Bencana kabut asap yang melanda sejumlah wilayah di Kalimantan dan Sumatera perlahan mulai berkurang. Titik-titik api yang tersebar di hutan-hutan dan lahan di sana juga sudah mulai padam pelan-pelan. Membaiknya kondisi itu disebabkan adanya hujan buatan bikinan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Mereka berhasil memodifikasi cuaca lewat penaburan kapur tohor aktif pada awan-awan di Kalimantan dan Sumatera.
Sebelum turun hujan buatan, katanya pemerintah sempat mengerahkan sejumlah helikopter untuk water bombing. Tapi cara itu tetap kurang efektif menghentikan persebaran titik api. Alhasil, warga harus hidup di tengah kepungan asap berminggu-minggu lamanya. Sulitnya pemadaman itu salah satunya karena lahan yang terbakar adalah lahan gambut. Memangnya kenapa ya kebakaran di lahan gambut susah sekali dipadamkan?
ADVERTISEMENTS
1. Pada kondisi alami, sebetulnya lahan gambut ini bersifat seperti spons yang menyerap dan menahan air. Tapi kalau sedang musim kemarau, gambut bisa dengan mudah terbakar
Gambut adalah akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang berada di dalam tanah dan setengah membusuk.
Kalau kondisinya normal, gambut bisa berguna banget untuk sumber energi, karena sifatnya yang mampu menyerap dan menahan air. Tapi kalau musim kemarau, gambut bisa sangat kering, makanya cenderung mudah terbakar. Sudah mudah kebakar, eh, malah sengaja dibakar. Kalau sudah begitu api di lahan gambut akan sulit dipadamkan. Api bisa menjalar sampai kedalaman 4 meter, seperti dikutip dari Beritagar.
ADVERTISEMENTS
2. Walaupun api di permukaan sudah hilang, bukan berarti api benar-benar padam lo. Karena kemungkinan di bawah tanah masih ada api yang menyala
Saat musim kemarau, lahan gambut bisa sangat kering sampai kedalaman tertentu. Ini yang membuat kebakaran di lahan gambut akan sulit sekali dipadamkan. Walaupun api di permukaan sudah hilang, bukan berarti api di dalam tanah juga berhasil padam. Malah sisa gambut di bawah itu jadi semacam bahan bakar yang bisa memantik kembali api di permukaan agar menyala. Ini juga yang jadi penyebab adanya asap hitam nan tebal.
ADVERTISEMENTS
3. Bara api di dalam tanah itu sulit sekali dideteksi. Jika tidak ada hujan yang intensif, api bisa bertahan hingga berbulan-bulan lamanya. Wah, pantas aja kabut asap kemarin awet banget 🙁
Sulitnya mendeteksi lokasi bara api di dalam tanah lahan gambut itu juga jadi penyebab kenapa memadamkan api di sana terasa tidak mudah. Biasanya api baru bisa mati total setelah ada hujan berhari-hari. Hujan buatan kemarin aja belum sepenuhnya berhasil memadamkan api di Kalimantan dan Sumatera lo, baru sebagian wilayah aja yang sudah padam.
ADVERTISEMENTS
4. Luasnya wilayah juga jadi faktor lain yang makin mendukung sulitnya memadamkan api di lahan gambut
Selain merambat ke bawah, api di lahan gambut juga bisa dengan cepat merambat ke sekitar sampai sejauh 5 kilometer dari titik awal, seperti kata Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Ruandha Agung Sugadirman dalam Tempo. Bahkan gara-gara puntung rokok aja gambut bisa langsung terbakar dan api menyebar dengan cepat. Memadamkannya butuh usaha yang nggak main-main.
Kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan dan Sumatera itu termasuk kejadian yang selalu berulang setiap tahunnya. Orang terus berlomba-lomba membuka lahan baik untuk pertanian atau perkebunan lewat cara pembakaran. Padahal hal itu bisa merugikan warga setempat. Kan kasihan kalau tiap tahun mereka harus terpapar asap beracun, bisa-bisa kena penyakit paru-paru 🙁