Populasi Menyusut, Korea Utara Iming-imingi Warganya Pakai Sembako Agar Mau Punya Anak Banyak

Selama ini kepadatan penduduk di suatu negara sering dikatakan sebagai pemicu terjadinya berbagai masalah dalam negara tersebut. Jika negara mempunyai terlalu banyak jumlah penduduk maka angka kejahatan, kemiskinan, tidak meratanya pendidikan, dan masalah-masalah lain akan timbul dengan sendirinya.

Tak hanya tentang jumlah penduduk yang terlalu padat, rupanya kekurangan penduduk alias angka kelahiran rendah juga menyebabkan masalah serius. Korea Utara adalah salah satu contohnya. Negara yang mendapat julukan Hermit Kingdom atau negara paling tertutup di dunia ini mengalami jumlah angka kelahiran yang menurun secara drastis beberapa tahun belakangan.

Lantas, apa upaya pemerintah Korea Utara untuk mengatasi masalah tersebut dan apa pemicu angka kelahiran di sana menurun? Kita simak ulasannya berikut yuk, SoHip!

ADVERTISEMENTS

Pemerintah Korea Utara menawarkan bantuan insentif sembako agar warganya mau punya anak banyak

Bantuan makanan yang diberikan pemerintah Korea Utara | Credit: Photo by Thomas Evans from Unsplash

Bantuan makanan yang diberikan pemerintah Korea Utara | Credit: Photo by Thomas Evans from Unsplash

Dilansir dari laman CNN Indonesia melalui Radio Free Asia pada hari Rabu (15/2/2023), Pemerintah Korea Utara menjalankan beberapa upaya untuk meningkatkan angka kelahiran di sana. Salah satunya yaitu dengan menawarkan bantuan insentif berupa paket sembako kepada keluarga yang bersedia memiliki banyak anak. Hal ini dilakukan karena populasi penduduk Korea Utara kian tahun semakin menyusut.

Setiap keluarga nantinya diberikan bantuan makanan berupa paket sembako yang berisi jagung sebanyak 20 kilogram, pasta kedelai 2 kilogram, dan juga minyak goreng satu botol. Bantuan tersebut diberikan dua kali dalam setahun setiap peringatan hari ulang tahun mantan pemimpin negara Kim Il Sung dan Kim Jong Il yang merupakan kakek dan ayah dari Kim Jong-un yang merupakan pemimpin Korea Utara saat ini.

Namun, ada syarat yang harus dipenuhi bagi keluarga yang ingin mendapat bantuan sembako tersebut. Di antaranya adalah diharuskan memiliki tiga anak atau lebih dalam satu keluarga. Syarat lainnya adalah tawaran bantuan itu hanya diperuntukkan bagi keluarga yang mempunyai anak usia sekolah.

Sayangnya, ada pihak yang mengatakan bahwa bantuan tersebut rupanya tidak bisa terealisasi secara penuh. Pemerintah menginginkan warganya punya anak banyak tapi bantuan pangan tersebut tidak datang sesering yang mereka harapkan.

“Mereka menuntut perempuan punya banyak anak, namun penduduk kecewa karena stok makanan semacam itu hanya datang sesekali,” kata sumber anonim dilansir dari laman CNN Indonesia melalui Radio Free Asia, Rabu (15/2/2023).

ADVERTISEMENTS

Mengulik penyebab angka kelahiran di Korea Utara yang menurun secara drastis

Penyebab angka kelahiran di Korea Utara menurun | Credit: Photo by Steve Barker from Unsplash

Penyebab angka kelahiran di Korea Utara menurun | Credit: Photo by Steve Barker from Unsplash

Harapannya, kebijakan insentif pemerintah ini bisa membuat warga Korea Utara bersedia untuk memiliki anak banyak. Namun nyatanya tidak demikian. Sebagian besar dari mereka masih tetap enggan untuk punya anak banyak lantaran sulitnya memenuhi kebutuhan hidup dirinya sendiri. Belum lagi sedang terjadi krisis pangan dan kemiskinan yang melanda banyak orang di negara tersebut.

“Sulit bagi kebanyakan perempuan untuk memenuhi kebutuhan diri mereka sendiri akhir-akhir ini. Jadi siapa yang mau punya tiga anak atau lebih itu seperti layaknya orang bodoh,” kata sumber anonim dilansir dari laman CNN Indonesia melalui Radio Free Asia, Rabu (15/2/2023).

Terjadinya resesi seks atau ketidakmauan seseorang maupun pasangan untuk mempunyai anak di Korea Utara adalah imbas dari ketidakstabilan negaranya dalam mengelola sistem perekonomian. Krisis ekonomi yang menerjang negara dengan ibukota Pyongyang itu menjadi alasan yang mutlak mengapa angka kelahiran di sana merosot secara drastis.

ADVERTISEMENTS

Apa yang terjadi jika angka kelahiran di Korea Utara terus-terusan rendah?

Jumlah data masyarakat Korea Utara | Credit: Photo by Micha Brandli from Unsplash

Jumlah data masyarakat Korea Utara | Credit: Photo by Micha Brandli from Unsplash

Masih mengutip dari CNN Indonesia, angka kelahiran Korea Utara memang tergolong rendah di dunia. Data dari Bank Dunia tahun 2020 menyebut angka kelahiran negara ini adalah sekitar 1,8 persen dari 25,87 juta penduduk. Jika terus dibiarkan, tentu dampaknya akan semakin besar bagi negara ini dalam beberapa tahun ke depan.

Memangnya, apa sih yang akan terjadi kalau angka kelahiran di Korea Utara tak kunjung meningkat? Untuk kamu ketahui, negara pimpinan Kim Jong Un ini bergantung banget sama tenaga fisik manusia dalam negeri. Keahlian fisik itu dibutuhkan dalam berbagai lini pekerjaan mulai dari militer, pembangunan, pertanian, hingga pertambangan.

Sebagai negara yang cenderung tertutup, Korea Utara memang lebih memilih menggunakan tenaga kerja dari masyarakatnya sendiri alih-alih tenaga kerja asing.

DI sisi lain, masalah kekurangan jumlah penduduk tidak hanya dialami oleh Korea Utara semata. Negara pecahannya yaitu Korea Selatan dan Jepang juga mengalami hal serupa. Korea Utara justru mempunyai angka kelahiran lebih tinggi dari dua negara tersebut. Korea Selatan hanya mencapai angka kelahiran sebesar 0,8 persen dan Jepang 1,3 persen dari keseluruhan jumlah penduduknya.

Upaya yang dilakukan pemerintah negara tersebut juga beragam seperti Korea Utara. Ada yang memberikan jaminan cuti orang tua untuk ibu dan ayah, tunjangan bagi orang tua yang baru mempunyai anak lagi, hingga meminta perusahaan untuk memberikan waktu libur ‘Hari Keluarga’ bagi para pekerja agar bisa mempunyai anak.

Gimana SoHip, seandainya kamu tinggal di Korea Utara, kamu mau nggak ikut program pemerintah dengan mempunyai banyak anak?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jangan bosan jadi orang baik."

Editor

Writing...

CLOSE