Kini, pemandangan yang lumrah di hampir seluruh kota dunia adalah deretan gedung menjulang ibarat hutan belantara. Kalau California punya coast redwood sebagai pohon tertinggi di dunia dengan rekor mencapai 115,92 meter, maka Dubai punya gedung pencakar langit bernama Burj Khalifa dengan tinggi mencapai 828 meter. Tiga kali lebih menjulang dari rata-rata gedung tertinggi di Indonesia.
Belum puas dengan itu, sebentar lagi akan berdiri pula sebuah gedung pencakar langit bernama Kingdom Tower di Jeddah, Arab Saudi yang diperkirakan tingginya lebih dari 1.000 meter dengan total 167 lantai. Nah, mengingat manusia adalah makhluk yang nggak pernah puas, pertanyaan selanjutnya adalah setinggi apa sih gedung yang bisa dibangun manusia? Apakah bisa menjulang sampai ke luar angkasa? Daripada mengkhayal mending simak penjelasan pakar arsitektur berikut ini.
ADVERTISEMENTS
Menurut perkiraan ahli, kita bisa membangun gedung pencakar langit hingga setinggi 2.000 meter
Profesor rekanan arsitektur Universitas New South Wales Australia, Philip Oldfield di laman The Conversation mengatakan dengan dukungan teknologi dan ilmu pengetahuan manusia akan bisa membangun sebuah gedung dengan tinggi lebih dari 2.000 meter. Gedung dengan tinggi lebih dua kilometer itu bisa dibayangkan seperti menumpuk 10 gedung pencakar langit biasa.
Tapi ia mengatakan hal tersebut nyaris sulit dilakukan, karena akan membutuhkan beton dan baja sebagai material dalam jumlah luar biasa banyak yang mana bisa merusak lingkungan. Idealnya, agar aman bagi kelangsungan alam dan lingkungan sekitar bangunan, Philip mengatakan gedung pencakar langit setidaknya dibangun hanya berukuran sekitar 300 meter saja.
ADVERTISEMENTS
Namun di ketinggian tersebut, tantangan alam akan jadi hambatan dalam membangun gedung setinggi 2.000 meter
Selain butuh material yang luar biasa banyak, membangun gedung setinggi 2.000 meter punya berbagai tantangan yang sulit ditaklukkan. Kesulitan terbesar yang nggak bisa dielakkan adalah angin yang berhembus. Semakin tinggi maka terpaan angin akan semakin kencang. Makanya dibutuhkan perancangan struktur gedung yang dapat membuat gedung stabil dan nggak gampang goyah, dan orang yang berada di puncak gedung nggak merasa seperti mabuk laut.
Untuk menjaga kestabilan gedung dari terpaan angin, berbagai teknologi bisa diterapkan. Yang populer digunakan arsitek dan insinyur adalah menempatkan pendulum raksasa seukuran rumah yang disebut tuned mass damper di bagian atas dalam gedung. Pendulum ini nantinya akan berayun bolak-balik menyerap energi angin yang berhembus sehingga gedung stabil. Selain menggunakan pendulum, di puncak gedung pencakar langit biasanya juga terdapat kolam-kolam air yang akan bekerja menahan hembusan angin. Nah, kalau gedung pencakar langit biasa saja punya pendulum sebesar rumah, gimana dengan gedung setinggi 2.000 meter ya?
Cara lain untuk mensiasati terpaan angin di puncak gedung adalah dengan desain gedung. Kalau kamu perhatikan, Burj Khalifa punya bagian puncak yang runcing dibanding bagian bawah yang lebih lebar. Selain pertimbangan estetis, tujuan desain itu agar vortisitas atau sirkulasi angin yang terjadi berbeda-beda sesuai besaran gedung yang diterpa sehingga gedung nggak berayun. Beda cerita kalau gedung punya ukuran yang sama, maka terpaan angin yang diterima jadi lebih besar sehingga berbahaya karena gedung rentan berayun.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Akses ke setiap lantai gedung juga jadi persoalan karena kamu butuh 3.000 langkah untuk mencapai puncak gedung setinggi satu kilometer
Persoalan lain ketika membangun gedung super tinggi adalah akses mencapai puncak. Menjajal tangga tentunya bukan pilihan yang bijak, karena untuk mencapai puncak gedung setinggi satu kilometer saja kamu butuh 3.000 langkah. Apalagi gedung setinggi dua kilometer. Wah, pegel tiada ampun yang ada!
Satu-satunya solusi adalah menggunakan lift. Tapi hal ini bukannya nggak punya persoalan. Lift yang digunakan harus sangat cepat biar nggak makan waktu. Ingat, kita membicarakan gedung dengan ratusan lantai. Saat ini lift paling ngebut punya kecepatan 70 kilometer per jam, atau setara kecepatan rata-rata mobil di jalan tol. Dengan kecepatan itu lift bisa melewati lima lantai dalam satu detik, dan hanya butuh beberapa menit untuk mencapai puncak. Selain harus cepat, gedung super tinggi juga harus punya lebih dari satu lift. Kingdom Tower Jeddah yang sedang di bangun dan akan mengalahkan Burj Khalifa itu nantinya punya 59 lift dengan tali serat karbon super kuat untuk menggerakkannya. Wah, semoga saja nggak ada kejadian mati listrik atau keadaan darurat yang memaksa seisi gedung harus turun menggunakan tangga darurat, ya.
Itulah jawaban atas rasa penasaran berapa tinggi maksimal gedung yang bisa dibangun manusia. Mari kita tunggu apakah ilmu pengetahuan dan teknologi nantinya bisa memenuhi ego dan rasa nggak pernah puas manusia dalam membangun gedung.