Dalam Sehari Ada 2 Kasus Keracunan Massal di Sukabumi. Korbannya Mencapai Ratusan Termasuk Anak-anak

Keracunan massal di Sukabumi

Sejak dulu, masyarakat Indonesia sudah akrab dengan acara hajatan yang biasanya digelar untuk memperingati sesuatu, seperti hari kelahiran, hari kematian, atau hari pernikahan. Dalam hajatan itu, biasanya si empunya acara menyuguhkan hidangan untuk dimakan para tamu undangan. Mungkin nggak banyak dari kita yang berpikir jika sebuah acara hajatan bisa jadi mimpi buruk para tamu karena ternyata makanannya beracun.

Bukan mau menuduh atau apa, tapi keracunan massal itu benar-benar terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Lantaran makan makanan di sebuah peringatan seratus hari kematian warga, ratusan orang tumbang akibat keracunan. Satu bocah 9 tahun bahkan dilaporkan meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit. Mirisnya lagi, peristiwa yang terjadi Selasa, 10 September kemarin itu bukan satu-satunya yang terjadi hari itu. Ada lagi kasus lainnya di hari yang sama.

ADVERTISEMENTS

Peristiwa keracunan massal menggegerkan warga Kampung Pangkalan, Sukabumi, Jawa Barat. Ratusan orang terpaksa dirawat setelah keracunan makanan hajatan warga

Dalam Sehari Ada 2 Kasus Keracunan Massal di Sukabumi. Korbannya Mencapai Ratusan Termasuk Anak-anak

Keracunan massal di Sukabumi via regional.kompas.com

Sebuah acara peringatan seratus hari kematian warga mendadak jadi mimpi buruk setelah 136 orang jadi korban keracunan makanan. Seperti dilansir dari Kompas , Kampung Pangkalan, Desa Bojonggaling, Kecamatan Bantargadung, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa 10 September lalu. Sebagian besar pasien kini dirawat di Puskesmas Bantargadung, sedangkan 22 di antaranya dirujuk ke RSUD Palabuhanratu dan sebanyak 1 pasien ke RSUD Sekarwangi di Cibadak karena kondisinya kritis.

Gejala yang dialami para korban rata-rata sama, yakni mual, muntah, pusing hingga diare dan dehidrasi.

ADVERTISEMENTS

Kejadian di atas telah menelan satu korban meninggal, seorang bocah usia 9 tahun yang sejak Selasa kondisinya terus menurun. Kasus ini sekarang masih ditangani pihak berwajib

Dalam Sehari Ada 2 Kasus Keracunan Massal di Sukabumi. Korbannya Mencapai Ratusan Termasuk Anak-anak

Sudah menelan satu korban meninggal via news.detik.com

Bocah inisial R usia 9 tahun dilaporkan menghembuskan napas terakhir di RSUD Palabuhanratu, pada Kamis (12/9), seperti yang diwartakan Kompas . Sebelumnya, R sempat dirawat di Puskesmas Bantargadung. Tapi Selasa sore kondisinya menurun dan akhirnya dirujuk ke rumah sakit. Saat masih mendapat perawatan intensif, R dikabarkan meninggal dunia.

Mengenai penyebab pasti keracunan massal itu, katanya masih dalam proses penyelidikan. Pihak kepolisian sudah mengambil sampel makanan hajatan untuk kemudian dikirim ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Bandung, Jawa Barat.

ADVERTISEMENTS

Usut punya usut, kasus yang terjadi di Kampung Pangkalan itu bukanlah kasus keracunan satu-satunya yang terjadi pada hari itu, ada lagi yang lain. Korbannya pun mencapai ratusan

Dalam Sehari Ada 2 Kasus Keracunan Massal di Sukabumi. Korbannya Mencapai Ratusan Termasuk Anak-anak

Keracunan juga dialami ratusa karyawan pabrik via news.detik.com

Sebanyak seratusan karyawan pabrik boneka PT Royal Puspita di Kabupaten Sukabumi, pada Selasa 10 September juga mengalami keracunan massal. Bedanya, mereka merasakan gejala mual dan muntah-muntah setelah menyantap makanan di warung dekat pabrik. Dilansir Detik , Kapolsek Parungkuda Resor Sukabumi Kompol Maryono, mengatakan ada 41 orang dirawat di RS Alta sedangkan 70 lainnya di Puskesmas Parungkuda. Penyebab keracunan juga masih diselidiki.

Kebanyakan keracunan disebabkan oleh virus atau bakteri yang ada di makanan. Sebenarnya hal ini bisa diminimalisir jika kita mengutamakan makan makanan yang dimasak sendiri. Tapi jika terpaksa makan di luar dan pahit-pahitnya keracunan, kita bisa menerapkan pertolongan pertama seperti minum air putih yang banyak, buang air kecil, makan makanan ringan, minum tablet obat karbon aktif, minum susu, dan sesegera mungkin pergi ke rumah sakit.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE