Menyaksikan siaran ulang Puteri Indonesia 2016 tanggal 24 Februari kemarin pasti bikin kamu bertanya-tanya. Bukan, ini bukan soal kontestannya. Bukan pula tentang Mbak Kezia Warouw dari Manado yang akhirnya dinobatkan sebagai Puteri Indonesia menggantikan Mbak Anindya Kusuma Putri.
Ini soal sensor tivi yang akhirnya merusak acara.
WAH! Apakah ada sesi pamer bikini di ajang Puteri Indonesia kemarin? Apakah ada ucapan MC atau pembawa acara yang kasar atau bernuansa SARA? Hmmm… Sebenarnya nggak sih…
Lha terus? Apa yang disensor?
Cek aja yang sudah Hipwee tulis di bawah ini~
ADVERTISEMENTS
Lihat deh, itu apa ya yang buram-buram? Bukan TV kamu yang rusak kok, ini sensor tivi~
Saat acara memasuki sesi 5 Besar, terjadi keganjilan. Layar TV kita tiba-tiba buram, tepatnya di kebaya para peserta Puteri Indonesia. Tepatnya Puteri Sulawesi Utara dan Sumatera Barat.
Oooh, jadi sekarang menurut sensor tivi, kebaya itu nggak senonoh, guys…
Karena bagian yang disensor adalah dada dan paha, kita sih sudah bisa menduga bahwa kebaya ini menampakkan belahan. Mungkin menurut sensor tivi, ini terlalu vulgar.
Apapun alasan mereka melakukan penyensoran di tayangan ulang ini, tetap saja tampak menggelikan. Dan guyonan sensor tivi dalam menyensor ini memang bukan yang pertama kalinya juga.
ADVERTISEMENTS
Masih ingat kekonyolan sensor tivi yang lain dalam hal penyensoran? Apa lagi kalau bukan bikini Si Sandy Spongebob atau baju renang Shizuka
Entah bagaimana pertimbangan sensor tivi dalam memutuskan penyensoran tayangan di televisi. Soalnya, tokoh kartun pun terkena sensor.
Masih ingat kan, penyesoran Si Sandy seekor tupai teman perempuan Spongebob yang memakai bikini (mungkin karena dia tinggal di laut)? Atau Si Sizhuka dalam film Doraemon yang kebetulan di episode itu sedang memakai baju renang?
Entah apa yang salah dari seekor tupai berbikini, padahal di dunia nyata juga kamu juga sebenarnya udah biasa melihat tupai tanpa busana. Si Shizuka juga sebenarnya cuma kartun yang baju renangnya juga nggak mungkin bikin orang ngiler atau berfantasi macam-macam.
ADVERTISEMENTS
Saat hal-hal sepele seperti di atas terkena sensor, tayangan lain seperti sinetron bebas mengudara. Bapak/Ibu sensor tivi, ini maksudnya gimana~
Kamu masih gagal paham dengan keputusan penyensoran? Bagaimana nggak bingung, saat hal-hal sepele seperti kebaya Putri Indonesia atau bikini dan baju renang tokoh kartun disensor, kenapa sinetron anak muda yang mengumbar kekerasan dan nggak bikin pintar malah lolos sensor? Apa fokus penyensoran ini cuma di belahan dada? 🙁
Bisa tolong jelaskan Bapak/Ibu sensor tivi, kenapa bisa seperti itu?
ADVERTISEMENTS
Karena dari sini kami jadi bertanya-tanya, sebenarnya motivasi menyensor hal-hal itu apa ya?
Kalau tujuan menyensor untuk mencegah penonton terpengaruh hal-hal yang kurang pantas, sebenarnya makna “terpengaruh” dan “kurang pantas” di sini sendiri kurang jelas. Apa sensor tivi juga berpikiran supaya anak Indonesia nggak terpengaruh Puteri Indonesia yang memakai kebaya modern? Atau mungkin sensor tivi kepingin kita berhati-hati supaya nggak berubah jadi… kartun… kayak Sandy dan Shizuka?
ADVERTISEMENTS
Hmmm kita lihat aja 5-10 tahun ke depan, bakal jadi kayak apa sih Indonesia? Kira-kira apa lagi yang bakal disensor ya?
Yuk main tebak-tebakan. Kira-kira 5-10 tahun lagi, apa lagi ya yang bakal disensor? Mungkin nih, mungkin sensor tivi juga bakal menyensor belahan rambut. Atau mungkin belahan jiwa? Aduh… semoga aja enggak ya. Kalau beneran iya, mau jadi kayak apa kita, belahan jiwa disensor 🙁 Nanti yang jomblo, jomblo terus dong… :(((
“KPI mengklarifikasi bahwa mereka bukan pihak yang berwenang mensensor televisi. keterangan di artikel ini diubah menurut klarifikasi tersebut.”