Selama ini, kotoran sapi biasanya cuma digunakan sebagai pupuk saja. Ya, baru-baru ini aja sih pengelolaan kotoran sapi menjadi energi biogas jadi ngetren. Cuma ya itu, penggunaannya masih terbatas dalam bidang itu-itu saja. Kalau nggak energi ya pupuk. Nah ini ada terobosan baru dalam memanfaatkan kotoran sapi yang sama sekali tidak terpikirkan sebelumnya. Bukan digunakan sebagai penyubur tanah atau dibakar jadi energi, ada orang yang bisa memakai kotoran sapi jadi sandang alias baju untuk dipakai.
“Lah? Kotoran sapi jadi baju? Mana bisa?”
Eits, jangan salah. Seorang desainer asal Belanda rupanya bisa loh menyulap kotoran sapi menjadi sebuah produk fashion. Bukan hanya bikin orang terheran-heran, ternyata inovasi ini dihargai mahal lho. Nggak percaya?! Nih Hipwee News & Feature punya buktinya…
ADVERTISEMENTS
Berawal dari permasalahan kotoran binatang yang melimpah, Jalila Essaïdi punya satu ide brilian. “Kenapa kotoran nggak disulap jadi pakaian?!”
Jalila Essaïdi sadar betul bahwa kotoran binatang yang menumpuk cuma akan jadi limbah yang mencemari lingkungan. Dari perhatiannya terhadap lingkungan tersebut, ia memiliki satu ide brilian yang belum pernah terpikirkan oleh orang lain.
“Daripada cuma jadi pupuk dan biogas, kenapa nggak mengubah kotoran sapi ini jadi pakaian?”
Meskipun terdengar gila dan nggak masuk akal, nyatanya Essaïdi benar-benar membuktikannya. Proyek yang berawal dari kepeduliannya terhadap lingkungan tersebut kini jadi salah satu produk unggulan dunia fashion untuk memerangi pemanasan global. Memang sih eco-friendly fashion sudah ada sejak lama. Namun ide soal kotoran sapi jadi pakaian belum pernah terpikirkan sebelumnya!
ADVERTISEMENTS
Proses pengolahan dari kotoran jadi pakaian ini terbilang sangat ramah lingkungan. Meski rada rumit, tapi worth it!
Oh iya, jangan bayangan pakaiannya memiliki tekstur ‘iyuh’ seperti kotoran sapi itu loh ya. Namanya juga pakaian, ia tetap terbuat dari serat-serat benang. Bedanya, benang yang digunakan untuk membuat pakaian ini didapat dari proses pengolahan kotoran sapi.
Prosesnya sendiri pun cukup rumit. Jalila harus memisahkan kotoran sapi antara yang kering dan yang basah. Lalu mengekstrak selulosa dari kotoran kering, mencampurnya dengan asam khusus dan kemudian mengubahnya jadi selulosa asetat yang nantinya bisa jadi benang yang disebut “mestic“. Dari mestic inilah kemudian pakaian yang apik itu dibuat. Nah yang bikin makin ramah lingkungan adalah fakta bahwa tak sedikit pun kotoran sapi terbuang dalam proses ini. Asam khusus yang digunakan untuk campuran kotoran kering tadi ternyata juga dibuat dari kotoran basah sapi.
Jangan khawatir. Selama proses pengolahan tersebut, bau dari kotoran yang ada berangsur hilang. Ketika sudah jadi mestic, baunya benar-benar tak tercium sama sekali kok!
ADVERTISEMENTS
Karya Essaïdi ini telah dianugerahi penghargaan. Ini bukti bahwa pakaian dari kotoran sapi ini bukan produk fashion sembarangan!
Kekerenan mestic ini tidak berhenti di sana saja. Sebagai produk ramah lingkungan namun tetap memiki nilai fashion yang tinggi, mestic ternyata telah mendapatkan penghargaan dari Global Change Award pada tahun 2016 kemarin. Hal tersebut tentunya tak cuma didasari dari kreativitas dan nilai fashion-nya saja loh ya.
Selama proses pembuatan mestic, gas metan dari kotoran sapi yang notabene merupakan salah satu polutan terbesar udara bumi tersebut juga turut tereduksi. Hal inilah yang semaki menguatkan nilai baju olahan mestic yang disebut “Manure Couture” ini sebagai salah satu produk unik yang peduli dan ramah terhadap lingkungan.
ADVERTISEMENTS
Penasaran sama gimana bentuk jadi pakaiannya? Nih lihat dan buktikan sendiri gimana kerennya…
Pakaian dari kotoran sapi ini bisa dibilang unik dan belum ada orang lain yang kepikiran konsep serupa. Tenang, bentuknya nggak se’iyuh’ yang ada di bayangamu kok. Nih silahkan lihat sendiri.
Sejauh ini sih Jalila masih fokus di kotoran sapi. Nah ke depannya Jalila berjanji akan mencoba untuk mengolah kotoran binatang-binatang lainnya. Keren, ya…