Seiring dengan banyaknya hoax yang beredar di media sosial, foto-foto pun sudah bisa direkayasa sedemikian rupa. Foto yang dulu jadi bukti tak terbantahkan, sekarang sering dipertanyakan keabsahannya. Mau dicomblangin sama teman atau kenalan online juga sekarang harus ekstra hati-hati. Pasalnya foto yang di-upload online kini jarang yang tidak di touch up pakai makeup digital. Jadi aslinya ya beda jauh.
Berbagai filter dan aplikasi untuk edit foto emang sudah jadi hal normal bagi anak kekinian. Ada yang menambah efek lucu-lucu sampai bisa meng-copy paste muka orang lain ke fotomu. Nah tapi ada satu aplikasi edit foto baru yang bikin sensasi nih. Sayangnya sensasi negatif sih ini. Aplikasi bernama FaceApp yang dikembangkan oleh perusahaan Rusia, Prisma dikritik habis-habisan oleh orang seantero dunia. Buat yang udah download mungkin tahu apa alasannya. Buat yang belum tahu, Hipwee News & Feature punya ulasannya.
ADVERTISEMENTS
1. Aplikasi yang diluncurkan sejak Januari lalu ini, memang punya fitur-fitur editan yang cukup ajaib. Dari merekayasa senyum, umur, sampai jenis kelamin, semua bisa!
FaceApp sebenarnya memang memiliki fitur-fitur yang terbilang canggih jika dibandingkan dengan aplikasi editan foto lainnya. Bukan cuma filter beautifying yang banyak dipakai di media sosial, FaceApp benar-benar bisa mengubah wajahmu secara keseluruhan. Ada yang bisa menambah senyuman yang tadinya tidak ada, sampai mengubah profil umur dan gender. Hasilnya juga cukup natural sampai bisa bikin orang tertipu.
ADVERTISEMENTS
2. Tapi FaceApp mulai menuai kritik ketika penggunanya mencoba fitur ‘hot‘ yang ditawarkan. Masalahnya definisi hot–nya semua orang kok akhirnya cuma mencerahkan kulit
Standar dan definisi ‘cantik’ memang tak seharusnya disamaratakan. Ketika melihat fitur hot dalam FaceApp, orang-orang mungkin penasaran seberapa hot sih aku bisa berubah menurut aplikasi ini? Setelah mencoba, orang-orang jadi ramai mengkritik hasil editan fitur hot FaceApp ini. Bahkan banyak diantaranya menuduh pengembang aplikasi ini rasis. Ya tuduhannya cukup beralasan sih.
Masalahnya, semua foto dibuat lebih hot dan cantik dengan sudut pandang yang sangat sempit, kulit cerah, hidung mancung, dan mata besar. Definisi hot menurut aplikasi ini sepertinya sangat kebarat-baratan sampai terlihat tidak natural pada banyak orang. Lihat saja contoh foto-foto di atas! Bukannya lebih menarik, justru ada yang kayak lenong.
ADVERTISEMENTS
3. Bahkan aplikasi ini juga menganggap kacamata itu tidak menarik, sehingga versi hot seseorang harus bebas dari kacamata
Ini keterlaluan atau masih wajar? Seorang pengguna FaceApp menguras isi hatinya di Twitter, dia bandingkan dua foto sebelum dan sesudah foto itu diedit. Hasilnya mengherankan, sampai kacamatanya ngilang. Ini mah ajaib banget!
ADVERTISEMENTS
4. Setelah menuai protes yang bertubi-tubi, pihak pengembang FaceApp akhirnya mengeluarkan pernyataan maaf. Ya masalahnya memang susah sih jika definisi hot harus distandarkan
Karena sudah banyak menuai protes akibat dari fitur ‘hot’ tersebut, akhirnya pihak FaceApp memberikan konfirmasi bahwa hal itu adalah suatu kelalain dan mereka berjanji akan memperbaikinya.
Sepertinya bukan hanya Prisma dengan FaceApp-nya itu, di dalam sana banyak aplikasi serupa yang sengaja atau tidak menganggap mempunyai kulit putih adalah idaman semua orang
Mungkin memang tampak sepele membahas fitur aplikasi seperti FaceApp ini, toh hanya dipakai buat lucu-lucuan saja. Tapi di zaman serba online ini, banyak pandangan dan opini kita dibentuk lewat produk-produk media sosial seperti ini. FaceApp ini digunjing karena pendekatannya yang memang tidak natural dan terkesan memaksa mengkategorikan hot secara sempit, tapi sebenarnya banyak aplikasi lain yang melakukan hal ini dengan lebih tidak kentara. Tanpa disadari, apa yang kita anggap cantik atau menarik itu ya nantinya terbentuk sebagaimana digambarkan aplikasi-aplikasi seperti ini. Padahal latar belakang budaya dan ras kita beda-beda.