Kita memang hidup di negara demokrasi, di mana kebebasan berekspresi dijunjung tinggi. Tapi bukan berarti kita bisa berkata kotor atau menghujat sesuka hati. Sudah banyak kasus pengguna media sosial yang harus berurusan dengan polisi karena komentar yang kurang hati-hati.
Seperti yang baru dialami anggota TNI AU di Surabaya, ia harus ditahan dan terancam dicopot dari jabatannya gara-gara istrinya menghujat Wiranto di Facebook. Perkara celetukan iseng bisa jadi panjang kalau disampaikan di media sosial, apalagi yang “disenggol” bukan orang sembarangan. Ditambah ternyata yang terlibat merupakan istri tentara. Jelas jabatan yang jadi taruhannya.
ADVERTISEMENTS
Seorang istri tentara mengunggah kalimat ujaran kebencian di Facebook terkait peristiwa penusukan yang dialami Wiranto
Belum lama ini kita mungkin dikejutkan dengan peristiwa penusukan Menkopolhukam, Wiranto yang terjadi di Banten. Pelaku katanya diduga jaringan ISIS. Sampai sekarang, kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Bukannya mendoakan Pak Wiranto cepat sembuh, FS, istri anggota POMAU Lanud Muljono Surabaya, Peltu YNS, malah menuliskan komentar bernada kebencian di Facebook. Selain menganggap peristiwa kemarin cuma drama, FS juga mendoakan keburukan untuk Wiranto.
ADVERTISEMENTS
Walau nggak ikut-ikutan, tapi Peltu YNS tetap mendapat sanksi yang tidak ringan atas perbuatan istrinya. Ini karena semua tentara beserta keluarganya wajib patuh terhadap UU tentang Hukum Disiplin Militer
Atas perbuatan istri, Peltu YNS harus ikutan kena getahnya. Ia dianggap melanggar UU Nomor 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer. Berdasarkan pemeriksaan awal, untuk sementara YNS dibebastugaskan. Selanjutnya apakah akan dilakukan pemecatan atau sanksi lain, masih menunggu keputusan pimpinan.
Sedangkan istrinya, karena ia termasuk warga sipil, jadi dilaporkan ke Polres Sidoarjo atas pelanggaran UU ITE dengan pasal penyebaran kebencian dan berita bohong.
ADVERTISEMENTS
Sebagian dari kita mungkin bukan keluarga besar tentara, tapi kejadian yang menimpa Peltu YNS dan istrinya di atas seharusnya bisa jadi pelajaran berharga untuk kita semua
Kita memang bisa dengan bebas menggunakan berbagai platform media sosial yang ada, mulai dari Facebook, Instagram, hingga Twitter. Tapi dalam bermedia sosial hendaknya kita tahu batasan-batasannya. Jangan sampai hanya karena benci terhadap sesuatu, kita sampai meluapkan emosi meledak-ledak tanpa filter di sana. Apalagi kalau sampai menyerang individu tertentu. Tentunya nggak ada yang mau cuma gara-gara itu nasib kita jadi berakhir di penjara. Amit-amit yaa…
Jadi, yuk lah lebih bijak bermedia sosial! Tunjukan kalau kita itu manusia bermartabat~