novel. Ia tidak mampu menahan beban hidupnya dan pergi ke hutan untuk bunuh diri. Reputasi Aokigahara menyebar dari mulut ke mulut dan semakin kuat dengan sering ditemukannya jasad orang bunuh diri.
Mereka memilih hutan agar aksi bunuh diri tidak diketahui orang, mengingat Aokigahara adalah areal seluas 7400 hektar
Seorang pskiater Dr. Yoshitomo Takahashi yang pernah menangani pasien hampir bunuh diri di hutan ini, mengungkapkan alasan mengapa mereka memilih hutan sebagai persinggahan terakhir. Mereka percaya bahwa Hutan Aokigahara mampu membantu kelancaran aksi bunuh diri mereka tanpa ketahuan. Sementara makin banyaknya orang yang memilih mati di sana, kepercayaan untuk berbagi tempat kematian dengan pelaku bunuh diri lain dipercaya membuat mereka makin memantapkan hati untuk “mati bersama yang lain”.
Di balik misterinya, hutan Aokigahara sebenarnya tetap menyimpan sejuta keindahan
Hutan seluas 7400 hektar di dekat gunung fuji yang dipenuhi pohon pinus menjulang dan kanopi cemara, memang tempat yang sangat sepi. Hutan ini sebenarnya menyimpan sejuta keindahan dan sangat baik dikunjungi untuk sekedar hiking. Saking luasnya hutan ini, orang jepang menjulukinya sebagai ‘Lautan Pepohonan’. Beberapa waktu lalu di area pintu masuk hutan ini sempat dipasang CCTV, untuk mencegah seseorang untuk mulai bunuh diri. Beberapa relawan juga dilatih untuk berbicara dengan penderita depresi. Sementara pemerintah terus meningkatkan pengawasan dan mengerahkan polisi lebih banyak untuk melakukan patroli.
Melalui berbagai upaya, pemerintah Jepang memang mampu menekan angka bunuh diri dari tahun ke tahun. Unggahan viral seperti video Logan Paul beberapa waktu lalu, ditakutkan justru akan makin ‘mengiklankan’ reputasi hutan ini dan membuat banyak orang dari berbagai kawasan di Jepang berkunjung untuk melakukan aksi bunuh diri. Semoga saja pemerintah dengan sigap memperketat patroli dan menyediakan lebih banyak relawan untuk mencegah seseorang mengakhiri hidupnya.