Tahun baru kali ini sepertinya memang bukan tahun yang baik bagi banyak orang di penjuru dunia. Jika di Indonesia kita sudah cukup dibuat sedih dengan banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya hingga memakan puluhan korban meninggal, di Australia ada kejadian yang nggak kalah memilukan. Negeri kanguru itu sedang dilanda kebakaran hutan dan lahan yang begitu besar sejak beberapa bulan lalu. Ribuan rumah dan bangunan hangus terbakar, jutaan hektar lahan habis dilalap api, miliaran spesies musnah karena si jago merah.
Sekilas seperti diingatkan kembali dengan karhutla yang terjadi di Kalimantan dan Sumatera tahun lalu. Kalau kamu merasa kebakaran kemarin sudah sangat parah, kebakaran di Australia ini justru jauh lebih parah lagi. Saking besar dan masifnya, sampai-sampai Australia diibaratkan kejatuhan bom atom! Mirisnya hingga kini pun seolah belum ada tanda-tanda kebakaran ini bakal membaik. Bagaimana sih suasana di sana? Mari kita simak bersama dalam kumpulan foto yang telah berhasil Hipwee himpun ini.
ADVERTISEMENTS
1. Kebakaran pertama kali dilaporkan terjadi sekitar awal September. Namun karena cuaca kering ditambah temperatur di Australia memang sedang meningkat, kebakaran terus meluas dan belum berakhir hingga sekarang
ADVERTISEMENTS
2. Saat ini wilayah yang paling parah terdampak adalah negara bagian New South Wales. Lebih dari 1.300 rumah hangus terbakar dan total 24 orang meninggal dunia
ADVERTISEMENTS
3. Menteri Transportasi negara bagian itu, Andrew Constance, menyebut ini bukan kebakaran hutan, melainkan bom atom. Mungkin saking besar dampaknya ya
ADVERTISEMENTS
4. Api yang melahap hutan dan lahan di Australia menyebabkan udara di sana jadi tak layak bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Awal Desember lalu, udara di Sydney berada 11 tingkat di atas level “berbahaya”
ADVERTISEMENTS
5. Satelit Terra menemukan bahwa tingkat karbon monoksida di wilayah tersebut sangat tinggi. Gas berbahaya dan tidak berbau itu dilepaskan oleh pembakaran tanaman dan bahan bakar fosil
ADVERTISEMENTS
6. Kebakaran Australia juga memicu munculnya badai api. Badai api terjadi akibat kobaran api, memicu cuaca panas dan membuatnya naik ke udara lalu membentuk pusaran angin dan menghisap api yang sedang menyala-nyala
Badai api ini bisa membentuk awan yang disebut pyrocumulonimbus setinggi 16 kilometer, yang membuat kondisi cuaca di sekitar lokasi berubah drastis, sulit diperkirakan, dan memicu kilat meski nggak hujan.
7. Hingga saat ini total area yang telah dilahap api diperkirakan seluas Belgia dan Haiti digabung jadi satu, atau sekitar 5,9 juta hektar!
8. Kondisi parah akibat karhutla ini membuat pemerintah setempat mengeluarkan “travel warning“. Ribuan penduduk dan turis dievakuasi ke lokasi yang lebih aman
9. Inilah situasi mencekam di Australia, langit berubah menjadi merah akibat dipenuhi asap dan kobaran api. Pemandangan yang sama di langit Jambi saat karhutla melanda wilayah Sumatera waktu itu
10. Akibat kebakaran ini sampai-sampai banyak wilayah di Australia temperaturnya mencapai 40 derajat celsius! Parah sih ini…
11. Selain membuat suhu temperatur naik, kebakaran besar ini juga melepaskan emisi karbon CO2 ke atmosfer yang nggak main-main banyaknya
12. Tentu saja nggak cuma manusia yang merugi akibat kebakaran ini. Satwa asli Australia seperti kanguru dan koala banyak juga yang jadi korban. Diperkirakan 8.000 koala mati dilalap api
13. Nggak hanya kanguru dan koala, ahli ekologi Sydney memperkirakan setengah miliar mamalia, burung, dan reptil telah mati sejak kebakaran dimulai
14. Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, menjadi sorotan karena dianggap nggak becus mengatasi kebakaran hutan ini. Ia juga dikecam oposisi dan pemerhati lingkungan lantaran kebijakannya mempertahankan industri tambang batu bara
Kalau bicara penyebab karhutla Australia ini sebetulnya cukup kompleks, nggak cuma semata-mata global warming aja. Kabarnya, penyebabnya justru dari hal-hal kecil seperti putung rokok hingga sambaran petir. Tapi karena cuaca di sana sedang sangat kering, hujan tak kunjung datang, dan kelembaban tanah rendah, kebakaran jadi meluas dan terus memburuk. Ditambah juga efek pemanasan global.
Mengenai kapan berakhirnya pun juga masih misterius. Pasalnya Australia malah baru memasuki musim panas di mana biasanya temperatur akan melonjak di Januari dan Februari. Sedih banget ya… Semoga pemerintah segera menemukan cara terbaik menyudahi kebakaran ini deh!