Selama dua hari ini, semesta maya dihebohkan dengan insiden antara perawat dan pasien di salah satu rumah sakit bergengsi di Indonesia. Dalam video yang beredar, perawat menerima tamparan dan tendangan dari anggota keluarga seorang pasien. Tak lama, video penganiayaan itu menyebar dan menuai beragam komentar. Saking ramainya diperbincangkan, peristiwa itu memicu tagar #SavePerawatIndonesia trending di tangga topik Twitter.
Semenjak kasus itu mencuat ke publik dan menjadi viral pada hari Kamis (15/4), banyak orang yang ingin tahu bagaimana kelanjutannya terutama tentang nasib si pelaku. Nah, ini dia kabar terbaru dari kasus penganiayaan terhadap perawat.
ADVERTISEMENTS
Sebenarnya penganiayaan bermula dari persoalan sepele. Disinyalir kurangnya pengetahuan, pelaku langsung main tangan
Sebagian besar warganet menilai penganiayaan itu berlebihan. Pasalnya, pemicu masalah sebenarnya cukup sepele dan bisa diselesaikan dengan kepala dingin. Namun, alih-alih menerima penjelasan terlebih dahulu, pelaku justru main hakin sendiri sampai melukai sang perawat secara fisik.
Menukil Kompas, pelaku yang berinisial JT hendak menjemput buah hatinya yang tengah dirawat di sebuah rumah sakit swasta di Palembang. Tiba di rumah sakit, JT mendapati tangan sang anak berdarah setelah infusnya dilepas. Nggak terima dengan kondisi sang anak, JT pun memanggil pihak rumah sakit dan perawat yang mencabut jarum infus dari tangannya. Padahal, keluarnya darah usai selang infus dilepas adalah hal biasa. Apalagi bila anak masih aktif bergerak. Situasi makin panas ketika istri JT menduga ada jarum yang tertinggal di tangan sang anak.
Mendengar keluhan JT, perawat yang bernama CRS pun datang dengan ditemani beberapa rekannya. Sebelum sempat menjelaskan kronologinya, CRS langsung menerima tamparan JT. Pelaku yang dikuasai amarah tersebut melanjutkannya dengan menendang CRS hingga jatuh. Bahkan, ia sempat meminta korban meminta maaf sambil bersujud. Berdasarkan penuturan pihak kepolisian, korban juga dijambak oleh pelaku. Gara-gara kejadian itu, CRS harus menderita luka memar dan bengkak.
ADVERTISEMENTS
Setelah kejadian itu, CRS menempuh jalur hukum dengan dukungan manajemen rumah sakit tempatnya bekerja. Tak lama, pelaku pun diringkus polisi
Menerima penganiayaan, CRS segara melapor polisi. Pihak rumah sakit juga mendukung karena ia memang sudah bekerja sesuai dengan standar operasional atau SOP. Menilai pemukulan kepada perawatnya tak bisa ditolerir lagi, pihak rumah sakit telah menyerahkan kasus ke pihak berwenang dan berharap pelaku segera ditindak tegas.
“Belum ada kami lakukan mediasi, kami menyerahkan sepenuhnya ke polisi. Tadi (Jumat) siang kondisinya masih dirawat karena memang mengalami luka. Kami juga sudah siapkan psikiater untuk pendampingan korban,” terang Bona Fernando, Direktur Utama Rumah Sakit Siloam Sriwijaya, dilansir dari Kompas.
Setelah berkas laporan masuk, kepolisian setempat segera menangkap pelaku. Pada hari Jumat (16/4), Ps Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Tri Wahyudi mengonfirmasi penangkapan JT. Meskipun belum jelas kronologinya, JT tak melawan ketika diringkus di kediamannya. Ia pasrah ketika dibawa ke kantor polisi. Semoga kasus ini segera diselesaikan dengan adil dan kasus kekerasan terhadap tenaga kesehatan nggak terulang lagi ya.