Geger Penyakit Amoeba Pemakan Otak, Korsel Laporkan Pasien Pertama Meninggal Dunia

Sebuah temuan penyakit mengerikan baru-baru ini mengegerkan dunia medis di beberapa negara, salah satunya Korea Selatan. Penyakit Naegleria Fowleri atau dikenal juga dengan amoeba pemakan otak menyita perhatian dunia. Pasalnya, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan seorang pasiennya meninggal dunia karena penyakit tersebut.

Kasus amoeba pemakan otak ini memang bukan pertama kali terjadi. Sebab, sepanjang sejarah infeksi amoeba pada manusia sudah ada ratusan kasus terjadi. Bahkan, nggak hanya Korea Selatan saja yang sudah melaporkan kasus tersebut, tahun ini Amerika Serikat dan Pakistan juga menemukan penyakit ini menjangkit warganya. Seperti apa infeksi amoeba ini?

ADVERTISEMENTS

Infeksi amoeba pemakan otak cukup langka tapi sangat mematikan

Amoeba pemakan otak

Ilustrasi otak | Foto dari Depositphoto

Naegleria Fowleri merupakan amoeba atau organisme bersel tunggal yang hidup dia tanah dan air tawar hangat seperti mata air panas, danau, dan sungai di seleuruh dunia. Amoeba ini bisa masuk ke tubuh manusia ketika menyelam dengan cara terhirup melalui hidung hingga merembet masuk ke otak.

Berdasarkan jurnal Infectious Diseases Society of America (IDSA) seperti yang dinukil dari CNN, setidaknya ada 381 kasus amoeba pemakan otak di seluruh dunia yang terjadi pada 2018. Beberapa negara yang lemporkan kasus tersebut di antaranya India, Thailand, Amerika Serikat, China, dan Jepang. Temuan di Korea Selatan kali ini merupakan temuan pertama. Sementara kasus pertama di dunia dilaporkan di Virginia pada 1937.

Menurut IDSA, infeksi amoeba pemakan otak memang cukup langka, tapi juga sangat mematikan. Tingkat kematian pasien yang terinfeksi penyakit ini mencapai 95 persen. Biasanya, masa inkubasi amoeba di dalam tubuh manusia pun cukup singkat, hanya dua sampai tiga hari, atau paling lama maksimal 15 hari.

ADVERTISEMENTS

Pasien amoeba pemakan otak di Korea Selatan dilaporkan meninggal dunia

Laporan kasus amoeba pemakan otak di Korea Selatan memang jadi perhatian masyarakat dunia. KDCA melaporkan seorang pasian pria berusia 50 tahun telah meninggal dunia akibat infeksi amoeba pemakan otak. Diketahui pasien tersebut sempat melakukan perjalanan ke Thailand, dan kembali ke Korea pada 10 Desember 2022. Keesokan harinya pasien dirawat di rumah sakit, dan meninggal dunia pada 21 Desember 2022.

Melansir dari DetikHealth, KDCA telah melakukan tes genetik pada tiga jenis patogen penyebab amoeba pemakan otak pada pasien. Dari pengujian itu, ditemukan 99,6 persen gen dalam tubuh pasien mirip dengan gen pasien amoeba pemakan otak yang telah ditemukan di luar negeri. Riwayat perjalanan pasien pun menjadi salah satu penguat hasil tes, karena Thailand juga telah melaporkan kasus amoeba pemakan otak pada 2018 silam.

ADVERTISEMENTS

Amerika dan Pakistan telah melaporkan kasus amoeba pemakan otak tahun ini

Selain Korea Selatan, di tahun ini, Amerika Serikat juga telah melaporkan tiga kasus amoeba pemakan otak. Kasus pertama tahun ini terjadi di Florida pada Juli. Di bulan yang sama, kasus serupa menimpa penduduk Missouri usai berenang di Danau Lowa. Hasil tes mengungkap adanya amoeba Naegleria Fowleri di perairan Lowa.

Setelah itu, pada Agustus, Nebraska juga melaporkan kasus kematian anak yang terinfeksi amoeba pemakan otak usai berenang di Sungai Elkhorn di Omaha. Lagi-lagi hasil tes uji mengungkap adanya Naegleria Fowleri di sungai tersebut.

Sementara itu pada bulan Mei lalu, Pakistan juga mencatat kematian pasien yang disebabkan infeksi amoeba pemakan otak ini. Pasien tersebut merupakan pria berusia 59 tahun di distrik Keamari. Departemen Kesehatan Pakistan mencatat di kota Sindh setidaknya ada 90 orang meninggal karena infeksi serupa pada 2011.

ADVERTISEMENTS

Gejala amoeba pemakan otak dan upaya pencegahannya

Diketahui, infeksi amoeba pemakan otak mirip dengan pasien meningits. Melansir dari DetikHealth, KDCA mengungkap gejala awal amoeba pemakan orak ini berupa sakit kepala dibarengi demam, mual dan muntah, serta bisa berkembang semakin parah dari hari ke hari dan disertai leher kaku.

Melansir dari The Straits Times, dalam upaya pencegaham amoeba pemakan otak ini, KDCA mengimbau untuk mengindari aktivias berenang atau rekreasi air lainnya dan selalu gunakan air bersih saat bepergian ke daerah yang telah melaporkan kasus infeksi. Apalagi ketika suhu air naik selama musim panas, makan risiko penularan bisa semakin tinggi.

Amoeba pemakan otak ini kemungkinan juga bisa ditemukan di negara-negara tropis. Namun, sejauh ini belum pernah ada temuan kasus amoeba pemakan otak di Indonesia. Tapi, bukan berarti kasus ini bisa diabaikan, ya SoHip. Menjaga kebersihan dan memilih lokasi olahraga atau rekreasi air tetap harus diupayakan. Terutama bagi SoHip yang mengunjungi daerah-daerah yang telah melaporkan kasus amoeba pemakan otak ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat buku dan perjalanan

Editor

Learn to love everything there is about life, love to learn a bit more every passing day

CLOSE