Orang-orang Jepang selama ini dikenal sebagai pekerja keras yang rela pergi pagi pulang malam setiap harinya. Bekerja bagi mereka seolah seperti candu. Saking kerasnya bekerja, hari libur atau cuti yang harusnya jadi hak mereka, jarang banget diambil dan dimanfaatkan dengan baik. Sampai-sampai banyak perusahaan yang malah mati-matian memaksa karyawannya mengambil cuti buat refreshing. Malah ada yang menerapkan denda bagi pegawai yang kebanyakan lembur lo!
Tapi sebenarnya, nggak semua warga Jepang itu pekerja keras. Justru sebaliknya, banyak juga penduduk di sana yang mengisolasi diri dari lingkungan. Kerjaannya ya cuma tiduran, baca buku, atau nonton TV di kamar. Mereka nggak pernah keluar rumah kecuali untuk membeli makan atau belanja kebutuhan sehari-hari, benar-benar anti sosial deh! Mungkin kelihatannya enak banget ya kerjaannya santai-santai doang, tapi kebanyakan orang-orang ini malah dulunya ambisius lo! Kok bisa hidupnya jadi berubah drastis gitu ya?
ADVERTISEMENTS
1. Di Jepang, sekelompok orang yang memilih mengurung diri dari kehidupan sosial ini dinamakan hikikomori. Mereka ‘sembunyi’ dari lingkungan setidaknya selama setahun. Banyak juga yang lebih
ADVERTISEMENTS
2. Hikikomori mulai populer di Jepang tahun 1990-an. Waktu itu banyak orangtua yang mengeluh kalau anaknya jadi mogok sekolah dan mengurung diri selama berbulan-bulan. Kebanyakan penderitanya remaja laki-laki 15 tahun
ADVERTISEMENTS
3. Banyak orang yang mengalami tekanan sosial sebelum jadi hikikomori. Ada yang gagal ujian, dituntut masuk institusi ternama, dan lain-lain. Karena perasaan tertekan itulah mereka akhirnya memutuskan menyendiri
ADVERTISEMENTS
4. Semakin ke sini, hikikomori makin jadi masalah sosial yang serius. Tahun 2016 pemerintah Jepang merilis hasil survei yang menyatakan ada 541 ribu orang hikikomori usia 15-39 tahun. Sekitar 35 persennya sudah jadi ansos selama 7 tahun lebih!
ADVERTISEMENTS
5. Tahun 2030, Jepang diramalkan bakal mengalami ledakan hikikomori dengan penderitanya berumur 60 tahun lebih
ADVERTISEMENTS
6. Kalau tren ini dialami mereka yang lanjut usia, masalahnya bakal dobel-dobel, karena selain mereka jadi nggak produktif lagi, orang-orang ini juga akan kehilangan kerabat dekat yang sudah pada merantau. Jadinya nggak ada yang menyokong hidup mereka
7. Jika dibiarkan, lama-lama Jepang akan kehilangan penduduk yang usianya produktif. Bayangkan kalau negara tersibuk itu jadi nggak punya pemasukan karena tenaga kerjanya minim…
8. Untungnya, di Jepang ada sebuah organisasi nonprofit yang peduli sama masalah ini, namanya New Start. Mereka memang fokus mengentas hikikomori dari kehidupan terisolasi mereka
9. New Start akan mulai menghubungi para hikikomori melalui surat. Prosesnya memang nggak instan, seringkali butuh waktu berbulan-bulan sampai akhirnya mereka mau membuka diri, membalas telepon, dan membiarkan agen New Start masuk “ruang privasi”nya
10. Tujuan akhirnya mengajak para hikikomori tinggal di asrama New Start dan mengikuti berbagai program pelatihan kerja. Biar mereka siap terjun kembali ke lingkungan sosial
Ternyata benar kalau ada yang bilang “Selalu ada dua sisi yang saling bertentangan”. Jepang yang selama ini kita kenal sebagai salah satu negara sibuk, ternyata juga punya sisi lain yang justru berkebalikan. Coba deh perhatikan, di restoran dan bar yang selalu penuh, kalau diperhatikan kebanyakan mereka justru makan sendiri-sendiri. Di jalanan yang ramai orang, kereta bawah tanah yang padat, selalu bisa ditemukan karyawan yang kelelahan.