Zaman sekarang kayaknya banyak orang tak lagi segan menghalalkan segala cara buat bisa meraup keuntungan pribadi, termasuk membahayakan kesehatan orang lain. Nggak cukup dengan menambahkan formalin, boraks, atau zat berbahaya lain ke dalam produk yang dijual, kini muncul kabar bahwa gula rafinasi beredar secara bebas di sejumlah kafe dan hotel mewah di Jakarta.
Gula rafinasi adalah gula sukrosa yang diproduksi dari gula kristal mentah (raw sugar) dan melalui sederet proses seperti pelarutan kembali (remelting), klarifikasi, dekolorisasi, kristalisasi, fugalisasi, pengeringan, dan pengemasan. (Kompas)
Karena sederet proses pengolahan tersebut, gula ini punya tingkat kemurnian yang cukup tinggi. Tapi justru itu yang bahaya, karena lebih berpotensi menyebabkan diabetes dibanding gula biasa. Sejak beberapa tahun lalu, isu peredaran gula ini sebenarnya sudah banyak berhembus. Penjual banyak tertarik memakai gula ini lantaran harganya lebih murah dari gula kristal putih yang berbahan baku tebu asli. Kemarin ini ada kabar terbaru soal penyalahgunaan gula rafinasi ini di Jakarta. Biar bisa lebih waspada, simak dulu deh ulasan Hipwee News & Feature ini!
ADVERTISEMENTS
Polisi sedang menyelidiki dugaan peredaran gula rafinasi di sejumlah kafe dan hotel mewah di Jakarta
Bulan lalu, penyidik Bareskrim Polri melakukan penggeledahan di PT. Crown Pratama di Kecamatan Kedaung, Cengkareng, Jakarta Barat, atas dugaan penjualan gula kristal rafinasi dalam bentuk sachet ke sejumlah hotel mewah dan kafe di Jakarta. Benar saja, di gudang PT. CP polisi menemukan barang bukti berupa 20 sak gula kristal rafinasi dengan berat masing-masing 50 kg serta 82.500 sachet-nya siap dikonsumsi. Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus, Brigjen Agung Setya, mengatakan PT. CP menjualnya seharga Rp130 per sachet dengan berat tiap sachet sekitar 6-8 gram. Sedangkan mereka membelinya seharga Rp10.000 per kilo.
Saat ini, pihak kepolisian sedang mengumpulkan keterangan para ahli, termasuk BPOM dan distributor yang diduga memasok gula rafinasi ke PT. CP. Barang bukti yang diamankan polisi juga sedang diuji di laboratorium. Enam saksi telah diperiksa terkait kasus ini. Rencananya dalam waktu dekat polisi akan melakukan gelar perkara guna menetapkan tersangka.
ADVERTISEMENTS
Sesuai ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan, gula rafinasi cuma bisa didistribusikan ke industri untuk diolah kembali
Banyak yang belum familiar dengan gula rafinasi ini. Bentuknya yang mirip sama gula biasa, membuat orang kadang acuh tak acuh. Asal bisa menambah rasa manis. Padahal gula rafinasi ini dilarang untuk dikonsumsi langsung lantaran bisa berbahaya. Bahkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 117 tahun 2015 pasal 9, mengatur kalau gula rafinasi cuma boleh didistribusikan ke industri, seperti pabrik makanan, minuman, atau farmasi.
ADVERTISEMENTS
Beda gula pasir biasa dengan gula rafinasi ini sebenarnya bisa dilihat dari warnanya
Karena melalui proses pemurnian yang sangat ketat, gula rafinasi ini punya warna lebih putih dan cerah dibanding gula kristal putih (GKP). Kadar keputihan (ICUMSA)-nya mencapai 45. Jauh di atas kelompok gula untuk makanan (food grade) dengan kadar ICUMSA 100-150. Butiran kristalnya lebih halus dan lembut. Tak heran kalau industri pangan lebih memilih gula rafinasi meskipun dibuat dari bahan baku raw sugar impor. Biasanya gula yang warnanya putih banget justru lebih banyak disukai, padahal bisa jadi itu gula rafinasi lho.
ADVERTISEMENTS
Gula rafinasi tergolong berbahaya jika dikonsumsi langsung karena bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan
Jangan sepelekan gula rafinasi ini ya, karena jika dikonsumsi secara terus menerus dengan mencampur langsung pada makanan atau minuman, malah akan menimbulkan bahaya kesehatan. Karena tingkat kemurniannya yang sangat tinggi, saat gula ini dikonsumsi, tubuh akan membutuhkan vitamin B kompleks, kalsium, dan magnesium untuk mencernanya. Secara mendadak tubuh bisa ‘mencuri’ vitamin B kompleks dari sistem saraf sehingga bisa menyebabkan depresi atau penyimpangan perilaku. Tubuh juga akan mengambil kalsium dan magnesium dari gigi dan tulang sehingga memicu osteoporosis.
Tak hanya itu, karena gula ini mudah sekali terpecah menjadi glukosa, risiko diabetes nggak akan bisa dihindari oleh orang yang mengonsumsinya. Saat diserap darah, gula rafinasi bisa menutup molekul protein pada kulit, sehingga jika konsumsinya rutin dilakukan akan menyebabkan penuaan dini pada kulit, seperti kulit kusam dan gelap.
Nah, lho, seram ‘kan? Gula biasa aja udah banyak menimbulkan masalah kesehatan kalau dikonsumsi berlebihan. Apalagi gula rafinasi yang jelas-jelas dilarang pemerintah buat dikonsumsi sembarangan. Sebagai konsumen, kita harus pintar-pintar memilih mana yang sehat mana yang nggak nih.