Jaman sekarang sering sekali penipuan dilakukan dengan cara yang begitu profesional. Mungkin kamu semua masih terngiang-ngiang dengan modus Mama Minta Pulsa kan ya. Atau modus yang lebih lihai seperti transaksi tanah/rumah dengan ujung-ujungnya uang korban ludes terkirim ke rekening si pencuri. Modus macam itu makin banyak variasinya dan semakin menjamur saja. Aparat pun sepertinya tidak mampu berbuat banyak mengatasi persoalan ini.
Kawan-kawan semua harus tau satu modus penipuan lagi yang sedang dioperasikan para penjahat di seluruh Indonesia. Modus ini dilakukan dengan cara menjatuhkan dokumen penting perusahaan yang di dalamnya ada cek bernilai milyaran. Nah, bagaimana modus dan cara mengatasinya. Berikut Hipwee akan jelaskan khusus buat kamu semua.
ADVERTISEMENTS
Hati-hati kalau di depan rumahmu menemukan sebungkus amplop dengan tulisan DOKUMEN PENTING. Itu teknik mengelabui korban sedari awal.
Ketika kamu keluar rumah atau sedang berkendara di jalan dan tiba-tiba ada sebungkus amplop, kamu pasti akan tergerak untuk mengambilnya. Tak apa, justru ambillah dan pelajarilah amplop itu. Trik yang paling sering dipakai adalah memberi peringatan mencolok “DOKUMEN PENTING” agar korbannya merasa penasaran dan ingin mengetahui isinya. Kecacatan pertama adalah amplop dipastikan tidak ditutup dengan lem atau selotip. Jadi amplopnya dalam posisi terbuka. Nah, masa dokumen penting amplopnya terbuka. Ini keanehan yang pertama.
ADVERTISEMENTS
Kamu pasti penasaran dan segera membuka isi amplopnya. Kamu akan mendapatkan kejutan di sana!
Pas kamu buka karena saking penasarannya eh kamu justru mendapat kejutan tak terduga. Kamu bakal menemukan SIUP (Surat Ijin Usaha Perdagangan), Fotokopi KTP dan yang paling fenomenal kamu bakal melihat cek senilai milyaran rupiah. Untuk kasus ini nominal yang tertulis di cek sebesar 1,9 Milyar!
Gileee kaya mendadak nih!
Pasti batinmu bersorak demikian. Rejeki nomplok nih dapet duit sebanyak ini. Nggak pernah ada dalam bayangan kamu, kan? Eits tunggu dulu, apa ini beneran cek? Apa identitas ini benar? Kita jangan percaya begitu aja dong ya.
ADVERTISEMENTS
Coba yuk kita cek keaslian dokumen-dokumen ini. Apakah dokumen ini asli atau abal-abal, kamu harus bisa mengeceknya, Gaes!
Pertama kita harus pastikan keabsahan dokumen yang kita temukan. Oke yang pertama, adalah fotokopi KTP. Apakah ini benar fotokopi KTP dari Harri Sanjaya?
Cara mengeceknya gampang, cek aja font huruf di KTP asli punya kamu dan fotokopi KTP yang kamu temukan. Pasti ada beberapa perbedaan mencolok, misal font yang tak sama. Di fotokopi KTP atas nama Harri Sanjaya terdapat keganjilan yang sangat mencolok mata. Selain font yang berbeda coba perhatikan penulisan tanggal berlaku, 01-07-2019. Angka 0 malah pakai huruf O. Dasar penipunya typo.
Clear kan, ya? Jelas kalau ini penipuan ecek-ecek.
Kedua, terkait cek 1,9 Milyar. Kalau diperhatikan seksama, kita bakal tahu kok kalau itu cek palsu. Cek biasanya ditulis dengan tulisan tangan bertinta basah, bukan dengan font computer macam cek ini. Apalagi terlihat sekali kalau cek ini editan kok. Jelas kalau kamu memegangnya, nggak ada cap perusahaan juga di sana. Ada sih, tapi bukan cap basah.
Oke kan, yang kedua juga kurang rapi nih.
ADVERTISEMENTS
Nah, ini yang paling sulit, mengecek keaslian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Benarkah itu SIUP yang asli?
