Tuntutan kehidupan di zaman yang serba sulit seperti sekarang, ditambah dengan ketahanan mental seseorang yang kurang terjaga, sangat memungkinkan seseorang mengalami gangguan kejiwaan. Masalah kesehatan yang memengaruhi bagaimana seseorang merasa, berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain ini selain karena stres juga bisa disebabkan karena faktor genetik, trauma psikologis, cedera otak berat, menggunakan obat-obatan terlarang atau memiliki kondisi medis serius.
Penderitanya menunjukkan gejala yang beragam. Ada yang mudah tertawa lalu sedih secara tiba-tiba, ketakutan yang berlebih akan sesuatu, atau merasa mendengar bisikan-bisikan tertentu. Riset Kesehatan Dasar di tahun 2013 menemukan bahwa terdapat sekitar 14,4 juta penderita gangguan jiwa di Indonesia. Berikut beberapa jenis gangguan jiwa yang umum terjadi di sekitar, yuk kenali melalui ulasan Hipwee News & Feature biar kita lebih waspada dan mawas.
ADVERTISEMENTS
1. Gangguan kejiwaan yang menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi dan delusi yang mengunah perilakunya biasa disebut skizofrenia
Skizofrenia termasuk ke dalam kategori gangguan psikosis atau gangguan kejiwaan yang disertai dengan disintegrasi kepribadian dan gangguan kontak dengan kenyataan. Penyebabnya adalah kelainan kimiawi yang terjadi di otak sehingga otak pun gagal mengolah informasi. Gejala yang ditunjukkan penderita skizofrenia ini seperti cara berbicara yang kacau, lebih senang menyendiri dan takut dengan orang banyak, mengalami delusi, halusinasi, hingga mengalami masalah dalam interaksi sosial dengan orang lain.
ADVERTISEMENTS
2. Merasa khawatir terhadap sesuatu itu wajar. Tapi kalau khawatirnya berkali-kali lipat, jadinya gangguan kecemasan
Perasaan cemas atau khawatir ditandai dengan meningkatnya denyut nadi, keringat dingin, atau gerakan-gerakan kecil tubuh dan lainnya. Nah, pada orang dengan gangguan kecemasan, respon ini akan bertambah berkali-kali lipat. Takut pada sesuatu yang berlebihan juga bisa memicu kecemasan berlebih atau cenderung tampak panik dan ketakutan. Gangguan kecemasan ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari kalau nggak dikendalikan.
ADVERTISEMENTS
3. Kalau kamu sering melakukan aktivitas berulang-ulang karena suatu keyakinan atau ketakutan tertentu, maka kamu menderita gangguan obsesif kompulsif
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) atau gangguan obsesif kompulsif bisa menyebabkan seseorang terjebak dalam kebiasaan melakukan sesuatu hal berulang-ulang untuk meredam kecemasannya. Mereka terpaksa melakukan ritual tertentu untuk mengendalikan situasi agar mereka kembali nyaman. Termasuk juga mereka yang berulang-ulang menggigiti kukunya untuk meredakan kecemasan.
ADVERTISEMENTS
4. Gangguan bipolar membuat penderitanya mengalami perubahan suasana hati secara tiba-tiba
Ada lho orang yang mengalami perubahan suasana hati tiba-tiba dari tertawa terbahak-bahak menjadi sedih, dari marah jadi bahagia, dan lainnya. Biasanya penyebab dari gangguan bipolar ini adalah rasa stres, depresi, dan frustasi yang sangat berat, selain itu juga bisa diakibatkan oleh mengalami tekanan hidup yang berat.
ADVERTISEMENTS
5. Hati-hati kalau kamu selalu mengeluh dengan berat badanmu lantas mengalami gangguan pada pola makan. Bisa jadi kamu mengalami anoreksia atau bulimia nervosa
Seseorang yang selalu merasa tak puas akan berat badannya dan mengalami depresi dan kecemasan yang intens akan dialami oleh penderita anoreksia nervosa. Sedangkan sakit jiwa yang berhubungan dengan pola makan disebut dengan bulimia nervosa. Ia nggak ragu untuk menikmati segala makanan yang ada di depannya dengan porsi yang berlebihan namun berusaha memuntahkannya secara paksa, bisa juga dengan memakan obat pencahar. Biasanya diidap oleh para wanita.
ADVERTISEMENTS
6. Kamu selalu sinis dan takut berinteraksi dengan orang lain?? Bisa jadi kamu mengidap gangguan antisosial
Gangguan ini masuk ke dalam golongan gangguan kepribadian di mana dikenal juga dengan sebutan sociopathy. Pribadi yang seperti ini biasanya akan selalu sinis, cenderung nggak mempunyai perasaan, kurang merasa empati, kerap menghina orang lain entah itu penderitaan, hak maupun perasaan, agresif, dan nggak bisa beradaptasi dalam masyarakat.
7. Penderita dengan gangguan self injury cenderung ingin melukai dirinya sendiri dan bisa membahayakan nyawanya sendiri
Hal ini biasanya dilakukan karena penderita merasa apabila ia melukai tubuhnya maka rasa sakit emosionalnya juga teratasi. Penderita dengan gangguan ini memiliki tingkat agresifitas yang tinggi, hipersensitif, membenci dirinya sendiri, kesulitas mengendalikan emosi, dan dipicu oleh stres berat. Bisa jadi, orang yang diputus cinta lantas menyiksa dirinya sendiri, mengidap gangguan self injury.
8. PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) dialami oleh seseorang yang baru saja mendapatkan kejadian atau situasi nggak nyaman atau menakutkan
Kejadian nggak nyaman atau menakutkan yang dialami ataupun disaksikan akan terus menjadi memori kelam yang teringat dan membuat di penderitanya stres. Misalnya kejadian bencana alam, kasus pelecehan seksual, pembunuhan, dan lain lain.
9. Gangguan psikopat dianggap paling mengerikan karena digambarkan sebagai seseorang yang punya obsesi merugikan orang lain
Orang dengan gangguan psikopat umumnya nggak punya empati, egois, nggak berperasaan, mudah emosi dan mendendam, penuh dengan trik pintar, dan suka membuat masalah. Mereka sangat cerdas dan mampu mempelajari sekitarnya dengan baik untuk memenuhi kebutuhannya. Psikopat cenderung nggak banyak bersosial, mereka pintar menyembunyikan dirinya dalam masyarakat. Perilaku merugikan yang disebabkan psikopat dianggap hal yang menyenangkan baginya tanpa ada rasa menyesal.
Dari berbagai macam gangguan kejiwaan yang dibahas di atas, penyebab utamanya adalah stres atau tekanan terhadap diri sendiri. Karenanya, berusahalah untuk bangkit dari keterpurukan, menjauhkan diri dari depresi dan selalu berpikir positif agar terhindar dari gangguan-gangguan kejiwaan yang bisa jadi kamu alami sendiri. Tapi jangan malu juga untuk mencari pertolongan maupun konsultasi medis jika diperlukan. Orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan pun sebenarnya bisa sembuh kok!