Memasuki akhir tahun, biasanya banyak dari kamu yang udah bikin ancang-ancang buat liburan. Dari yang cuma liburan ke pantai deket rumah, sampai yang berhasil menabung untuk plesir ke luar negeri. Nah, kalau liburan ke yang deket-deket sih biasanya nggak perlu persiapan segudang ya. Beda kalau perginya ke negara lain. Tentu butuh persiapan lebih banyak, mulai baju, duit, memori kamera, sampai colokan! Iya, colokan! Jangan bilang kamu baru tahu kalau colokan di tiap negara itu beda-beda??
Kalau di Indonesia kita biasa pakai colokan yang lubangnya dua (2 pin), lain halnya dengan negara-negara lain. Bahkan saat ini diperkirakan ada sekitar 200 jenis colokan berbeda lho. Padahal negara yang diakui PBB aja cuma 193. Nah, sebenarnya kenapa ya kok colokan di dunia beda-beda? Bukannya kalau kayak gitu malah merepotkan? Sebelum buru-buru ngomel, mending simak dulu rangkuman Hipwee News & Feature berikut ini soal alasan kenapa colokan bisa beragam jenisnya. Simak kuy~
ADVERTISEMENTS
Semua ini bermula dari kemunculan listrik untuk rakyat pada abad ke-19 di Amerika Utara dan Eropa. Sambungan listrik waktu itu dipakai buat penerangan aja
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Baru tahun 1903, Harvey Hubbell berhasil menemukan colokan 2 pin mirip yang kita pakai sekarang
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Seiring perkembangan teknologi, muncul berbagai alat elektronik yang pakai colokan 2 pin
Tapi ternyata kemajuan itu malah memunculkan masalah baru, yakni perbedaan harga tarif sambungan listrik. Demo pun nggak bisa dihindari
ADVERTISEMENTS
Emang dasar manusia udah dari dulu terlampau kreatif ya, akhirnya banyak yang coba mengakalinya pakai Edison Screw Fitting
Intinya mereka sengaja mencolokkan alat elektronik ke sambungan lampu biar biaya listriknya lebih murah!
Jelas aja ini membahayakan soalnya rentan kecelakaan. Buat meminimalisirnya, diciptakanlah colokan 3 pin buat menetralkan suplai listrik ke tanah
Munculnya variasi colokan ini, jadi inspirasi bagi banyak pihak buat menciptakan inovasi colokan lain yang diklaim lebih aman
Dunia mengalami kegalauan colokan soalnya jadi banyak macamnya. Tapi akhirnya dibentuklah Komite Teknik Elektro Internasional (IEC) buat menetapkan standar colokan universal
Tapi sayang banget usaha mereka ini bebarengan sama Perang Dunia, jadi nggak terlalu digubris deh
Setelah PD berakhir, tahu-tahu udah banyak aja jenis colokan tersebar
Meski kayaknya susah banget mengatur standar colokan dunia, IEC nggak menyerah gitu aja. Pada akhirnya mereka menetapkan standar colokan tipe N. Sedihnya, cuma Brazil aja yang mau nurut 🙁
Alasannya tiap negara udah terlanjur menetapkan standar daya, tegangan, dan arus listrik masing-masing. Mereka mengacu pada 2 standar voltase internasional, yaitu Amerika Utara dan Eropa
Jadi colokan listrik di tiap negara itu sebenarnya merepresentasikan sejarah panjang dari negara itu sendiri. Kayak Indonesia yang ternyata colokannya sama dengan bekas penjajah kita, Belanda
Ya pada akhirnya ngatur semua negara buat pakai colokan sesuai standar emang susah sih. Lah udah terlanjur pada punya standar masing-masing
Kalau emang mau direalisasikan, semua harus siap bakal merombak ribuan bahkan jutaan gedung seluruh dunia! Bayangkan berapa duit yang dihabiskan?
Daripada buat revisi gituan, mending duitnya buat bayar utang negara. Ya nggak?
Nah, gimana? Udah paham, ‘kan, kenapa colokan di tiap negara bisa beda-beda. Ada baiknya sebelum kalian berangkat liburan ke luar negeri, cari info soal colokan di negara tujuanmu ya! ‘Kan berabe kalau udah bawa kamera, ponsel, atau laptop tapi kalau baterai habis nggak bisa nge-charge..