Sebenarnya agak sulit mengecek kebenaran dari dokumen ini. SIUP dalah dokumen yang terperinci dan resmi sebagai penanda izin usaha sebuah perusahaan. Jadi kalaupun dipalsukan akan sulit teridentifikasi. Nah, paling mudah adalah dengan mengecek cap stempel yang ada di bawah surat. Jika stempelnya basah dan memang benar ditempelkan di kertas tentu dokumen itu asli. Nah, kalau ternyata stempel itu terlihat seperti tercetak di kertas jelas itu bukan stempel asli.
Kalau agak sulit, coba cek stempel di foto pemilik perusahaan (Harri Sanjaya). Biasanya di foto akan terkena stempel yang di cap di surat itu. Nah, coba bukalah fotonya di bagian tepi. Jika ternyata ada cetakan stempel menempel di bawah foto berarti dokumen itu palsu. Mana mungkin cap ada di balik foto, kan? Itu tips untuk mengecek keaslian dokumen SIUP, Gaes!
ADVERTISEMENTS
Modus operandinya adalah memberi imbalan uang 100 juta ketika sang korban menelepon untuk mengembalikan dokumen ini
Apa yang diharapkan dari dokumen yang dijatuhkan di sembarang tempat? Kejahatan apa yang akan muncul dari modus ini? Yap, identitas korban. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan, berikut penjelasannya. Sang korban yang secara psikologis ingin mengembalikan dokumen berharga tersebut ke pemiliknya pasti akan menelepon nomer HP yang tertera di SIUP. Setelah ditelpon sang penipu akan melakukan sandiwara yang cukup meyakinkan bahwa ia benar-benar telah kehilangan dokumennya dan meminta sang korban mengembalikannya via pos.
Cerita belum berhenti sampai di situ, sang korban akan dapat iming-iming hadiah 100 juta rupiah! Korban yang tertipu akan dengan senang hati memberikan nomer rekeningnya. Lalu penipu ini akan mengarahkan korban ke Bank. Alih-alih dapat transferan 100 juta, korban dibimbing untuk mentransfer seluruh saldonya ke penipu. Caranya bisa sangat licik, misal meminta korban memilih Bahasa Inggris agar dia tidak paham.
Sudah ada korban di Palembang yang melapor karena tertipu modus ini. Sang korban kehilangan uang 6,3 juta yang justru ia transfer ke rekening pelaku. Bisa jadi korban yang terkena modus ini sudah banyak, hanya saja kita tak tahu.
Kejahatan lain adalah mengumpulkan identitas korban seperti nomer rekening, nama lengkap, hingga nantinya alamat rumah. Kalau identitas seperti itu bisa diketahui, ada banyak sekali peluang kejahatan yang bisa dilakukan. Bisa jadi Harri Sanjaya adalah korban penipuan sebelumnya yang namanya dicatut.
Waspadalah!
ADVERTISEMENTS
Hipwee mengetes sang penipu dengan meneleponnya seakan-akan jadi calon korban yang lugu dan polos. Terjadilah obrolan dengan penipu yang super sekali!
Modus kriminal seperti ini sebenarnya sangat berbahaya namun kadang tak disadari oleh sebagian orang. Jadi Hipwee berinisiatif untuk memberi penipu ini pelajaran berharga. Untuk itu, si pelaku berkedok Harri Sanjaya ini kami telepon dan kami berpura-pura sebagai korban yang polos dan lugu. Nah, hasil perbincangan kami bisa didengarkan di Video rekaman yang sudah kami siapkan. Sungguh sangat mengagumkan sandiwara penipu ini. Sayang saja, ia bertemu orang yang salah. Silahkan disimak obrolan kocak ini!
Bayangkan kalau ada puluhan sampai ribuan korban penipuan! Yuk kita berantas aktivitas mereka semampu kita. Semoga tidak ada lagi korban selanjutnya.
Kesimpulannya, bagaimana cara terhindar dari penipuan ini? Sederhana. Hiduplah sederhana tanpa angan-angan muluk. Rejeki nomplok tiba-tiba itu hanya sekedar lamunan. Kamu mau punya uang banyak, ya harus kerja keras dong ya. Nggak ada yang instan di dunia ini. Bahkan mie instan aja nggak instan-instan amat. Ia masih perlu direbus dan diaduk dengan bumbu-bumbu yang rasanya nikmat tak terkira.
Kasih tau saudara dan kawan-kawanmu ya, semoga kejadian ini nggak menimpa kamu, sahabat, bahkan keluargamu. Kita tunjukkan kalau netizen bersatu tentu bisa mengalahkan para penipu!