ISIS masih menjadi trending topic yang mengkhawatirkan dunia selain kemenangan Donald Trump. Teror demi teror diklaim oleh ISIS dengan tujuan untuk mericuhkan suasana akhir tahun dan perayaan hari raya agama lain. Yang menarik perhatian akhir-akhir ini, akun media sosial ISIS menyerukan kepada sekutu-sekutu mereka di Eropa untuk membunuh seorang perempuan Denmark bernama Joanna Palani.
Siapa sih perempuan yang sedang jadi perbincangan dunia ini?
Jadi Joanna Palani adalah perempuan 23 tahun yang melarikan diri dari negaranya (Denmark) untuk bergabung dengan Tentara Kurdi di Suriah dan melawan ISIS. Bahkan, untuk seruan itu, ISIS menyediakan hadiah 1 juta dollar bagi siapapun yang bisa membunuh Joanna Palani, seperti yang dilansir dari Al-Arabiya.
Mengundurkan diri dari kampus untuk bergabung dengan tentara Kurdi di Suriah, Joanna menyerukan perjuangan demi hak-hak perempuan dan demokrasi
Joanna adalah warga negara Denmark yang berdarah kurdi. Dia lahir di kamp pengungsian Ramadi, Iraq, pada tahun 1993. Ketika usianya 3 tahun, keluarganya pindah ke Denmark dan mendapat suaka di sana. Tahun 2014, Joanna drop out dari kampusnya. Ia melarikan diri ke Suriah untuk bergabung dengan YPG, pasukan tentara wanita kurdis dan memerangi ISIS. Alasan Joanna untuk turun langsung dalam konflik Suriah adalah “to fight for women’s rights, for democracy – for the European values I learned as a Danish girl (untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, untuk demokrasi — untuk norma-norma Eropa yang kupelajari sebagai orang Denmark.)”.
Lalu apa istimewanya perempuan ini sampai ISIS membuat sayembara untuk kepalanya?
Awal tahun lalu Joanna mengatakan bahwa tentara ISIS sebenarnya mudah sekali dibasmi. Mungkin karena ini ISIS mengumumkan sayembara kematiannya
Dalam sebuah interview, sekembalinya dari Suriah Joanna mengisahkan pengalamannya yang menegangkan selama dua minggu di Suriah demi memerangi ISIS. Profil Joanna yang kuat sebagai orang Kurdis, mencuri perhatian ISIS. Di usianya yang masih sangat muda, keberanian Joanna memang mengejutkan. Apalagi, Joanna juga pernah mengatakan bahwa tentara ISIS sebenarnya lebih mudah dihabisi daripada tentara Presiden Bashar Al Asaad. Karena inilah, Joanna menjadi target utama ISIS yang sampai-sampai nyawanya dihargai satu juta Dollar.
Ironisnya, atas perjuangannya itu, Palani malah sedang diancam hukuman penjara di Denmark atas pelanggaran hukum karena terjun langsung dalam konflik Suriah
Namanya menjadi viral di media sosial, karena selain dikejar-kejar oleh ISIS, Joanna saat ini juga sedang dikejar-kejar hukum di negaranya sendiri. Selama ini, Denmark memang merupakan negara yang jumlah pejuang jihad terbanyak kedua di Eropa. Untuk membendung relawan ke Suriah, undang-undang pelarangan warga sipil bergabung dengan konflik ini diresmikan. Ironisnya, Joanna yang mengaku ke Suriah untuk memerangi ISIS justru terjerat oleh undang-undang yang sama. Setahun penuh di 2015, pemerintah Denmark melarang Joanna untuk berpergian karena dikhawatirkan akan kembali ke Suriah. Saat ini, Joanna sedang ditahan dan menjalani proses persidangan dan terancam 2 tahun penjara bila terbukti bersalah.
Saat ini Joanna dan kuasa hukumnya sedang berjuang membela diri dari tuduhan sebagai ancaman bagi keamanan negara. Ironis juga ya? Berjuang melawan teroris, namun dituduh sebagai teroris juga. Semoga kasusnya Joanna ini segera ada titik terangnya.