Mulai dari saling ngambek karena telat balas pesan, hingga fokus ujian yang jadi alasan putus hubungan. Dinamika cinta anak muda selalu menarik perhatian. Apalagi menyimak seorang yang sedang jatuh cinta, memperjuangkan perasaannya agar diterima gebetan. Hal ini kadang bikin gemas sendiri.
Tapi bicara perjuangan perasaan agar diterima gebetan, cenderung berkonotasi dengan sikap laki-laki ya? Seakan cewek selalu pasif dan perasaannya bergantung kepada laki-laki. Padahal nggak begitu adanya. Tentu ada cewek yang dalam konteks ini berada di posisi laki-laki, yakni memperjuangkan cintanya duluan. Tapi mungkin saja jumlahnya kecil.
ADVERTISEMENTS
Karena cewek juga berhak dan perlu untuk mengutarakan perasaannya duluan
Nggak percaya? Film Mariposa karya Fajar Bustomi yang diangkat dari buku Luluk HF berjudul sama ini akan tayang pada tanggal 12 Maret 2020, dan coba memberimu kisah tentang cinta dan bagaimana posisi cewek ketika memperjuangkan perasaannya duluan.
Luluk HF sebagai penulis buku Mariposa mengatakan ide awal berasal dari kegelisahan melihat kenyataan bahwa selalu cowok yang harus inisiatif duluan, meski sesungguhnya cewek juga punya kesempatan serupa. Hal ini cukup terwakilkan dalam trailer Mariposa, di mana tokoh Acha yang diperankan Zara ambisius nyaris obesesif terhadap tokoh Iqbal yang diperankan Angga Yunanda.
“Cerita ini terinspirasi banyak dari cerita saat ini, yang mana cowok selalu inisiatif duluan. Padahal cewek terkadang punya perasaan yang ingin diutarakan tapi enggak mampu untuk mengungkapkan. Dari sana, kenapa enggak buat cerita yang mana si cewek duluan suka ke cowok, berikut usahanya dalam mendapatkan hati cowok tersebut,” ucap Luluk di acara peluncuran poster dan trailer Mariposa, Falcon Bioskop, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020).
Mariposa adalah kisah tentang Acha (Adhisty Zara) dan Iqbal (Angga Yunanda) dengan dinamika cinta dan karakter yang ditenggarai oleh sikap obsesif terhadap perasaan. Memiliki arti kupu-kupu dalam bahasa Spanyol, Mariposa menggambarkan perkembangan karakter masing-masing tokoh. Persis seperti transformasi kupu-kupu. Nggak hanya mengandalkan percintaan ala generasi muda, film Mariposa menurut sang produser, Chand Parwez Shervia, juga mengusung nilai keluarga yang direpresentasikan oleh karakter Acha dan Iqbal.
“Menurut saya ada hal yang nggak kalah menarik dari hanya sekadar film tentang remaja. Mariposa menceritakan remaja yang terbentuk karena peran orang tua, dan film ini bisa jadi cermin untuk kita belajar menyikapi anak, dan atau menyikapi orang tua,” terang Parwez.
ADVERTISEMENTS
Nggak ada yang tabu, cewek ngungkapin perasaan duluan itu sudah dari dulu dan kamu harus tahu
Mengamini hal tersebut, Fajar Bustomi sebagai sutradara mengatakan cerita ini mengusung berbagai nilai-nilai positif, untuk tidak menyebutnya counter terhadap issue yang mapan. Ia juga mengatakan, setelah menyutradarai Dilan (2018) baru ini ia disuguhkan skenario untuk film drama yang berbeda dari drama remaja kebanyakan.
“Kalau kebanyakan (karakter drama remaja) adalah cowok-cewek jatuh cinta dengan bumbu perselingkuhan, atau dinamikanya dihadirkan oleh imej anak-anak nakal, di sini berbeda dan positif banget. Di sini karakternya adalah sepasang anak pintar peserta olimpiade sains, dengan cewek yang berperan aktif terhadap perasaannya,” papar Fajar.
