Hari ini sampah sudah jadi masalah besar bagi kelangsungan lingkungan hidup, nggak terkecuali di Indonesia. Dari sekian banyak jenis sampah yang butuh penanganan serius, sampah kemasan khususnya yang menggunakan material plastik memiliki tantangan besar dalam pengelolaannya. Salah satu alasannya karena masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah kemasan serta ketersediaan fasilitas pendukung.
Oleh karena itu, persoalan sampah nggak bisa ditangani oleh satu pihak, melainkan harus dengan melibatkan seluruh elemen. Karena berdasar data Sustainable Waste Indonesia tahun 2018, Indonesia menghasilkan sampah kurang lebih 64 juta ton per tahunnya dengan rumah tangga sebagai penyumbang terbanyak. Sementara itu, pemerintah punya target Indonesia Bebas Sampah pada 2030 nanti. Menyikapi kondisi tersebut, sekaligus mendukung terwujudnya misi pemerintah, HERO Group, Nutrifood, dan Garnier meluncurkan program ‘Dropbox Sampah Kemasan’, yang akan memfasilitasi masyarakat untuk bisa memilah sampah kemasan, sehingga bisa mengurangi jumlah yang berakhir di TPA untuk didaur ulang menjadi barang bernilai ekonomi.
ADVERTISEMENTS
Berdasarkan peraturan menteri, FMCG dan retail memang punya tanggung jawab terhadap sampah kemasan produk mereka
Program kolaborasi ‘Dropbox Sampah Kemasan’, yang dalam pelaksanaannya menyediakan tempat pengumpulan sampah kemasan dan edukasi kepada masyarakat, bisa dilihat sebagai salah satu wujud tanggung jawab produsen terhadap produk-produk yang beredar di masyarakat. Kasubdit Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ujang Solihin Sidik, mengatakan bahwa dalam peraturan pemerintah, para produsen memang punya tanggung jawab dalam urusan sampah. Dan baginya, kolaborasi pengadaan dropbox sampah kemasan ini merupakan wujud nyata yang baik dan diharapkan pemerintah.
“Hadirnya program Dropbox Sampah Kemasan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam pengurangan sampah, khususnya pengurangan sampah oleh produsen di Indonesia, seperti diamanatkan dalam UU RI No. 18 tahun 2009 tentang Pengelolaan Sampah, PP RI No. 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Jenis Rumah Tangga, dan Peraturan Menteri LHK No. P.75 tahun 2019 terkait Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen,” kata Ujang mewakili Direktur Pengelolaan Sampah Direktorat Jenderal PSLB3 KLHK, Novrizal Tahar, yang berhalangan hadir dalam peluncuran program Dropbox Sampah Kemasan via Zoom, Selasa (22/9/2020).
Sejalan dengan pernyataan Ujang, Head of Communication and Government Relations Hero Supermarket, Diky Risbianto, menyadari kalau sampah kemasan yang dihasilkan produk di gerai mereka merupakan tanggung jawab mereka sebagai perusahaan. Untuk itu, program CSR bersama Nutrifood dan Garnier ini menjadi salah satu wujud nyata dalam meningkatkan penyerapan sampah kemasan untuk di daur ulang, sekaligus edukasi konsumen untuk mengurangi jumlah sampah kemasan yang berakhir di TPA.
“Sebagai perusahaan retail, HERO Group menyadari penuh tanggung jawab kami terhadap sampah-sampah yang dihasilkan oleh produk yang dijual di gerai kami. Oleh karena itu, program CSR Dropbox Sampah Kemasan ini dihadirkan guna meningkatkan penyerapan sampah kemasan untuk kemudian dapat di daur ulang. Kami berharap dapat menginspirasi konsumen untuk ikut mengurangi jumlah sampah ke TPA dengan mendaur ulang sampah kemasan mereka,” ucap Diky.
