Tak ada yang menduga sebelumnya bahwa pagi itu akan berubah jadi pagi yang cukup mencekam bagi siswa-siswi SDN Gentong, Pasuruan. Di tengah proses belajar mengajar yang berlangsung seperti hari-hari biasanya, tiba-tiba atap gedung sekolah ambruk menimpa guru dan siswa di bawahnya. Sayangnya, tak semua dari mereka berhasil menyelamatkan diri. Peristiwa ini tentu akan sangat membekas dan menimbulkan trauma tersendiri.
ADVERTISEMENTS
Kejadian nahas menimpa guru dan siswa-siswi SDN Gentong kemarin. Selain menimbulkan kerugian materiil, peristiwa ini juga menelan korban jiwa
Selasa, 5 November 2019 pagi, sebuah peristiwa pilu terjadi di SDN Gentong, Pasuruan, Jawa Timur saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Sekitar pukul 08.30, atap gedung sekolah itu ambruk menimpa orang-orang di bawahnya. Guru dan siswa pun jadi korban, malah seorang guru pengganti bernama Sevina dan siswa kelas 2B Irza Amira harus kehilangan nyawanya.
Atap yang roboh itu mengenai 4 ruang kelas; 2A, 2B, 5A, dan 5B. Akibatnya bangunan jadi ringsek, tak bisa lagi digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
ADVERTISEMENTS
Tak hanya menelan korban meninggal, belasan siswa juga menderita luka-luka. Penyebab pasti peristiwa ini juga masih diselidiki. Masalahnya saat kejadian, nggak ada angin atau hujan turun, cuaca pun sedang cerah
Sebanyak 11 siswa-siswi rupanya juga turut jadi korban robohnya atap bangunan SD Gentong. Mereka menderita luka-luka. Kejadian ini masih diselidiki aparat setempat, terlebih untuk mengetahui apa penyebab sebenarnya. Kabarnya saat peristiwa berlangsung, kondisi cuaca sedang cerah, tak ada angin maupun hujan. Jadi, mungkin masalahnya memang ada di struktur bangunan yang nggak sempurna, setidaknya inilah dugaan sementara Kapolres Pasuruan Kota Ajun Komisaris Besar, Agus Sudaryatno.
ADVERTISEMENTS
Kejadian ini tentu bisa jadi mimpi buruk bagi tenaga pendidik maupun para pelajar di sekolah-sekolah lain, apalagi yang bangunan sekolahnya memang sudah reyot dan kurang layak
Kisah soal bangunan sekolah yang sudah reyot sehingga tak layak lagi dipakai berkegiatan mungkin sudah jadi kisah yang cukup sering kita dengar. Di Indonesia, di mana pembangunannya memang belum merata, masih banyak sekolah di daerah pelosok yang butuh uluran tangan para dermawan karena bangunannya telah rusak. Sebagian terpaksa harus menjalani proses belajar mengajar di luar ruang. Sedang sebagian lagi mungkin tak punya pilihan lain dan lebih memilih tetap menempati bangunan rusak itu, walau dirundung bahaya yang bisa datang kapan saja, seperti yang baru terjadi di Pasuruan.
Sedih sekaligus miris mendengar berita soal atap gedung sekolah yang roboh ini, apalagi sampai menelan korban jiwa. Siswa kelas 2 SD yang mungkin masih punya banyak mimpi di masa depan, harus kehilangan nyawa hanya karena kelalaian pihak-pihak tertentu dalam membangun sebuah bangunan. Sebaiknya masalah gedung-gedung kurang layak yang banyak diberitakan media massa itu, jangan dianggap remeh sih. Ini karena kalau terjadi apa-apa, nyawa lah yang jadi taruhannya. Ya, semoga aja nggak ada kejadian serupa lagi deh ya..