Dari kecil mungkin kita udah kenyang sama yang namanya perintah buat buang sampah di tempatnya. Mau di sekolah, di rumah, atau di lingkungan bermain, nggak ada yang capek ngingetin buat jangan buang sampah sembarangan. Tapi sepertinya makin ke sini kita jadi makin nggak tertib ya. Coba deh diinget-inget, berapa kali kita ninggalin sampah di tempat-tempat umum, kayak pantai, tempat konser, atau ruang tunggu? Sering banget ya kayaknya.
Kemarin, Cinema 21 curhat colongan lewat Instagram resminya. Mereka mengajak pengguna bioskop untuk membantu petugas kebersihan membuang sampah makanan dan minuman ke tempat sampah, bukan malah ditinggal di dalam studio meskipun ada jasa cleaning service.Â
Unggahan ini pun ramai komentar. Tapi kebanyakan netizen malah nggak terima, bilangnya itu udah jadi tugas cleaning service, atau karena mereka udah bayar mahal. Di sini Hipwee News & Feature bakal membahas sederet alasan kenapa kita wajib bantu petugas bioskop buang sampah di tempatnya, bukan malah ditinggalin begitu aja. Yuk, disimak!
ADVERTISEMENTS
Semua orang ke bioskop jelas untuk menonton, bukan menyampah. Jadi nggak ada salahnya jika kita juga menerapkan prinsip ‘buang sampah pada tempatnya’ di bioskop
Kalau ngomongin tujuan utama ke bioskop, pasti buat nonton film ‘kan? Kayaknya nggak ada juga orang yang datang ke bioskop untuk sengaja mengotori dan membuang sampah sembarangan di dalam bioskop. Jadi ya seharusnya prinsip ‘buang sampah pada tempatnya’ juga diberlakukan ketika menonton film di bioskop. Jadi sama sekali nggak salah dan nggak rugi kalau kita bertanggung jawab atas sampah masing-masing. Mungkin bisa dibawa dan dibuang ke tempat sampah di luar bioskop, atau ya setidaknya bekas minuman serta bungkusan snack dirapikan agar tidak berserakan. Wong ya nggak berat juga ‘kan?
ADVERTISEMENTS
Bisa jadi Cinema 21 sampai posting begitu karena perilaku penonton Indonesia yang makin tak acuh sama sampah bioskop. Jika banyak yang buang sampah seperti ini, tugas cleaning service bakal lebih berat dan lama
Sadarkah kamu, kenapa pihak bioskop memberi jeda beberapa menit setelah satu film selesai ke film berikutnya? Waktu tersebut ternyata dipakai petugas untuk membersihkan studio sebelum penonton berikutnya masuk. Nah, makin banyak sampah, makin lama juga waktu yang dibutuhkan petugas untuk bersih-bersih. Bayangin aja kalau semua penonton ibaratnya nggak ninggalin sampah sedikitpun. Penonton berikutnya pasti bakal lebih cepet masuk.
Nggak menutup kemungkinan bioskop yang bersangkutan malah bisa nambah jam tayang film karena nggak perlu menyediakan waktu petugas bersih-bersih. Masuk akal nggak tuh?
ADVERTISEMENTS
Bayangin juga kalau kita ada di posisi cleaning service, pasti sebel deh lihat banyak banget sampah berserakan. Sedangkan kita cuma dikasih waktu bentar buat bersih-bersih sebelum film selanjutnya main
Coba deh bayangin kalau kita yang jadi petugas kebersihan. Iya sih, membersihkan sampah emang udah jadi tugas kita, tapi apa nggak sebel tuh lihat sampah menumpuk di kursi sampai kolong-kolongnya? Makin sebel pas tahu waktu bersih-bersihnya terbatas banget, cuma beberapa menit, sedangkan petugas yang dikerahkan cuma kita sendiri. Atau kalaupun ada temennya ya cuma 2 atau 3 orang. Tahu sendiri gedung bioskop seluas apa. Kasihan juga nggak sih kalau kerjaan mereka jadi berat cuma gara-gara kita sama sekali nggak mau ngangkut sampah milik kita sendiri?
ADVERTISEMENTS
Ini bisa jadi refleksi sih, betapa masih tidak tertibnya orang Indonesia dalam membuang sampah atau menjaga keberhasihan umum. Mungkin berasanya bukan tanggung jawab bersama tapi tanggung jawab cleaning service doang ya
Sebenarnya masalah semacam ini nggak cuma berlaku di dalam bioskop aja lho. Nggak ada salahnya juga kita bantu petugas kebersihan di restoran, ruang tunggu bandara, taman bermain, atau manapun dengan membuang sampah kita sendiri ke tempatnya. Hal-hal seperti ini juga merepresentasikan mentalitas kita sebagai bangsa. ‘Kan nggak mau juga Indonesia terus dikenal sebagai bangsa yang nggak pernah bisa menuruti aturan, suka buang sampah sembarangan, atau hobi ‘diladeni’.