Mungkin kamu penasaran kenapa teman Muslimah kamu nggak semuanya memakai jilbab. Tapi, kamu nggak berani bertanya langsung pada mereka kenapa memutuskan untuk membiarkan rambutnya tetap terlihat. Memakai atau tidak memakai jilbab memang keputusan yang sangat-sangat pribadi.
Tentu saja setiap orang bisa punya lebih dari satu alasan yang melandasi keputusan mereka untuk memakai atau tidak memakai jilbab. Saking kompleksnya isu penutup kepala ini, kita tidak boleh menggeneralisasi. Tapi kalau kamu memang penasaran, alasan-alasan di bawah mungkin bisa kamu gunakan sebagai gambaran paling dasar.
1. Banyak yang nggak suka sama gerah dan konsekuensi fisiknya. Jika belum terbiasa memakai jilbab, problem rambut serta kulit kepala pasti muncul.
“Belum siap berjilbab, takut gatal atau gerah di rambut. Ini juga sedang berusaha mencari bahan jilbab yang nyaman, kok. Supaya waktu sudah siap berjilbab, masalah rambut nggak akan muncul.”
Banyak cewek yang sebenarnya ingin berjilbab, tapi enggan melakukannya sekarang karena konsekuensi kecil yang akan hadir jika berjilbab. Misalnya saja, rambut yang rontok dan badan berkeringat karena cuaca gerah. Mungkin bagi banyak orang, ini adalah hal remeh. Tapi bagi banyak cewek lain, ini adalah faktor yang cukup mengganggu sehingga mereka memutuskan untuk tidak memakai jilbab saat ini.
2. Tidak ada yang mengharuskan berjilbab, jadi santai saja. Yang penting selalu bersikap baik sama orang lain dan rajin ibadah.
“Toh, yang menilai amal seseorang ‘kan Tuhan, bukan manusia. Berjilbab atau tidaknya aku, itu urusanku dengan Tuhan. Meski kesiapanku memakai jilbab belum terkumpul, aku akan terus berusaha dan bersikap baik pada siapapun.”
3. Belum siap menjadi orang yang super ribet. Biasanya dandan hanya 10 menit, jika berjilbab akan memakan waktu 30 menit hanya untuk berdandan.
Bagi yang pertama berjilbab, berdandan dan memakai jilbab dengan berbagai atributnya memang terlihat ribet dan memakan waktu lama. Tidak praktis, apalagi jika belum terbiasa.
4. Kesiapan memakai jilbab terhalang oleh pekerjaan yang “melarang” pemakaian jilbab. Niatan memakai jilbab harus tertunda dulu.
Tak jarang beberapa perusahaan memang “melarang” karyawatinya memakai jilbab. Aturan-aturan semacam itu biasanya memang ada sejak lama. Ada dua opsi paling umum yang biasanya diambil perempuan muslim untuk menyikapi hal ini :
- Tetap ambil pekerjaan yang “melarang” berjilbab itu, tak ada pilihan lain. Zaman sekarang susah cari pekerjaan, toh pekerjaan ini nggak selamanya. Beberapa tahun ke depan saja berjilbabnya.
- Pekerjaan tersebut ditolak. Cari pekerjaan lain yang membolehkan memakai jilbab. Toh, rezeki nggak kemana selama niatan baik masih ada.
5. Kekhawatiran mengenal pria lebih dalam ketika sudah memakai jilbab. Takut dibilang munafik ketika berjilbab tapi pegangan tangan atau pelukan dengan pacar.
“Kesiapan memakai jilbab mulai luntur. Menyukai seorang pria dan berniat memacarinya membuat keyakinan berjilbab ini muncul, takut dianggap munafik dan “nggak tahu malu” jika memakai jilbab tapi masih dekat-dekat dengan pria yang bukan mahram.”
6. Sama sekali belum siap jika ada perbedaan antara perempuan berjilbab dan tidak. Takut dianggap aneh dan dijauhi orang banyak.
Mengingat sejenak tentang kejadian teror di Paris yang melibatkan orang-orang muslim, khususnya perempuan yang berjilbab. Penyerangan dan penghinaan terhadap muslim di sama begitu gencarnya terjadi. Bagi sebagian perempuan muslim, mungkin ini merupakan hal besar yang harus dipertimbangkan untuk memulai memakai jilbab. Terutama jika mereka tinggal di area di mana Muslim adalah minoritas.
7. Sekarang masih ingin bebas. Masih ingin berpenampilan secantik mungkin. Jadi, akan memulai berjilbab kalau sudah menikah saja.
“Sebelum menikah, aku masih pengen bebas dan nggak terbelenggu dengan jilbab. Aku nggak menyalahkan jilbab, Aku cuma ingin membebaskannya dari fitnah yang akan timbul jika Aku berbuat salah. Dan setelah menikah 2 tahun ini, niatku memakai jilbab sudah terlaksana. Aku lebih tenang ketika sudah menikah, niatan untuk bebas dan banyak nongkrong dengan teman sudah sangat jarang aku lakukan. Niatan berjilbabku jadi makin sempurna.”
NN, 25 tahun.
Tentu ada banyak banget alasan lain yang mendasari kenapa seorang perempuan Muslim memutuskan untuk tidak atau belum menutup rambutnya. Alasannya bahkan bisa cukup serius, seperti konflik batin terhadap agama, krisis iman, bahkan pengalaman menjadi korban perkosaan atau pelecehan seksual.
Tak perlu saling menghujat, karena berjilbab atau tidaknya perempuan Muslim, pasti ada cerita panjang di baliknya. Bukankah yang lebih tahu hidup orang lain itu adalah Tuhan dan mereka sendiri, sementara kita hanya figuran di dalamnya?