Film horor termasuk genre film paling laris dan diminati oleh sebagian besar masyarakat dunia. Terbukti, setiap tahun selalu ada minimal satu film horor yang masuk dalam jajaran box office. ‘Goosebumps’, ‘Insidious’, dan ‘The Conjuring’ misalnya, seringkali disebut sebagai film horor paling mengerikan selama ini. Padahal kalau dibandingkan dengan hantu Indonesia, jelas tidak ada apa-apanya. Film horor luar negeri bisa dibilang lebih mengagetkan daripada menakuti. Sementara film Indonesia, sebetulnya dengan mengandalkan bentuk fisik dari si hantu saja sudah membuatnya menyeramkan.
Kebudayaan ‘horor’ Indonesia lebih banyak terpengaruh oleh urban legend dan kisah mistis yang justru bisa memperkuat bagian cerita dan memperkaya adegan-adegan film. Sedangkan film horror Hollywood lebih modern dan jauh dari unsur supranatural. Kalau hantu-hantu kita terinspirasi dari kisah nyata, bukannya seharusnya industri film horor Indonesia juga bisa meledak atau minimal sama dengan film horor milik Hollywood ya? Atau minimal Thailand mungkin. Lalu, menurutmu industri perfilman horor negeri ini ada masalah apa?
ADVERTISEMENTS
1. Sebutlah sosok Kuyang yang kini menggemparkan warga Kalimantan. Mendengar kisahnya saja sudah bikin siapapun ketakutan
Di Indonesia begitu banyak legenda hantu yang masih eksis hingga kini. Katakan ‘Kuyang’ di Kalimantan, maka siapapun yang mendengar akan menggigil ketakutan. Di tahun 2017 yang serba modern ini, sosok Kuyang masih menggemparkan pulau Borneo. Di Kecamatan Awayan, satu bulan terakhir dikabarkan bahwa beberapa warganya telah menjadi korban makhluk pesugihan ini.
Hantu kuyang merupakan wujud kepala wanita dengan organ dalam yang terurai. Konon asal mulanya, dulu ada seorang wanita yang mendalami ilmu keabadian. Untuk terus menjadi abadi maka pada malam hari dia akan berubah menjadi kuyang dan terbang mencari mangsa darah bayi maupun janin. Sedang pada siang hari, dia akan menjadi manusia biasa. Apa dengan membayangkannya saja kamu masih sanggup tidur sendirian?
ADVERTISEMENTS
2. Belum lagi hantu perantara macam jelangkung misalnya. Kalau dibandingin sama Annabelle, lebih serem mana?
Berbicara tentang dua jenis setan ini, keduanya termasuk setan perantara, alias bukan wujud setan aslinya. Annabelle ialah tempat sementara roh halus untuk menculik jiwa manusia. Sedangkan jelangkung di Indonesia merupakan media perantara antara alam ghaib dan alam manusia. Sekali seumur hidup kamu pasti pernah tergiur untuk memainkannya ‘kan? Setelahnya, kebanyakan akan mengalami kejadian aneh seperti kesurupan bahkan diteror berkali-kali oleh hantu yang dipanggil melalui jelangkung tadi. Kalau menilik filmnya, Annabele hanya duduk dan tersenyum saja. Apa nggak lebih mengerikan jelangkung yang bisa gerak-gerak dan bisa menulis sendiri?
ADVERTISEMENTS
3. Lalu siapa pula yang mampu mengelak betapa seramnya pocong. Penampakan pocong bisa langsung buat orang pingsan, dibanding vampir yang kalau tidak meringis tak terlihat taringnya
Orang Indonesia mana sih yang nggak takut melihat ‘pesona’ pocong? Manusia yang telah meninggal dan dikuburkan, kemudian malah bangkit lagi dengan kafan dan berjalan dengan cara loncat-loncat. Inilah potret nyata hantu Indonesia. Konon katanya, si hantu yang menjadi pocong ialah orang yang telah meninggal dan tali pocongnya lupa dibuka ketika dikuburkan. Oleh karena itu arwahnya kemudian gentayangan untuk meminta tolong agar dibukakan tali pocongnya.
Karena ‘penampilan’ riil yang sangat dekat dengan kepercayaan islam, maka hantu ini cukup menyeramkan. Sementara itu, sosok vampir Eropa lain cerita, bagaimana bisa mereka menggambarkan vampir yang bisa jatuh cinta dan mencari mangsa manusia sebagai pasangannya? Biarpun hantu, mereka tampan, kuat, dan keren. Kalau masalah siapa yang lebih seram, pocong jelas menang mutlak ‘kan?
ADVERTISEMENTS
4. Penampakan kuntilanak dengan rambut panjang dan ketawa khasnya, bisa membuat siapapun kencing di celana. Hantu barat seperti Bloody Mary yang pendiam atau bahkan tak bersuara, bukan tandingannya
Hingga saat ini, orang yang melihat penampakan kuntilanak pasti akan menyebut bahwa dia adalah perempuan dengan wajah mengerikan, berambut panjang dan gaun putih super lusuh. Hantu ini dikenal suka menggoda para laki-laki nakal. Konon, kuntilanak ialah perempuan yang meninggal saat proses melahirkan. Penampakannya akan muncul dari atas pohon dan bersemayam menghantui bangunan yang belum jadi atau lama tak ditinggali.
Jangankan melihat sosoknya, mendengar tawa dan senandungnya saja pasti bikin kamu mati rasa. Sementara itu, di barat ada sosok Bloody Mary yang katanya bisa muncul di depan cermin kalau namanya dipanggil tiga kali. Kalau dia harus menunggu panggilan, bukannya kuntilanak yang bisa dateng kapan aja lebih serem ya?
ADVERTISEMENTS
5. Ah andai film horor negeri ini jauh dari adegan cabul dan digarap lebih serius lagi, mungkin bisa mendapat apresiasi internasional
Kalau dalam hal eksplorasi cerita dan wujud hantu, Indonesia bisa dibilang lebih kaya. Lalu kenapa tak bisa lebih unggul dari Jepang atau Thailand saja misalnya? Apa nggak disayangkan, ketika belakangan film horor negeri ini seolah sudah disabotase aura mistisnya dan lebih cenderung kepada genre horor yang diselimuti perempuan-perempuan seksi di dalamnya?
Sebutlah film horor Indonesia era 1980-an yang seringkali dimainkan oleh Suzzanna, ‘Sundelbolong’, ‘Malam Satu Suro’, ‘Malam Jumat Kliwon’, dan ‘Beranak Dalam Kubur’ misalnya. Film-film tersebut nampak lebih baik dibanding film horor Indonesia lainnya di masa kini. Bisa jadi karena penggarapannya yang lebih jeli, sehingga memiliki kemampuan menakuti yang lebih tinggi. Dan setelah mengalami tidur panjang cukup lama, gairah film horor negeri ini kembali bangkit tahun 2001 dengan film Jelangkung yang bisa dibilang cukup berhasil juga.
Lalu pertanyaannya adalah, kenapa berbagai kearifan lokal macam beragamnya prosesi pemakaman, keterlibatan ustadz sebagai pengusir setan, atau hantu yang sampai sekarang masih sering meneror manusia seperti Leak, Kuyang, Palasik tidak bisa digarap dengan kuat?