Jokowi-Ma’ruf Luncurkan Kampanye Hologram Demi Lebih Menjangkau Daerah Padat. Efektifkah?

Kampanye hologram

Pemilu 2019 kali ini agaknya akan punya banyak cerita soal kampanye paslon-paslonnya. Sebelumnya Hipwee mau tanya nih, kalau mendengar kata kampanye pemilu, apa sih yang terlintas di pikiranmu?

Pasti nggak jauh-jauh dari calon yang berorasi di depan massa untuk menarik suara. Atau arak-arakan kendaraan (kebanyakan yang bunyi knalpotnya super bising) yang membawa bendera partai dan menyerukan untuk mencoblos salah satu pasangan. Namun sekarang beda lagi. Kampanye nggak hanya lewat media sosial tapi juga lewat sosok virtual yang saat kampanye tak butuh kehadiran sosok aslinya. Yup, seperti yang dilakuan Jokowi-Ma’ruf dengan meluncurkan kampanye hologram. Lho kok bisa? Nih Hipwee Feature jelaskan gimana maksudnya biar kamu-kamu makin paham~

ADVERTISEMENTS

Kemarin (25/3) Jokowi-Ma’ruf baru saja meluncurkan Kampanye Hologram. Mereka bangga karena katanya teknologi ini asli buatan anak bangsa

Jokowi-Ma'ruf Luncurkan Kampanye Hologram Demi Lebih Menjangkau Daerah Padat. Efektifkah?

Kampanye Hologram Jokowi-Ma’ruf via news.detik.com

Pada event Tabligh Akbar di Lebak, Banteng 25 Maret 2019 kemarin, Jokowi dan Ma’ruf Amin tak hanya hadir dan berkampanye biasa. Namun pasangan calon nomer urut 01 ini juga sekaligus meluncurkan program kampanye terbarunya yang berbasis teknologi. Yup! Kampanye Hologram tersebut diklaim sebagai kampanye model baru yang lebih efektif. Selain itu juga sebagai bentuk pengenalan teknologi pada masyarakat.

“Iya buatan anak-anak kita sendiri. Saya saja baru tadi pagi, itu sudah bisa jadi. Saya kira ini luar biasa. Ini lah teknologi kita coba, bukan hanya pelajar. Tapi kita coba, manfaatkan, praktikkan dan ini juga pembelajaran dan buatan anak-anak kita sendiri,” ungkap Ma’ruf Amin yang dikutip dari Detik.

Ketua tim TKN Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir pun menambahkan kalau Kampanye Hologram ini merupakan hasil karya dari anak bangsa. Sasarannya pun untuk daerah-daerah padat seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Teknologi ini seratus persen karya anak bangsa. Fokusnya adalah daerah-daerah padat di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur,” ujar Erick yang dikutip dari Antara.

ADVERTISEMENTS

Lalu, gimana sih cara kerja dari Kampanye Hologram yang katanya bisa menyasar daerah-daerah yang susah dijangkau ini?

Jokowi-Ma'ruf Luncurkan Kampanye Hologram Demi Lebih Menjangkau Daerah Padat. Efektifkah?

Kampanye Hologram yang ditempatkanpada mobil bak terbuka via pemilu.antaranews.com

Dilansir dari Detik, Kampanye Hologram ini dilakukan dengan bantuan mobil jenis colt diesel. Sebuah alat akan ditempatkan pada bak terbukanya dan di bagian belakang diberi layar gelap serta spanduk pasangan Jokowi-Ma’ruf. Lalu ketika dinyalakan, sosok Jokowi-Ma’ruf akan terlihat dengan ukuran sebenarnya. Jadi saat berorasi, sosok paslon ini akan tampak seolah-olah nyata. Karena ditempatkan pada sebuah mobil, proses kampanye dari paslon nomer 01 ini diharapkan akan lebih efektif lagi. Katanya sih mengingat banyaknya daerah di Indonesia dan tidak mungkin datang ke semua daerahnya. Apalagi banyak daerah yang masih sulit dijangkau. Pun Ma’ruf juga mengatakan bahwa Kampanye Hologram ini juga diciptakan untuk menyasar kaum millennials di bidang teknologi untuk berkomunikasi.

“Ya pertama tentu tidak mungkin datang ke semua daerah. Sehingga perlu adanya media yang bisa Pak Jokowi dan saya datang ke berbagai daerah lebih banyak melalui hologram. Kedua, juga kita ingin memberikan semacam pembelajaran pada masyarakat terutama milenial bahwa kita bisa menggunakan teknologi untuk berkomunikasi,” ungkap Ma’ruf Amin.

Melihat kubu lawan meluncurkan ‘inovasi’ tim BPN pun mengomentari. Kata mereka sih Kampanye Hologram tersebut merupakan strategi untuk saving face!
Jokowi-Ma'ruf Luncurkan Kampanye Hologram Demi Lebih Menjangkau Daerah Padat. Efektifkah?

Tanggapan tim BPN Prabowo-Sandi via news.detik.com

Kalau kubu Prabowo-Sandi berbangga dengan OKE-OCE-nya, kubu Jokowi-Ma’ruf sepertinya juga cukup bangga dengan progam Kampanye Hologram ini. Nah terkait peluncuran Kampanye Hologram yang diklaim akan lebih efektif dalam berkampanye ini, tim BPN pun angkat bicara. Dilansir dari Detik, Dian Fatwa, selaku Juru Bicara dari tim BPN Prabowo-Sandi mengatakan bahwa Kampanye Hologram tersebut termasuk tindakan saving face atau nggak mau dipermalukan. Ia pun membandingkan dengan capres kubunya yang harus bersusah payah melewati medan sulit saat harus berkampanye di Merauke, Papua.

“Coba lihat Prabowo di Merauke. Ngumpulin orang di Merauke mesti lewatin gunung, lewatin sungai, tapi mereka datang. Makanya kalau sampai yang namanya Jokowi menggunakan hologram ini kan dia saving face, strateginya saving face. Kalau orang nggak datang, dia nggak malu-malu amatlah, orang hologram,” ungkap Dian Fatwa yang dikutip dari Detik.

Sebenarnya penggunaan hologram untuk kampanye bukan hal baru di dunia politik. Banyak kok calon pemimpin di berbagai negara yang sebelumnya menggunakan metode ini untuk kampanye~

Di Indonesia, kehadiran hologram untuk menggantikan seseorang memang masih jarang digunakan. Salah satu public figure yang pernah “digantikan” oleh sosok hologram ini adalah Raisa saat itu udah taken kontrak untuk mengisi perayaan HUT salah satu stasiun TV tapi ternyata malah absen karena lamaran. Ini dari dunia hiburan ya~

Nah kalau di dunia politik, penggunaan hologram ini bukanlah “barang baru”. Di Perancis contohnya. Dilansir dari The Verge, pada saat pemilu April 2017 lalu, salah satu kandidat bernama Jean-Luc Mélenchon menggunakan hologram untuk berkampanye di 6 kota dalam satu waktu sekaligus.

Meski terkesan kekinian dan diklaim bakal lebih efektif menjangkau berbagai daerah. Tentu saja ada sisi kekurangannya. Salah satunya adalah dalam kampanye sejenis ini jelas hanya akan ada komunikasi satu arah. Sehingga bisa dikatakan kurang komunikatif dan kedekatan yang terbangun dengan masyarakat (mungkin) kurang terbangun.

Nah kalau menurutmu gimana nih Kampanye Hologram dari kubu Jokowi-Ma’ruf ini? Lebih efektif atau malah kurang greget karena nggak bisa ketemu orangnya langsung?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Not that millennial in digital era.

CLOSE