“Oppa Gangnam style∼”
Gangnam. Buat kamu yang pernah atau menyukai budaya pop Korea, pastinya akrab dengan nama itu. Selain jadi kiblat kehidupan glamor yang digambarkan dalam lagu mega populer Psy, distrik terkaya di Korea Selatan ini juga berkembang jadi pusat industri operasi plastik. Dengan lebih dari 500 klinik ‘kecantikan’ berjejer rapi di tiap sudut kota, Gangnam sampai mendapat julukan sebagai ibukota operasi plastik dunia. Iklannya pun tidak sembunyi-sembunyi atau terselip di kolom koran seperti di Indonesia. Dari baliho besar di stasiun subway sampai iklan di bus berjalan, semua menawarkan jasa mengubah wajah dan tubuhmu untuk selamanya, secara terang-terangan.
Ternyata tidak hanya orang-orang Korsel saja yang keranjingan oplas, industri ini bahkan sudah menarik pasar luar negeri dan udah jadi semacam tur liburan gitu. Ada banyak agen perjalanan yang menawarkan paket reservasi klinik, akomodasi khusus, sampai transportasi untuk siapapun yang tertarik ‘mempercantik’ diri secara permanen. Meski biayanya fantastis, tapi nyatanya paket ‘liburan’ jenis baru ini kebanjiran peminat. Seperti dilansir The New Yorker, sepertiga pendapatan bisnis operasi plastik di Korsel diperoleh dari luar negeri, terutama Cina.
Booming-nya industri operasi plastik di Korea Selatan itu emang jadi fenomena tersendiri yang menarik banget untuk dilihat lebih dalam. Obsesi mencari kesempurnaan fisik ala Gangnam bahkan sampai menular ke luar Korsel. Kalau biasanya kamu cuma lihat foto before and after-nya, sekarang lihat deh sederet tahapan ‘menyakitkan’ diantaranya! Hipwee News & Feature telah merangkumnya dalam bentuk picture based. Yuk simak dulu, biar kamu tahu ‘the real price of beauty’….
ADVERTISEMENTS
1. Pertama kali yang pasti dilakukan calon pasien adalah survei agen-agen tur yang menawarkan perjalanan ke Korea khusus untuk operasi plastik! Mereka banyak menawarkan paket dengan beragam harga
ADVERTISEMENTS
2. Calon pasien bisa pilih paket sesuai kebutuhan. Mulai dari mau berapa lama, mau hotel yang gimana, sampai mau pakai translator atau nggak. Pokoknya super lengkap
ADVERTISEMENTS
3. Setelah melakukan reservasi, saatnya terbang ke Korea. Nggak perlu khawatir transportasi karena agen tur sudah menyiapkan sopir untuk antar jemput
ADVERTISEMENTS
4. Tahap selanjutnya adalah konsultasi. Ini tergantung bagian tubuh mana yang akan ‘dirombak’. Kalau lebih dari satu bagian biasanya konsul ke beberapa dokter, sesuai kapasitasnya
ADVERTISEMENTS
5. Lalu masuk ke tahap examination atau pemeriksaan awal, mulai dari check up sampai foto profil
ADVERTISEMENTS
6. Next, waktunya operasi! Beberapa calon pasien mengaku deg-degan sekaligus nggak sabar. Lihatnya agak ngeri-ngeri sedep ya..
7. Satu bukti lain betapa sakitnya operasi plastik ini bisa dilihat dari ‘limbah kecantikan’ yang dihasilkan. Kelihatan kayak habis operasi besar nggak sih, ngeri..
8. Pasca operasi, penderitaan belum juga berakhir. Semua pasien bakal mengalami pembengkakan di sekitar area bekas operasi. Kesulitan beraktivitas sudah biasa dialami
9. Selain itu mereka juga harus rutin kontrol hasil operasi sekaligus lepas jahitan. Dokter pasti akan bertanya, “Bagaimana kondisimu?”
10. Pemandangan normal di Korsel. Orang berkeliaran dengan perban dan masker di wajahnya
11. Nggak semua orang Korsel setuju juga sama budaya ini, ada juga yang kritis kayak fotografer bernama Ji Yeo ini
Ji Yeo mendokumentasikan beberapa wanita yang sedang melalui masa pemulihan setelah operasi plastik. Karyanya diberi tajuk ‘Beauty Recovery Room’ dan bisa dinikmati di website resminya.
“Mereka sangat kesakitan, tapi saya bisa melihat luapan kegembiraan mereka atas harapan bisa jadi lebih sempurna.” – Ji Yeo.
Meskipun bagi kita agak susah dinalar kenapa orang sampai rela menghabiskan puluhan bahkan ratusan juta biar bisa mengubah fisiknya, tapi di sana itu sudah jadi hal normal. Saking normalnya bahkan banyak orang tua menghadiahkan oplas buat anak mereka yang lulus SMA lho, ‘kan gila! Mungkin itu karena tuntutan sosial gila-gilaan di Korsel, termasuk saat mau ngelamar kerja, mereka dituntut untuk cantik. Sedih ya, bersyukur aja kita di sini masih bisa merasa cantik meski nggak oplas berjam-jam dan berdarah-darah kayak di Korsel.