Cita rasa pedas begitu identik dengan makanan khas Asia dan menjadi favorit bagi kebanyakan lidah orang Indonesia. Entah itu di Jawa, Sumatera, ataupun daerah lainnya, pasti akan dengan mudahnya kamu dapati orang-orang yang selalu melengkapi menu makanannya dengan sambal atau cabai. Ada yang setelahnya mengaku sakit perut, tapi begitu sembuh langsung berburu makanan pedas lagi.
Jangan khawatir, sekarang ada kabar baik untukmu. Penelitian terbaru membuktikan bahwa cabai justru mampu memperpanjang usia seseorang bahkan hingga sepuluh tahun. Nggak percaya? Baca deh penjelasannya ini.
ADVERTISEMENTS
Studi yang mempelajari pola makan responden menemukan bahwa mereka yang rajin konsumsi cabai cenderung hidup lebih lama
Sebagaimana dilansir The Jakarta Post, sebuah penelitian yang dipublikasikan melalui Public Library of Science Journal (PLos One) menyatakan bahwa konsumsi cabai merah secara rutin bisa memperpanjang hidup seseorang sekitar 13 persen, atau sekitar 10,5 tahun. Konsumsi cabai yang teratur dan tidak berlebihan, ternyata diduga kuat jadi kunci panjang umur seseorang.
Penelitian dilakukan sejak tahun 1988 hingga 1994, dengan lebih dari 16.000 orang dewasa di Amerika Serikat yang berpartisipasi sebagai responden. Mereka yang terlibat dalam penelitian ini telah disurvei berdasarkan diet mereka, latar belakang, dan kesehatan. Hasil setelah pemeriksaan rutin selama 19 tahun, orang-orang yang memakan cabai secara teratur memiliki angka kematian di bawah 22 persen.
ADVERTISEMENTS
Setelah diteliti, ternyata capsaicin dalam cabai menyimpan segudang khasiat medis. Dari obat sakit persendian sampai melunturkan lemak
Dr Benjamin Litternberg, salah seorang peneliti yang terlibat mengklaim bahwa capsaicin, komponen aktif dari cabai ini terbukti mampu memperpendek peradangan dan penyakit. Selama ini, capsaicin juga digunakan untuk mengobati arthritis dan dianggap sebagai obat penghilang rasa sakit yang efektif untuk otot dan sakit punggung. Penelitian pendahulunya, dari Purdue University tahun 2011 silam juga mencatat jika cabai turut membantu dalam mengekang nafsu makan dan mempercepat metabolisme tubuh. Orang akan merasa lebih kenyang setelah memakan kuliner pedas. Dan karena efek pada metabolisme tadi, mereka yang hobi konsumsi cabai memiliki lebih sedikit lemak.
ADVERTISEMENTS
Saat ini, cabai terpedas di Indonesia dimiliki oleh Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Tingkat kepedasannya hingga 94.500 ppm atau setara 17 kali lipat dari cabai biasa Semakin pedas, semakin tinggi hitungan capsaicin-nya. Di Indonesia, cabai dari Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan itu yang terpedas
Varietas cabai yang terkenal sebagai ‘cabai hiyung’ ini memang pedasnya luar biasa. Pada tahun 2012 lalu, Kementerian Pertanian Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Kementan) telah menerbitkan sertifikat varietas lokal cabai hiyung dari Kabupaten Tapin sebagai yang terpedas di Indonesia. Berbagai penelitian mengungkapkan, cabai asal desa Hiyung ini memiliki tingkat kepedasan hingga 94.500 ppm atau setara dengan 17 kali lipat cabai biasa. Pertama kali ditanam pada 24 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1993. Kalau ngaku suka pedas, sepertinya kamu wajib mencobanya.
ADVERTISEMENTS
Cabai Hiyung ini ternyata tidak bisa ditanam di tempat lain. Lokasi penanaman itu benar-benar penting bagi karakter pedasnya cabai
Keasaman tanah di desa Hiyung juga berpengaruh terhadap cita rasa si cabai ini. Sebab, ketika cabai yang sama ditanam di kawasan lainnya, rasanya jadi cenderung tak pedas. Selain itu daya penyimpanannya ternyata lebih tahan lama, yakni 10 hari pada suhu ruangan normal juga jadi keunggulan tersendiri. Dari 420 KK yang berada di Desa Hiyung, sebanyak 85 persen bekerja sebagai petani cabai. Semoga dengan makin tenarnya cabai Hiyung ini, nasib mereka juga makin sejahtera ya.
ADVERTISEMENTS
Tapi sayangnya, harga cabai di indonesia belum beranjak turun sejak menjelang tahun baru lalu. Utamanya harga cabai rawit merah yang mencapai angka tiga kali lipat di Jakarta. Duh, nggak jadi panjang umur dong?
Isu yang satu ini memang sedang marak menjadi bahan perbincangan di Indonesia. Kenaikan harga cabai terjadi di berbagai daerah Nusantara. Pemerintah menyebut cuaca buruk pada akhir 2016 sebagai penyebabnya. Di Jakarta sendiri, komoditas cabai rawit merah mencapai Rp 140 ribu per kilogram, sedangkan cabai merah ada di angka Rp 40 ribu per kilogram.
Kenaikan harga cabai pun nyatanya bukan yang pertama terjadi di Indonesia. Tahun-tahun sebelumnya kita juga pernah diterpa isu serupa, tentang melonjaknya harga cabai yang sering terganggu cuaca ekstrem. Mengatasi hal ini, mungkin greenhouse bisa jadi solusi, karena nyatanya penanaman cabai sejauh ini hanya secara konvensional saja. Menariknya, walau harga tak kunjung turun, sejumlah orang masih setia membeli.