Sepetak Kehidupan dalam Kos 2×1, Perjuangan Nyata Para Pengadu Nasib Hadapi Kerasnya Jakarta

Kos sempit di Jakarta

Seringkali kita dengar cerita-cerita dari para pengadu nasib soal betapa kerasnya kehidupan di Jakarta. Kota yang statusnya sebagai ibu kota akan lengser sebentar lagi itu, menyimpan banyak sekali tantangan kehidupan terutama bagi pendatang. Mulai dari para pengendara kendaraan bermotornya yang tidak sabaran, angka kriminalitasnya yang tinggi, sampai hunian yang harganya selangit.

Harga kos atau kontrakan di Jakarta rata-rata memang cukup mahal jika dibandingkan dengan kota metropolitan lain. Tapi bukan berarti tidak ada satu pun tempat tinggal murah dan terjangkau bagi mereka yang gajinya mepet. Salah satu hunian yang banyak dipilih pekerja Jakarta ini adalah kos-kosan kotak seukuran 2×1 yang harga sewanya cuma dibanderol Rp300 ribu sampai Rp400 ribu saja. Meskipun seadanya banget yang bahkan mau duduk di dalamnya aja susah, tapi kos-kosan itu bagai oase di tengah padang pasir bagi para pekerja yang terpaksa mengadu nasib di Jakarta dengan gaji pas-pasan.

ADVERTISEMENTS

Tempat tinggal jadi daftar teratas yang mesti dipertimbangkan sebelum kita memutuskan merantau ke kota lain untuk bekerja atau sekolah. Nah, dalam proses menimbang itulah biasanya tiap orang punya pendapat yang berbeda-beda

Sepetak Kehidupan dalam Kos 2x1, Perjuangan Nyata Para Pengadu Nasib Hadapi Kerasnya Jakarta

Kos bilik 2×1 dengan fasilitas seadanya via katadata.co.id

Ada yang berpendapat harga berapapun boleh saja asal fasilitasnya lengkap, tapi ada juga yang berpendapat fasilitas seadanya pun tidak mengapa asal harganya murah meriah. Pendapat kedua inilah yang dipegang oleh para penghuni kos-kosan kotak 2×1 yang hanya muat diisi kasur dan beberapa barang saja. Dengan ukurannya yang sekecil itu, kos yang terdiri dari dua lantai itu cuma cukup dipakai tidur. Mau beraktivitas lain gimana, orang buat duduk aja susah…

Total kosan bilik yang terdapat di rumah itu ada 64. Setiap lantainya hanya terdapat 1 AC berukuran 2 PK. Per bilik sudah disediakan kasur yang ukurannya 200 x 90 x 10 sentimeter. Sebagian besar penghuninya berasal dari Jawa dan Sumatera, seperti dilansir dari Katadata .

ADVERTISEMENTS

Penghasilan yang tak seberapa jadi alasan para penghuni memilih kos sempit itu untuk jadi tempat tinggal. Ya… walaupun cuma bisa buat “meluruskan badan”, yang penting punya tempat tinggal

Sepetak Kehidupan dalam Kos 2x1, Perjuangan Nyata Para Pengadu Nasib Hadapi Kerasnya Jakarta

Yang penting bisa buat selonjoran via katadata.co.id

Kebanyakan para penghuni kos mini itu memang para pekerja dengan gaji yang tak seberapa. Mungkin ada yang gajinya lumayan, tapi tetap pilih kos murah biar bisa menabung. Harga kos di Jakarta memang cukup menguras kantong. Buat kos standar tanpa AC aja biasanya bertarif Rp700 ribuan ke atas. Apalagi mau yang AC dan kamar mandi dalam, bisa sampai Rp2 juta per bulan. Bagi mereka yang gajinya cuma Rp3 jutaan, harga segitu jelas berat.

ADVERTISEMENTS

Secara umum, masyarakat Jakarta memang menghadapi krisis hunian lantaran harganya yang terus meningkat setiap tahunnya

Sepetak Kehidupan dalam Kos 2x1, Perjuangan Nyata Para Pengadu Nasib Hadapi Kerasnya Jakarta

Krisis hunian di Jakarta via katadata.co.id

Mencari lahan atau hunian layak dengan harga terjangkau di Jakarta bagaikan mencari jarum dalam setumpuk jerami alias susah betul! Lahan kosong di Jakarta sudah semakin menipis lantaran sudah terisi penuh dengan gedung-gedung tinggi dan bangunan lain. Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, dikutip Detik , dari 5 wilayah yang ada di Jakarta, hanya Jakarta Timur yang masih menyisakan lahan kosong. Tapi sayangnya, sebagian besar sudah dikuasai swasta karena memang wilayah itu banyak jadi pusat industri dan pergudangan.

Tidak heran kenapa mencari tempat tinggal di Jakarta sangat amat sulit, mengingat provinsi tersebut jadi pusat segala pemerintahan, bisnis, dan perekonomian. Tapi pada 2024 mendatang, status ibu kota Republik Indonesia akan dicabut dari Jakarta. Semoga saja langkah tersebut bisa menjadikan Jakarta lebih “lengang”, tidak padat merayap lagi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE