Sejak virus corona menyebar, orang-orang gelisah menunggu kemunculan vaksin dan obatnya. Tetapi, sayangnya butuh waktu lama untuk menemukan hal tersebut. Selain membutuhkan proses produksi yang rumit, para ilmuwan juga harus mengujinya berkali-kali sampai dinyatakan efektif dan aman untuk semua orang. Nggak heran kalau hingga kini belum ada obat untuk Covid-19 yang telah teruji.
Namun, baru-baru ini ada sosok bernama Hadi Pranoto yang mengklaim telah menemukan obat Covid-19 saat diundang musisi Anji menjadi narasumber dalam video berjudul “Bisa Kembali Normal? Obat Covid 19 Sudah Ditemukan!! (Part 1)“. Dia juga mengeluarkan sejumlah pernyataan lain seputar kesehatan yang nggak kalah kontroversial. Banyak ahli langsung mematahkan klaimnya tentang virus corona maupun Covid-19. Siapa sih sosok Hadi Pranoto ini?
ADVERTISEMENTS
Dalam video kolaborasi dengan Anji, Hadi Pranoto mengklaim telah menemukan obat Covid-19. Pernyataannya menjadi viral dan menimbulkan banyak tanda tanya di masyarakat
Pada Jumat (31/7), Anji yang merupakan penyanyi mengunggah video ngobrol-ngobrol bersama Hadi Pranoto di YouTube. Hadi disebut sebagai pakar mikrobiologi dengan gelar profesor, bahkan Anji sesekali memanggilnya “dokter”. Nah, Hadi menyatakan bahwa dia telah menemukan obat yang bisa mencegah maupun menyembuhkan Covid-19 dalam waktu 2-3 hari.
Obat itu ditemukan olehnya setelah riset bersama 10 relawan di laboratorium luar negeri. Sontak pernyataannya membuat warganet keheranan dan ragu. Pasalnya, hingga kini belum ada satu pun negara yang bisa membuat obat seperti Hadi.
ADVERTISEMENTS
Sejumlah pernyataan Hadi langsung dipatahkan oleh sejumlah pakar. Mulai dari kebenaran obatnya hingga pendapat kesehatan seputar Covid-19
Dilansir dari Tempo, Agung Dwi Widodo selaku pengajar mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga membantah sejumlah pernyataan Hadi. Berikut daftarnya:
- Hadi menyampaikan, virus corona akan mati di suhu 350 derajat celcius seperti titik leleh baja. Padahal menurut pakar, virus corona sudah mati di suhu 120 derajat celcius. Sedangkan baja baru meleleh di suhu 1300-1500 derajat celcius.
- Hadi berkata bahwa obatnya bisa membuat bakteri dalam tubuh memakan virus penyebab Covid-19. Padahal menurut ahli, seharusnya bakteri yang dimakan virus.
- Hadi menyebut Covid-19 bisa berkembang menjadi 1.153 jenis. Padahal menurut pakar, jenisnya nggak sampai seribu.
- Hadi memberitahu publik bahwa ada tes digital Covid-19 dengan teknologi murah seharga Rp10 ribu. Sedangkan menurut ahli, nggak ada tes semurah itu.
- Hadi berpendapat, Covid-19 bisa terdeteksi lewat keringat. Sedangkan pakar menyampaikan bahwa belum ada penelitian ilmiah yang bisa membuktikannya.
ADVERTISEMENTS
Selain itu, identitas Hadi sebagai profesor dan doktor lulusan S3 diragukan. Bahkan IDI menyatakan bahwa Hadi bukan anggota mereka
Dalam video bersama Anji, Hadi disebut dengan tiga identitas: ahli mikrobiologi, profesor, dan dokter. Setelah mendengar pendapat Hadi yang meragukan, warganet berusaha mencari kebenarannya. Ternyata memang ada nama Hadi Pranoto di situs PPDikti. Sosok tersebut merupakan lulusan S3 Institut Pertanian Bogor (IPB) dan mempunyai gelar akademik doktor. Tetapi foto dirinya berbeda dengan Hadi di dalam video Anji. Dilansir dari Kompas, IPB mengonfirmasi bahwa dua sosok Hadi tersebut bukanlah orang yang sama.
Selain itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan bahwa Hadi Pranoto bukanlah dokter dan nggak ada di database anggota mereka. Bahkan Kemenristek menyatakan bahwa Hadi nggak pernah menjadi anggota peneliti konsorsium dalam tim pengembangan herbal imunomodulator. Berarti siapa dong dirinya?
Tanpa identitas yang jelas, Hadi bisa diproses secara hukum karena telah menyebarkan informasi vital yang meragukan di depan publik. Saat ini pihak kepolisian menunggu laporan dari masyarakat agar bisa melakukan penyelidikan.
ADVERTISEMENTS
Dengan banyaknya informasi yang simpang siur seputar Covid-19, kita wajib selektif. Pastikan dulu bahwa informasi disertai bukti ilmiah yang kuat, baru percaya!
Sungguh berbahaya kalau kita percaya mentah-mentah pada semua informasi yang beredar di internet, sebab belum tentu semuanya benar. Terutama di masa-masa genting seperti pandemi yang sedang berlangsung sekarang. Jadi kita harus lebih selektif dalam memilih informasi yang masuk. Pastikan bahwa orang yang menyampaikannya adalah ahli di bidang tersebut. Jadi ucapannya bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
Selain itu, sebaiknya para figur publik berhati-hati saat memberi kesempatan berbicara pada orang lain. Jangan sampai pengaruh yang mereka miliki justru digunakan untuk menyebar informasi yang menyesatkan seperti klaim-klaim di atas. Video kolaborasi Anji dan Hadi Pranoto kini telah dihapus oleh pihak YouTube karena dinilai melanggar peraturan komunitas Youtube.