Bom yang meledak dari terminal bus Transjakarta Kampung Melayu semalam (24/5/2017) menimbulkan luka yang mendalam. Ledakan yang terjadi dua kali ini, menyebabkan lima orang tewas. Dua di antaranya terduga pelaku dan sisanya dari aparat kepolisian. Nggak cuma itu saja. Karena bom meledak di tempat yang penuh orang, ada belasan warga lainnya yang harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Dilansir dari Kompas, pihak kepolisian menyebut bom yang digunakan dalam dua ledakan yang terjadi adalah bom panci. Muncul juga dugaan bahwa panci itu dibeli di minimarket di Padalarang karena penemuan struk pembelian panci di salah satu jenazah yang diduga pelaku. Mungkin sebagian dari kamu berpikir, kenapa panci? Barang sederhana yang mungkin ada di setiap dapur ini, ternyata bisa diubah jadi senjata berbahaya untuk menebar teror. Biar tambah waspada, Hipwee News & Feature sudah merangkum beberapa informasi yang bisa membantu.
Sesuai namanya, bom panci memang benar-benar menggunakan panci. Sederhana, tapi efeknya sangat berbahaya
Apakah bom panci adalah literally bom dalam panci? Jawabannya, betul sekali. Bom panci atau Pressure Cooker Bomb, adalah metode pengeboman dengan memasukan bom ke dalam panci presto. Di dalam panci dimasukan pula berbagai material tajam seperti mur, baut, dan paku. Pada bom panci, detonator pemicu yang digunakan bisa jadi ponsel atau jam digital yang bisa dikendalikan dari jarak jauh.
Kalau kita sedang memasak, penggunaan panci presto bisa meningkatkan tekanan sehingga masakan cepat matang. Tapi oleh teroris prinsip ini disalah gunakan. Panci presto digunakan agar tekanan lebih hebat sehingga daya ledaknya kian kuat. Dengan suhu yang mencapai 121 derajat Celcius, ledakan yang dihasilkan bisa sangat besar dan material di dalam panci bisa berhamburan dengan kecepatan lebih dari 1 km per detik. Bila kekuatan sebesar itu, wajar bila bom panci bisa menelan banyak korban jiwa.
Mudah dibuat dan sangat mematikan, bom panci jadi senjata baru para teroris. Awal tahun lalu di Bandung teror juga terjadi dengan senjata yang sama
27 Februari lalu serang bom panci juga terjadi di Taman Pandawa, Bandung. Bom panci dengan daya ledak lemah dilemparkan oleh pelaku ke Taman Pandawa yang saat itu dipenuhi oleh pengunjung. Untung saja serangan ini nggak menimbulkan korban jiwa. Pelaku yang terpojok karena dikejar massa, juga sempat membakar lantai dua Kantor Kelurahan Arjuna dan terlibat baku tembak dengan aparat kepolisian. Pelaku berhasil ditangkap dan tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah mendapat luka tembakan.
Bom panci tidak hanya dipakai di Indonesia. Beberapa teror di luar negeri bom panci juga digunakan dan menimbulkan banyak korban
Tahun 2016 lalu, sebuah bom panci meledak di kawasan Manhattan, New York. Meski nggak menimbulkan korban jiwa, tapi ada 29 orang yang terluka. Tiga tahun sebelumnya, saat event Boston Marathon 2013 sebuah bom panci meledak tepat beberapa saat sebelum peserta mencapai garis finish. Ada tiga korban tewas dan 176 orang mengalami luka-luka. Kasus bom panci tingkat berat terjadi di Mumbai India tahun 2006 lalu. Bom panci meledak di tujuh kereta yang ada di jalur kereta utara-selatan Mumbai. Akibatnya lebih dari 200 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Tak hanya mudah dibuat, bom panci juga tergolong “aman” untuk dibawa-bawa tanpa menimbulkan curiga. Inilah yang membuatnya lebih bahaya
Apa yang membuat bom ini sangat berbahaya adalah tampilannya yang “biasa” saja. Melihat orang membawa-bawa panci tentu bukan kategori yang bisa kamu nilai mencurigakan. Mungkin saja dia teringat bahwa panci di rumah perlu diganti, sehingga dia memutuskan untuk membeli panci sekalian pulang kerja. Karena tampilannya yang sangat biasa ini, bom panci jadi berlipat-lipat lebih berbahaya. Apalagi pembuatannya juga sangat sederhana dan bisa dipelajari sendiri secara autodidak.
Tak hanya panci yang harus diwaspadai. Ada juga bom buku yang menimbulkan teror beberapa waktu yang lalu
Agaknya metode terorisme mulai memanfaatkan alat-alat sederhana yang jarang dicurigai. Selain bom panci, ada juga bom buku yang menghebohkan beberapa waktu lalu. Dibanding bom panci yang sepertinya menyasar banyak orang, bom buku agaknya menyasar orang secara personal. Beberapa tokoh yang pernah mendapat “paket bom buku” antara lain mantan ketua BNN Gories Mere, tokoh Jaringan Islam Liberal dan kader partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla, tokoh organsiasi Pemuda Pancasila Japto Suryosumarno, dan Ahmad Dhani.
Bukan hanya material dan daya ledaknya yang sangat berbahaya, bom panci dan bom buku juga sangat mungkin terlihat wajar meski dilihat banyak orang. Aksi teror terus terjadi di waktu yang berdekatan. Kita harus sama-sama waspada dan awas pada sekitar kita. Bila kamu menemukan benda mencurigakan seperti panci yang dibungkus dengan tas, jangan ragu untuk melapor pada petugas.
Semoga aksi terorisme ini yang terakhir ya. Yuk sama-sama kita doakan supaya para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.