Fajar juga mengatakan perkara cewek yang memperjuangkan cintanya duluan itu bukan sesuatu yang baru, apalagi tabu. Ia mencontohkan dengan cerita Siti Khadijah, istri Nabi Muhammad, yang jatuh cinta terlebih dahulu kepada sang baginda dan mengungkapkan perasaan serta keinginannya untuk menikah melalui sahabatnya.
“Cerita tentang cewek yang suka duluan sama cowok bukan hal yang tabu buat saya. Mudah-mudahan saya enggak salah ya, saya dengar dari pak kiai saya kalau Siti Khadijah itu suka duluan dengan akhlak Nabi Muhammad dan lewat sahabatnya disampaikan rasa sukanya dan keinginan untuk menikah dengan Nabi Muhammad,” jelas Fajar.
Ia menambahkan, di luaran sana pasti banyak juga cewek yang punya perasaan suka duluan terhadap cowok. Hanya saja masih belum punya referensi untuk menyampaikan perasaan tersebut.
ADVERTISEMENTS
Angga Yunanda dan Adhisty Zara yang harus keluar dari bayang-bayang ‘Dua Garis Biru’
Sementara Angga yang sebelumnya cukup apik bersanding peran dengan Zara di film Dua Garis Biru, mengatakan cukup sulit beradaptasi dengan karakter dan ekspektasi baru dari penonton. Meski begitu, visi misi Fajar sebagai sutradara Mariposa dan proses reading yang efektif, membantunya dalam melepaskan diri dari imej lama. Ia juga menegaskan, tugas aktor adalah menampilkan yang terbaik, alih-alih memusakan ekspektasi seluruh penonton.
“Adaptasi karakter mungkin pekerjaan yang sulit buat kita berdua. Karena bisa dibilang karakter sebelumnya cukup melekat di pemikiran dan hati penonton Dua Garis Biru. Tapi aku merasa beruntung, visi misi Pak Fajar itu jelas ke semua aktornya. Kita jadi lebih mudah untuk adaptasi dengan pekerjaan dan karakter baru,” jelas Angga.
Tak ubahnya Angga, Zara mengaku proses reading selama satu bulan cukup membantu melepas imej di film sebelumnya. Ia juga mengatakan, obrolan dengan Angga di luar proses reading juga sangat membantunya untuk eksplorasi karakter Acha yang akan ia perankan.
“Kalau aku sangat terbantu dengan proses reading selama satu bulan. Selain itu aku dan Angga suka banget diskusi apa saja, di mana saja. Aku juga mulai membiasakan diri dengan cara selalu memulai obrolan duluan kepada Angga. Kita butuh effort banget untuk karakter ini, dan penonton pasti akan melihat bagaimana kita melepas karakter lama dalam fim ini,” imbuh Zara.
Diangkat dari Wattpad populer dengan pembaca lebih dari 100 juta, dua rumah produksi raksasa Indonesia berkolaborasi mewujudkan Mariposa yang akan tayang 12 Maret 2020. Parwez mengatakan kerja sama sinergis Falcon Pictures dan Starvision ini wujud memajukan produksi film-film Indonesia.
“Kita butuh menyatukan energi untuk produksi film Indonesia yang lebih maju. Sinergi ini akan membuat penonton terpuaskan lebih baik dalam menikmati karya sinema Indonesia,” tutup Parwez.
Nah, menurutmu Angga dan Zara berhasil nggak, lepas dari imej Bima dan Dara dalam film sebelumnya untuk menghadirkan pengalaman sinematis dan berkesan sebagai Iqbal dan Acha? Tanggal 12 Maret 2020 pembuktiannya. Sembari menunggu, kamu bisa simak trailer-nya di kanal YouTube Falcon Pictures.