ADVERTISEMENTS
Dropbox Sampah Kemasan dari HERO Grup, Nutrifood, dan Garnier terbuka untuk semua sampah kemasan dari berbagai merek
Didukung oleh KLHK dan organisasi lingkungan Green Movement Indonesia, pada tahap awal program ini akan menempatkan lima Dropbox Sampah Kemasan di lima titik gerai Giant Jabodetabek meliputi Giant CBD Bintaro, Giant BSD City Serpong, Giant Harapan Indah Bekasi, Giant Tole Iskandar Depok, serta Giant Taman Yasmin Bogor pada pada minggu ke-3 bulan September. Jenis sampah yang akan dikumpulkan dalam program ini adalah sampah kemasan valuable inorganic waste yang dibagi dalam tiga kategori yakni sampah kemasan kertas dan dupleks, sampah kemasan plastik, dan sampah kemasan kaca.
Dalam penerapannya, Head of Corporate Communication Nutrifood, Angelique Dewi, mengatakan bahwa sampah kemasan yang diterima dalam program ini nggak terbatas untuk produk HERO Grup, Nutrifood, atau Garnier saja. Melainkan terbuka untuk seluruh sampah kemasan asalkan masuk ke dalam tiga kategori yang telah ditentukan untuk bisa di daur ulang. Nantinya, seluruh sampah yang telah terkumpul akan diangkut oleh mitra penjemput, yakni Bank Sampah Rumah Harum Depok, untuk selanjutnya disalurkan dan diolah oleh sentra-sentra daur ulang menjadi barang-barang yang berguna serta bernilai ekonomi.
“Dropbox yang saat ini tersedia di lima titik terbuka untuk semua sampah kemasan. Cara memanfaatkannya, konsumen cukup memasukan sampah kemasan yang sudah dipastikan bersih dan kering ke dalam dropbox sesuai kategorinya, kemudian memindai barcode dan mengisi data diri karena secara berkala konsumen yang beruntung akan mendapatkan hadiah apresiasi,” jelas Angelique.
ADVERTISEMENTS
Aksi ini diharapkan bisa mempercepat target ‘Indonesia Bersih, Indonesia Sehat dan Indonesia Sejahtera’ yang dicanangkan pemerintah
Turut ambil bagian dalam program Dropbox Sampah Kemasan, CPD Communications Manager L’Oréal Indonesia, Mohamad Fikri, selaku perwakilan Garnier menyatakan mereka memang mempunyai komitmen untuk mengubah seluruh rantai nilai produk menjadi lebih ramah lingkungan, dan terlibat dalam program dropbox sampah kemasan ini menjadi salah satunya. Garnier berharap aksi ini bisa jadi katalisator perubahan di sektor produk kecantikan dan menginspirasi konsumen.
“Program Dropbox Sampah Kemasan hanyalah sebagian dari komitmen Garnier Green Beauty, di mana kita akan mengubah seluruh rantai nilai produksi untuk lebih hijau, tanpa berkompromi mengenai keamanan dan kualitas produk kami. Lewak aksi kolaborasi ini, kami berharap dapat menjadi katalisator perubahan di sektor kecantikan dan sektor lainnya, untuk menginspirasi konsumen kami dan masyarakat pada umumnya untuk turut menciptakan planet yang lebih hijau dan masa depan yang lebih baik lagi,” terang Fikri.
Sementara pendiri Green Movement Indonesia sekaligus Duta Lingkungan Hidup, Tasya Kamila berharap program kolaborasi ini setidaknya bisa mendorong lebih banyak anak muda untuk aktif memilah dan mendaur ulang sampah dengan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
“Green Movement Indonesia percaya bahwa anak muda perlu punya gaya hidup lebih hijau sejak dini serta memiliki peranan sangat penting dalam pengentasan masalah lingkungan, salah satunya terkait pengurangan jumlah sampah di Indonesia. Aku percaya, langkah kecil yang dilakukan secara kolektif dampaknya akan besar,” tukas Tasya.
Mengingat Indonesia punya target pengurangan sampah sebanyak 30% dan penanganan sampah sebanyak 70% di 2025 nanti untuk mewujudkan Indonesia Bersih, Indonesia Sehat dan Indonesia Sejahtera, agaknya program Dropbox Sampah Kemasan ini bisa jadi solusi percepatan terwujudnya target tersebut. Yuk, mulai disiplin pilah sampah biar nggak numpuk di TPA.