Di berbagai grup percakapan daring beredar info dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) soal peringatan dini cuaca ekstrem yang akan melanda beberapa wilayah pesisir selatan Pulau Jawa. Penyebabnya adalah pergeseran siklon tropis bernama “Cempaka”. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan disertai angin diperkirakan turun selama beberapa hari ke depan. Dalam info tersebut, warga juga diimbau untuk waspada terhadap potensi banjir atau longsor khususnya di wilayah yang rawan bencana. Cuaca ekstrem ini juga bisa menimbulkan puting beliung, angin kencang, atau kilatan petir.
Siklon tropis Cempaka yang ditengarai jadi penyebab peningkatan pertumbuhan awan hujan ini digolongkan sebagai fenomena langka oleh BMKG. Sebenarnya, apa sih siklon tropis Cempaka itu? Dan seberapa besar dampaknya bagi kehidupan kita? Hipwee News & Feature telah merangkum ulasan soal salah satu jenis badai ini untuk kamu, biar lebih waspada. Disimak bareng-bareng yuk!
Senin (27/11) kemarin, Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis BMKG berhasil mendeteksi siklon tropis Cempaka yang tumbuh di pesisir selatan Pulau Jawa
Dilansir dari Kompas, Terbentuknya bibit siklon tropis Cempaka pertama kali dilaporkan oleh Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis BMKG pada Senin (27/11) kemarin. Siklon ini terbentuk di perairan pesisir selatan Jawa Tengah pada koordinat 8,6 Lintang Selatan dan 110,8 Bujur Timur, atau sekitar 100 kilometer selatan tenggara Cilacap. Kemunculan siklon tropis Cempaka menyebabkan perubahan pola cuaca di sekitar lintasannya. Potensi hujan lebat ini diperkirakan terjadi di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Siklon tropis yang terjadi Samudera Pasifik barat dikenal juga sebagai typhoon atau topan
Siklon tropis punya sebutan yang berbeda-beda tergantung dimana lokasi terjadinya. Kalau di Samudera Pasifik, sebutannya “topan”. Di India dan Australia disebut “cyclone” atau “siklon”. Sedangkan kalau terjadi di Samudera Atlantik disebut “hurricane”. Dikutip dari laman BMKG, untuk siklon tropis sendiri, seperti namanya, terbentuk di perairan di sekitar daerah tropis yang memiliki permukaan air laut hangat, lebih dari 26,5 derajat celsius. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Angin kencang di sekitaran pusatnya memiliki kecepatan angin mencapai lebih dari 63 km/jam.
Siklon tropis punya masa hidup sendiri. Rata-rata berkisar antara 3-18 hari. Oleh karena siklon tropis mendapat pasokan energi dari lautan hangat, maka jika ia masuk wilayah perairan dingin atau daratan, kekuatannya akan melemah bahkan punah.
Siklon tropis kali ini dinilai sebagai fenomena langka dan diperkirakan bertahan selama dua hingga tiga hari ke depan
Jika dibandingkan dengan siklon-siklon tropis lainnya, siklon tropis yang terjadi kali ini menurut BMKG termasuk fenomena langka karena posisinya paling dekat dengan daratan dan terpantau jelas oleh BMKG. Sejak 2008, terpantau sudah 4 kali siklon sropis terjadi di Indonesia. Pertama siklon tropis Durga di perairan barat daya Bengkulu pada 22-25 April 2008. Kedua, siklon tropis Anggrek di perairan barat Sumatera pada 30 Oktober-4 November 2010. Ketiga, siklon tropis Bakung di perairan barat daya Sumatera pada 11-13 Desember 2014. Dan keempat, siklon tropis Cempaka yang terjadi saat ini.
Potensi hujan lebat tak hanya diprediksi terjadi di Jawa saja, melainkan juga di beberapa wilayah di Sumatera
Dilansir Antara, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Teguh Wardoyo mengatakan kalau Pacitan jadi daerah yang paling merasakan dampak siklon tropis ini. Selain Jawa, beberapa wilayah di Sumatera seperti wilayah Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Lampung, berpotensi dilanda angin kencang hingga 30 knot. Gelombang setinggi 2.5 – 6 meter juga diprediksi terjadi di perairan selatan Jawa Timur, Laut Jawa bagian timur, Selat Sunda bagianselatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, dan Samudera Hindia barat Bengkulu hingga selatan Jawa Tengah.
Dengan adanya prediksi cuaca ekstrem hingga beberapa hari ke depan ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siaga saat melakukan aktivitas di luar rumah, terutama yang lokasinya di sekitar pantai karena dikhawatirkan ada gelombang yang pasang. Masyarakat juga diharapkan hati-hati terhadapa beberapa kemungkinan lain seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, atau jalanan licin.