Bila bicara soal profesi paling mulia di muka bumi, profesi guru patut masuk di jajaran teratasnya. Guru tak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran kepada murid-muridnya. Lebih dari itu, guru juga diharapkan bisa menjadi panutan bagi seluruh anak didiknya, baik lewat tutur kata maupun perbuatan. Jadi bisa dibilang pertanggungjawaban seorang guru itu luar biasa berat. Kalau gagal mengemban amanah, masa depan anak lah yang jadi taruhannya.
Demikian yang terjadi di Malang belum lama ini. Pihak kepolisian baru saja mengamankan seorang guru yang diduga melakukan perbuatan sangat, amat menyimpang. Ia mencabuli belasan siswanya selama kurang lebih 2 tahun terakhir. Kepada para korbannya, ia mengaku sedang melakukan penelitian disertasi. Bahkan murid-muridnya itu ada yang disuruh bersumpah di atas Alquran agar tak mengadu ke siapapun! Duh, penistaan agama level dewa sih ini namanya. Kalau nggak segera tobat, mungkin dia nanti bakal masuk neraka lewat jalur undangan 🙁
ADVERTISEMENTS
Guru yang seharusnya jadi panutan, malah melakukan perbuatan menyimpang. Itulah yang dilakukan Chusnul Huda, guru mata pelajaran PKn merangkap guru BK di SMPN 4 Kepanjen, Malang
Chusnul Huda merupakan potret seorang guru yang justru jauh dari citra baik sang guru. Pria 38 tahun itu ketahuan mencabuli 18 siswanya sejak 2017 –yang menurut polisi jumlahnya bisa jadi lebih banyak lagi. Sedihnya, padahal ia tercatat sebagai guru honorer mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Bimbingan Konseling (BK). Semua ini bermula dari pengakuan seorang siswa kepada orangtuanya. Akhirnya ortunya melapor ke pihak sekolah dan mereka menelusuri kasus memalukan ini.
ADVERTISEMENTS
Untung membujuk korbannya, pelaku berdalih sedang melakukan penelitian disertasi S3-nya. Ia kemudian mengajak para korban ke ruang BK dan di sanalah ia melancarkan aksinya
Seperti umumnya pelaku pencabulan yang mulutnya selalu penuh bualan, Chusnul mengaku kepada korbannya kalau ia sedang mengerjakan penelitian sebagai bahan disertasi S3. Untuk itu, ia perlu mengumpulkan sampel sperma, rambut kemaluan, rambut kaki, rambut ketiak, hingga data ukuran panjang penis. Korban yang masih duduk di bangku SMP percaya-percaya aja ketika diminta berbaring di atas meja ruangan dan diraba-raba.
Chusnul juga tak segan-segan memakai atribut agama untuk meminimalisir kebocoran rahasia cabulnya selama ini. Ia menyuruh para korbannya bersumpah di atas Alquran agar nggak mengadu ke siapapun. Ada juga yang sampai ditakut-takuti bila sampai menceritakan perbuatannya ke orang lain, maka ia akan celaka. Wah, selamat Pak Chusnul, Anda telah tercatat sebagai penista agama level dewa!
ADVERTISEMENTS
Kebejatan guru yang diketahui sudah menikah dan memiliki 1 anak itu nggak cuma sampai situ aja. Polisi juga membongkar skandalnya memalsukan ijazah untuk menjadi guru SMP!
Selama proses pemeriksaan, ternyata polisi juga berhasil menguak fakta lain. Chusnul Huda diketahui memalsukan ijazah perguruan tingginya saat melamar jadi guru honorer di SMPN 4 tersebut tahun 2014. Ia mengaku sebagai lulusan S1 Program Studi BK dari Universitas Kanjuruhan Malang. Padahal kabarnya ia dulu di-drop out. Ijazahnya ia peroleh dari hasil meminjam punya teman lalu diganti nama serta fotonya sendiri. Sungguh penipu ulung~
ADVERTISEMENTS
Jujur, sedih banget melihat kasus guru mencabuli muridnya kayak gini. Apalagi ini bukan baru sekali peristiwa serupa terjadi. Sepertinya pemerintah perlu merombak tata cara perekrutan guru deh, biar yang bejat bisa ketahuan dari awal
Sedih sekali rasanya membayangkan murid-murid SD atau SMP jadi korban pelecehan oleh guru sendiri dengan memanfaatkan kepolosan mereka. Kasus yang menghancurkan karir Chairul di atas bukan yang pertama kalinya. Sudah banyak kasus serupa terjadi di Indonesia, seperti yang pernah Hipwee bahas di sini, dan di sini.
Melihat maraknya kasus pelecehan oleh guru kepada muridnya ini agaknya perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Mungkin bisa dengan memperketat jalur perekrutan guru, terutama tahapan untuk mengukur kondisi psikologisnya, kesehatan mental, dan lain sebagainya. Semoga kasus-kasus di atas tidak terulang kembali ya!