Penyebaran virus corona di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Hingga Minggu (15/3), sudah ada 117 orang yang positif terjangkit virus tersebut. Salah satunya adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Munculnya pasien dari pihak pejabat membuktikan bahwa virus corona bisa menulari siapapun. Bahkan hingga sekarang, sudah ada 5 pasien yang meninggal dunia.
Pemerintah sempat dinilai lamban dalam menghadapi krisis ini. Bahkan World Health Organization (WHO) sempat mendesak Presiden Jokowi untuk menyatakan virus corona sebagai darurat nasional supaya bisa ditangani dengan lebih serius. Syukurlah pada Sabtu (14/3), pemerintah Indonesia telah menyatakan penyebaran virus ini sebagai bencana nasional. Lantas apa saja yang dilakukan untuk menanggulanginya? Yuk simak!
ADVERTISEMENTS
1. Untuk mencegah penyebaran virus corona, pemerintah di berbagai kota telah meliburkan sekolah selama dua pekan. Sejumlah kampus juga berinisiatif melakukannya
Dilansir dari Kompas, pemerintah Jabodetabek meliburkan sekolah dari tingkat TK sampai SMA selama dua minggu mulai Senin (16/3). Kebijakan ini juga diterapkan di Banten, Jawa Barat, Solo, Klaten, dan daerah-daerah lainnya. Sejumlah kampus juga meniadakan kegiatan belajar langsung, misalnya Universitas Indonesia dan Universitas Negeri Padang. Bahkan pelaksanaan wisuda di sejumlah kampus ditunda atau ditiadakan.
Masalahnya, kalau sekolah dan kampus diliburkan, bagaimana cara mereka belajar? Hal ini telah diantisipasi oleh kebijakan masing-masing institusi. Ada yang memberi tugas tertulis untuk dikerjakan di rumah, ada yang melakukan kegiatan belajar secara online, dan banyak lagi. Penyesuaian ini dilakukan agar para murid dan mahasiswa terhindar dari penularan virus corona.
ADVERTISEMENTS
2. Tak hanya anak sekolah, para karyawan juga perlu diperhatikan kesehatannya. Sejumlah perusahaan pun menganjurkan mereka untuk bekerja dari rumah
Sejumlah perusahaan di berbagai kota telah mengimbau karyawan untuk bekerja dari rumah, seperti dikutip dari Kompas. Jangka waktu dan sistem yang diterapkan pun berbeda-beda. Ada yang melakukannya secara bergiliran, ada juga yang melakukannya secara bersamaan dan bekerja melalui komunikasi online.
Langkah yang mirip juga dilakukan Kementerian BUMN. Mereka tetap melakukan aktivitas seperti biasa, tetapi interaksi dan mobilitasnya dibatasi. BUMN juga menganjurkan agar karyawan yang rutin menggunakan transportasi publik atau karyawan yang berusia lebih dari 50 tahun untuk bekerja dari rumah masing-masing.
ADVERTISEMENTS
3. Supaya lebih aman, sejumlah kegiatan yang mengundang keramaian juga ditunda atau dibatalkan. Termasuk Car Free Day dan konser-konser musik besar
Pemerintah DKI Jakarta telah menangguhkan izin tiga konser. Di antaranya adalah festival musik Head in the Clouds, konser band asal Inggris Foals, dan konser grup asal Jepang Babymetal yang tadinya hendak dilangsungkan Maret ini. Konser band Dream Theater yang akan berlangsung pada April mendatang juga ditunda. Tak hanya konser musik, pemerintah juga meniadakan sementara kegiatan Car Free Day (Hari Bebas Kendaraan Bermotor) di sejumlah daerah.
ADVERTISEMENTS
4. Tak kalah penting, sejumlah tempat wisata di DKI Jakarta ditutup sementara. Namun di sisi lain, pemerintah DI Yogyakarta justru mengundang wisatawan untuk datang
Supaya para warga terhindar dari virus corona, pemerintah DKI Jakarta telah menutup 23 tempat wisata selama dua pekan. Di antaranya adalah Monas, Ancol, TM Ragunan, dan sebagainya. Namun dilansir dari Tirto, pemerintah DI Yogyakarta justru mempersilakan turis datang melalui surat edaran tertanggal 9 Maret 2020 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo.
Padahal, dilansir dari Detik, seorang balita berusia 3 tahun yang menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito dinyatakan positif corona. Berita ini baru saja diumumkan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)Â Sri Sultan Hamengku Buwono X siang tadi. Melihat faktanya sekarang, agaknya pemerintah DI Yogyakarta perlu meninjau ulang surat edaran tersebut.
Dalam kondisi kritis seperti ini, semoga pemerintah lebih mengutamakan kesehatan dan keamanan para warganya. Untuk apa meningkatkan perekonomian dan pariwisata, kalau warga tak bisa menikmatinya karena tertular virus corona?