Sebuah tragedi yang bisa dibilang cukup tidak biasa  terjadi di Kabupaten Bogor. Granat aktif milik TNI diketahui meledak hingga memakan korban. Padahal menurut laporan, granat sudah dalam kondisi berkarat, tapi ternyata masih aktif dan bisa meledak. Lebih ngerinya lagi, korbannya masih anak-anak lo! Katanya mereka nggak tahu kalau itu granat, dan malah memainkannya dengan cara dipukul-pukul.
Waduh, ngeri sekaligus miris ya kejadian ini! Memang gimana sih kisah selengkapnya? Simak ulasan Hipwee News & Feature kali ini.
ADVERTISEMENTS
Sebuah granat meledak mengenai tiga bocah di Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang, Bogor. Dua di antaranya sampai harus meregang nyawa!
Kejadian ini bermula saat 3 bocah bermain-main di dekat area latihan militer sekitar perbukitan Gunung Kapur, kawasan Cibungbulang, Kamis 14 Februari kemarin. Tak disangka, mereka menemukan granat yang mungkin dikira mainan. Kata Komandan Distrik Militer (Dandim) 0621 Kabupaten Bogor, Letkol Inf Harry Eko Sutrisno, seperti dikutip Detik, granat itu lalu dibawa pulang dan dimainkan dengan cara dipukul-pukul. Granat yang ternyata masih aktif itu pun meledak.
Ketiga bocah yang jadi korban bernama Muhammad Mubarok (10 tahun), Muhammad Doni (14 tahun), dan Khoirul Islami (10 tahun) saat itu langsung dibawa ke RSUD Leuwiliang, Bogor. Namun sayang, akibat luka serius di bagian kepala, nyawa Mubarok tidak bisa tertolong. Sedangkan Doni, yang mengalami luka bakar di bagian kaki, baru saja menghembuskan nafas terakhir hari ini (15/2), masih dilansir Detik.
Kawasan lapangan tembak milik TNI itu seharusnya memang nggak bisa dimasuki sembarang orang. Tapi entah kenapa, 3 bocah itu masih bisa melewatinya
Disebut Harry, lokasi tempat ditemukannya granat aktif itu sebenarnya termasuk kawasan terlarang, yang mana nggak boleh dimasuki sembarang orang. Tapi entah bagaimana ketiga bocah di atas masih bisa melewatinya dan bermain-main di dalamnya. Bisa jadi pengawasan yang kurang ketat jadi alasannya. Granatnya sendiri kata Harry, kemungkinan sudah tertanam di sana selama bertahun-tahun. Karena katanya granat sudah dalam kondisi berkarat.
Kasus ini sekarang masih dalam proses tindak lanjut, salah satu tujuannya buat mengetahui asal usul granat yang meledak itu
Pihak TNI dan jajarannya saat ini sedang menyelidiki peristiwa ini lebih lanjut. Mereka ingin mengetahui asal usul sebenarnya granat yang meledak, mulai dari tahun pembuatannya, sampai siapa sebenarnya yang memilikinya. Kalau mau berkaca dari pengalaman ini, sebetulnya perlu juga lo melakukan semacam sosialisasi kepada masyarakat terutama yang tinggal di dekat komplek militer, siapa tahu mereka nggak sengaja menemukan ranjau darat juga tapi malah nggak tahu kalau itu benda berbahaya. Atau bisa juga dengan memperketat pengawasan di sekitar areal militer ini, agar orang nggak bisa sembarangan masuk ke sana.
Selain kawasan militer, sebenarnya banyak juga tempat di dunia yang darurat ranjau darat, seperti wilayah-wilayah bekas konflik gitu. Sebelum meninggal, Putri Diana sempat sibuk berkampanye melarang adanya ladang granat. Terutama di negara-negara bekas perang. Soalnya ya memang bahaya banget sih.