Jumat (29/11) lalu, seorang atlet Sea Games asal Indonesia bernama Shalfa Avrila Siani dikabarkan telah dicoret dan dipulangkan karena alasan sudah tak perawan. Hal tersebut menjadi kabar mengejutkan bagi semua orang yang mendengarnya, terlebih bagi Shalfa sendiri dan juga keluarganya. Dalam laporan Kompas disebutkan jika berita tersebut membuat psikisnya terpukul.
Berbagai upaya juga telah dilakukan keluarga Shalfa untuk mendapat keadilan. Hal itu mengingat bahwa keperawanan sebenarnya bukan merupakan prasyarat seorang atlet untuk bertanding di Sea Games. Apalagi setelah dilakukan tes keperawanan, tudingan tersebut tak terbukti secara medis.
ADVERTISEMENTS
Kasus berawal dari tanggal 13 November lalu saat Shalfa berangkat menjalani pelatihan
Awal mula kasus ini terjadi adalah saat Ibu dari Shalfa yang bernama Ayu ditelepon oleh tim pelatih anaknya untuk segera menjemput Shalfa di pusat Pelatnas Persani yang ada di Gresik. Di tempat tersebutlah Shalfa menjalani latihan senam guna mengikuti pertandingan di Sea Games.
Dalam keterangan yang disebutkan melalui pembicaraan telepon, Ayu menjelaskan bahwa pihak pelatih memberikan alasan mengapa anaknya diberhentikan adalah karena terkait indisipliner dan juga perihal status keperawanan. Saat dirinya menjemput Shalfa di Gresik, sang asisten pelatih juga menjelaskan anaknya dinilai tak layak lagi mengikuti pelatihan karena sudah tak lagi perawan.
ADVERTISEMENTS
Sebenarnya Shalfa sempat kembali mengikuti pelatihan sebelum akhirnya pihak pelatih kembali mempermasalahkan
Beberapa waktu setelah Shalfa dijemput oleh ibunya di pusat pelatihan, sebenarnya ia sempat kembali mengikuti aktivitas pelatihan. Hal tersebut menyusul setelah ibunya bersedia untuk melakukan tes keperawanan secara medis terhadap anaknya. Namun, di tengah-tengah waktu latihan berlangsung, pihak pelatih kembali mempermasalahkan hal itu.
Ayu pun akhirnya bergegas membawa pulang Shalfa dan melakukan tes keperawanan di Rumah Sakit Polri Kediri pada 20 November lalu. Sayangnya, pihak pelatih menolak bukti bahwa tudingan tersebut tidak benar dengan meminta tes keperawanan dilakukan di rumah sakit yang ada di daerah Gresik.
ADVERTISEMENTS
Pihak keluarga mencari keadilan atas tudingan diskriminatif yang diarahkan kepada anaknya
Menanggapi penolakan bukti yang dilakukan oleh pihak pelatih, akhirnya Ayu menempuh jalan untuk mencari keadilan bagi anaknya. Hal tersebut dilakukannya mengingat adanya perubahan psikis yang terjadi kepada anaknya. Mulai dari sikapnya yang menjadi murung dan merasa malu terhadap teman-temannya karena tudingan tak berbukti tersebut.
Didampingi oleh seorang pengacara, akhirnya Ayu melayangkan surat kepada Persani, Koni, hingga presiden terkait dengan persoalan itu. Meskipun begitu, hingga saat ini pihak keluarga Shalfa belum mengambil keputusan untuk menempu jalur hukum terkait nama baik.
ADVERTISEMENTS
Kabar terbaru, pihak Persani bantah jika mereka mencoret Shalfa karena alasan tidak logis tersebut
Setelah polemik tersebut menimbulkan pro dan kontra bagi masyarakat luas, akhirnya pihak Persani pun memberikan klarifikasi. Hal itu dilakukan oleh Ita Yulianti selaku Ketua Umum PB Persani. Menurutnya pencoretan Shalfa murni terjadi lantaran penurunan prestasi yang dialami atlet asal Kota Kediri tersebut. Pihak Persani sebelumnya memang telah menilai bahwa prestasi Shalfa menurun secara drastis.
Selanjutnya, Ita juga berharap bahwa polemik tersebut segera berakhir dan tak mengganggu fokus serta konsentrasi para atlet yang tengah megikuti ajang perlombaan bergengsi itu.