Bukan kotoran anjing, kucing, atau burung yang bikin jalanan di San Francisco jadi kotor dan bau. Ternyata, sumber kotornya jalanan di salah satu kota besar di Amerika Serikat ini adalah kotoran manusia! Yup, meski tampaknya sulit dipercaya, kota besar di negara maju ini sedang berperang menghadapi banyaknya kotoran manusia yang bertebaran di jalanannya. Masalah open defecation atau buang air besar di tempat umum yang biasanya terjadi di negara-negara dunia ketiga di Asia dan Afrika, nyatanya juga terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat.
Seperti dikutip dari The Guardian, sampai-sampai, dalam sehari, terdapat 65 telepon pengaduan yang melaporkan mengenai tinja tersebut ke pemerintah San Francisco. Sepanjang tahun 2018 sendiri, sudah ada 14.597 laporan mengenai tinja manusia di jalanan. Tapi, kok bisa sih kotoran manusia ini ada di jalanan San Francisco? Memangnya orang-orang San Francisco anti pakai toilet atau bagaimana ya? Yuk kulik bersama Hipwee News & Feature~
ADVERTISEMENTS
Polemik kotoran atau tinja manusia di jalanan San Francisco ini sudah berlangsung cukup lama. Dalam 10 tahun terakhir, kasus penemuan kotoran manusia di tempat publik meroket sampai 400%
Walikota San Francisco, London Breed, bahkan merasa bahwa tinja yang bertebaran di jalanan San Francisco semakin banyak selama dia tumbuh besar di sana. Breed sejak kecil tinggal di salah satu rumah rakyat. Baru-baru ini, kotoran manusia yang dikumpulkan cukup untuk memenuhi kantong sampah ukuran 20 pon atau 9 kilogram. Aduan karena tinja juga meningkat menjadi 14.597 keluhan selama bulan Januari hingga pertengahan Agustus 2018 ini.
ADVERTISEMENTS
Pemerintah San Francisco sampai memperkerjakan orang yang khusus ditugaskan untuk membersihkan jalanan yang kotor karena tinja
Banyaknya tinja dan keluhan masyarakat membuat pemerintah harus melakukan langkah untuk mengatasinya. Mulai bulan September 2018, akan ada lima orang yang dipekerjakan khusus untuk membersihkan tinja di sepanjang jalan tersebut. Mereka akan mengendarai kendaraan yang dilengkapi dengan pembersih uap dan menyusuri gang untuk membersihkan tinja yang berserakan sebelum masyarakat mengajukan aduan mengenai hal tersebut.
ADVERTISEMENTS
Polemik ini sebenarnya terjadi bukan karena masyarakatnya nggak tahu cara buang air besar yang benar, tapi menunjukkan kegagalan pemerintah dalam menyediakan kebutuhan dasar seperti rumah dan sanitasi untuk warganya
Bukan, bukan penduduknya yang nggak paham caranya buang air yang benar. Asal dari tinja manusia itu adalah dari orang yang tunawisma atau tidak memiliki rumah. Mereka sulit mendapatkan akses untuk buang air dan terpaksa melakukannya di jalanan. Kebanyakan toilet umum hanya buka sampai sore atau malam saja. Akibatnya, jalanan menjadi kotor karena tinja. Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak tunawisma di San Francisco. Menurut The Guardian, ada 7.500 penduduk yang tidak memiliki rumah karena mahalnya harga sewa rumah. Untuk menyewa satu apartemen ukuran studio alias satu kamar tidur, masyarakat sana harus mengeluarkan uang sampai $2.500 per bulannya. Permasalahan tentang gelandangan ternyata juga dialami oleh negara maju seperti Amerika lho.
ADVERTISEMENTS
Bukan cuma menjijikan, tapi tinja yang berserakan di jalanan itu bahaya banget lho. Ketika mengering, tinja bisa menyebarkan penyakit dari virus yang bernama rotavirus
Tinja berserakan yang mengering ini membuat beberapa partikel mudah menguap dan terbawa udara yang bisa menyebabkan penyebaran virus berbahaya seperti rotavirus. Rotavirus bisa menjadi penyebab infeksi pada perut dan pencernaan yang membuat penderitanya mengalami diare parah. Nggak hanya diare saja sih, orang yang terinfeksi rotavirus bisa juga mengalami muntah-muntah, sakit perut, dan juga demam.
ADVERTISEMENTS
Buang air ‘kan salah satu hal yang terjadi alami secara biologis dan dialami oleh semua orang, seharusnya ada fasilitas umum yang bisa memenuhi hak manusia untuk itu
Jika pemerintah San Fransisco masih belum bisa mengatasi masalah mengenai jumlah tunawisma, paling nggak, mereka seharusnya bisa menyediakan akses ke fasilitas buang air umum yang lebih mudah dan lebih baik untuk para tunawisma. Salah satu contohnya adalah di Paris. Pemerintah membuat tempat buang air kecil umum bernama uritrottoirs yang terbuka karena banyaknya orang yang suka pipis sembarangan di jalanan. Namun, hal ini menimbulkan kontroversi tersendiri karena ada yang diletakkan di dekat tempat yang historis. Bukan Paris yang pertama kali memasang tempat buang air kecil umum. Hal itu pernah dilakukan sebelumnya di Sydney dan Amsterdam.
Solusi permasalahannya bukan cuma dengan mengerahkan pasukan untuk membersihkannya aja, tapi lebih ke akar masalahnya yaitu menambah fasilitas toilet umum yang buka 24 jam. Masa sih baru kelabakan setelah banyak aduan karena jalanan bau dan kotor karena tinja manusia~