Harusnya, masa sekolah jadi masa-masa yang paling indah. Saat yang tepat untuk bermain dengan teman-teman, saat yang paling greget untuk memulai latihan berorganisasi hingga saat yang paling pas untuk merasa cinta pertama. Yah, bahkan almarhum Chrisye menyebutkan bahwa masa sekolah adalah masa-masa “paling indah”.
Sayangnya di kondisi sekarang, tak semua pelajar bernasib sebahagia itu. Kala kita dulu menghabiskan masa sekolah dengan tertawa bersama teman-teman, di zaman sekarang banyak pelajar SMA yang justru terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Kasus terbaru datang dari Nunukan, Kalimantan Utara. Selasa kemarin, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Nunukan menerima laporan soal maraknya prostitusi dari kalangan pelajar sekolah. Sedih sih dengan kondisi ini, anak sekolah sekarang sudah berani jual diri.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Ternyata banyak pelajar yang terjun ke dunia pekerja ‘esek-esek’ itu hanya karena ingin membeli HP terbaru. Siapa sangka meme yang beredar di internet itu benar adanya!
Sedari dulu banyak meme yang beredar di internet seputar siswi-siswi SMA yang menggoda om-om demi dibelikan ponsel keluaran terbaru. Apalagi saat iPhone 7 rilis kapan hari itu, meme serupa bertebaran di dunia maya dengan bebasnya. Pada awalnya mungkin kita akan menganggap kejadian tersebut cuma guyoanan belaka. Namun tak disangka bahwa meme tersebut bercerita apa adanya.
Berdasarkan penuturan Kompas, faktanya banyak dari adik-adik siswi sekolah menengah atas di daerah perbatasan tersebut mengaku terjerumus dalam lembah prostitusi hanya karena ingin mendapatkan handphone keluaran terbaru. Sebuah alasan yang menyesakkan dada. Cuma demi smartphone terbaru, mereka rela tubuhnya digerayangi lelaki hidung belang.
ADVERTISEMENTS
Yang bikin miris, ternyata banyak yang mengaku bahwa mereka diajak kakak tingkatnya untuk ikutan jual diri. Dengan iming-iming materi
Entah harus berkomentar seperti apa, namun fakta dari kasus prostisusi pelajar nyatanya benar seperti ini. Kakak kelas adalah sosok yang mengenalkan kehidupan ‘nakal’ ini kepada adik tingkatnya. Berawal dari yang cuma ajakan untuk nongkrong dan bergaul antar kakak tingkat dan adik tingkat, lama-lama ajakannya menjerumuskan ke dalam lembah prostitusi.
Bagi mereka masih usia sekolah yang uang jajannya masih mengandalkan orangtua, jelas uang jajan tambahan yang jumlahnya melimpah itu sangat menarik perhatian. Sayangnya, kok ya harus menggunakan cara menjual tubuhnya untuk mendapatkan tambahan uang… :'(
ADVERTISEMENTS
Selain itu pergaulan anak zaman sekarang yang mengedepankan gaya juga jadi penyebabnya. Gila aja, sekarang kalau nggak gaya nggak punya teman!
Di tengah era pergaulan yang serba melihat penampilan dan harta, materi sangat menentukan untuk agar diterima di pergaulan. Mungkin salah satu penyebabnya adalah tontonan anak zaman sekarang. Jika dulu tontonan generasi kita adalah kartun dan acara tv yang itu-itu aja, acara yang dipertontonkan kepada anak zaman sekarang cenderung menunjukkan kemewahan dan gaya hidup yang serba wah.
Tak perlu lah menyebutkan judul acaranya, namun rasanya hampir semua acara tv sekarang menunjukkan bahwa mereka yang keren dan gaul adalah mereka yang punya barang-barang bagus dan baru. Mungkin karena terdoktrin dengan hal-hal seperti itu, banyak pelajar-pelajar yang jadi mementingkan gaya daripada mengembangkan kemampuan diri demi masa depannya. Ujung-ujungnya, cara instan untuk mencari uang seperti ini jadi pilihan yang menggiurkan.
ADVERTISEMENTS
Padahal harusnya ada cara yang lebih baik kalau hanya ingin mencari uang. Program part-time job seperti yang membudaya di luar negeri bisa jadi contoh
Dari penuturan di atas, mau tak mau, disadari atau tidak, pucuk masalahnya tetap berada pada uang. Gaya, pertemanan dan penampilan dalam hal ini adalah manifestasi dari banyaknya uang yang dimiliki para pelajar. Padahal kalau bisa mengarahkan dengan benar, bukan berarti pelajar tak bisa mencari uang untuk tambahan jajannya. Ada banyak cara yang sebenarnya bisa dilakukan untuk memperoleh tambahan uang saku.
Nah salah satu cara yang mendidik adalah dengan budaya part-time job seperti yang ada di luar negeri sana. Di Indonesia, budaya ini masih belum populer bahkan banyak orangtua yang tidak rela anaknya ‘bekerja’ sambil sekolah. Bisa juga dilakukan saat musim liburan tiba. Dengan begitu, pekerjaan mereka tak akan mengganggu jam sekolah dan pelajaran. Selain mereka dapat uang jajan tambahan, mereka juga jadi belajar tanggung jawab terhadap uang yang mereka hasilkan.
Daripada memilih untuk menjajakan tubuhnya. Kasihan adik-adik itu. Mereka masih sekolah, masa depannya masih panjang. Namun harus dinodai karena masa muda yang orientasinya tertuju pada uang semata. :'(