Penyebaran Covid-19 di Tanah Air belum juga mereda. Di tengah pandemi yang mencekam, pemerintah Indonesia dan berbagai pihak swasta berusaha untuk melakukan vaksinasi bagi segenap masyarakat. Sejumlah lansia dan para pekerja yang rentan terkena virus begitu antusias untuk mengikuti program vaksinasi ini. Sayang, ada beberapa oknum yang melakukan tindakan kurang etis terkait vaksinasi ini.
Beberapa waktu ke belakang, media sosial diramaikan dengan kasus soal vaksinasi. Menurut laporan masyarakat, ada oknum yang melakukan penyuntikan vaksin kosong. Tentu saja ini adalah masalah serius yang bisa menimbulkan korban dan sudah termasuk penipuan. Setelah viral, pelaku penyuntikan kosong tersebut berhasil diamankan oleh pihak kepolisian dan akhirnya meminta maaf. Apa kata sang pelaku terkait penyuntikan vaksin kosong tersebut?
ADVERTISEMENTS
Pelaku kasus vaksin kosong di Pluit, Jakarta Utara meminta maaf pada korban dan masyarakat Indonesia
Viral suntikan vaksin kosong di sentra vaksinasi Sekolah IPEKA, Pluit, Jakarta Utara, pada Jumat (6/8).
Selengkapnya Klik Link https://t.co/2Hh93Y45Nl pic.twitter.com/j8FMUi7L7d
— Radio Elshinta (@RadioElshinta) August 10, 2021
Tenaga kesehatan berinisial EO akhirnya meminta maaf atas kelalaiannya saat melakukan penyuntikan vaksin Covid-19 beberapa waktu lalu. Diketahui, EO menyuntikan vaksin kosong di daerah Pluit, Penjaringan Jakarta Utara. Ia kemudian meminta maaf pada korban terutama keluarga dan orang tua anak yang videonya viral saat mendapatkan vaksin kosong tersebut.
Selain meminta maaf pada korban, pelaku juga mengakui bahwa ia telah menyuntik sebanyak 599 orang pada hari yang sama saat ia menyuntikan vaksin kosong. Ia kemudian meminta maaf pada segenap masyarakat Indonesia yang telah dirugikan dan siap untuk menanggung akibat dari perbuatan yang ia lakukan. EO siap menjalani proses hukum yang berlaku. Menurut pihak kepolisian, EO dijerat pasal 14 UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular dengan ancaman satu tahun penjara.
ADVERTISEMENTS
Kasus vaksin janggal seperti ini bukan hal yang pertama terjadi di Indonesia. Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana sampai harus melakukan sidak puskesmas terkait kasus serupa yang terjadi di daerahnya
Kasus vaksin seperti ini bukanlah hal yang pertama kali terjadi di Indonesia. Jauh sebelum kasus di Jakarta Utara, Bupati Karawang, dr Hj Cellica Nurrachadiana harus turun ke lapangan untuk memastikan dugaan penyuntikan vaksin janggal di daerah yang dipimpinnya. Kasus soal vaksin di Karawang ini bermula dari sebuah video berdurasi 14 detik yang menghebohkan jagat maya. Pemilik video memperlihatkan vaksinator yang hanya menyuntikkan jarum di tangannya saja tapi tak menyuntikkan cairan vaksin.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Juli 2021 silam. Pasca kasus ini mencuat, Satgas Penaganan Covid-19, pemerintah daerah, bupati, dinas kesehatan dan kapolres langsung memeriksa kabenaran kasus ini. Untuk mengetahui kebenaran kasus, pihak kepolisian memeriksa sejumlah saksi, termasuk pemilik video untuk memastikan apakah tubuhnya benar-benar belum disuntik cairan vaksin atau sudah.