Lumrahnya orang-orang menjauhi hantu karena wujudnya seram. Tapi ada juga lho yang penasaran dan ingin melihatnya langsung. Salah satunya dengan fotografi hantu. Berbekal kamera dan keberanian, orang-orang berburu foto mistis di berbagai tempat angker. Hasil fotonya bikin merinding! Hiy…
Penasaran gimana cara memotret pocong, kuntilanak, atau genderuwo? Nih, kenalan dulu sama serba-serbi fotografi hantu.
ADVERTISEMENTS
Sekumpulan pemberani membentuk Ghost Photography Community. Peminatnya banyak lho!
Bosan dengan fotografi yang itu-itu aja, Mickey Oxcygentri memutuskan beralih ke fotografi hantu. Tujuannya apa lagi kalau bukan memotret penampakan. Ia membentuk Ghost Photography Community pada 2013 di Depok. Walau terkesan nyeleneh, ternyata banyak lho yang tertarik buat bergabung. Sekarang udah ada sekitar 250 anggota. Nggak tanggung-tanggung, cabangnya udah ada di Jakarta, Bekasi, Karawang dan Surabaya. Kamu mau ikutan?
Eits, ada syarat khusus buat bergabung di komunitas hantu ini. Tentunya harus berani dan kuat mental. Soalnya, mereka bakal pergi ke tempat-tempat angker seminggu sekali. Contohnya kuburan, bekas rumah sakit, rumah yang udah lama terlantar, dan banyak lagi. Ke sananya pun harus pas malam hari! Hiy… dijamin seramnya jadi dobel. Jadi, para anggota nggak boleh punya penyakit jantung atau ayan. Soalnya bisa-bisa kambuh.
ADVERTISEMENTS
Selain kesiapan mental, tentu saja butuh kamera dan ilmu khusus fotografi hantu
Makhluk gaib sulit dilihat dengan mata kita. Soalnya, hantu berada di gelombang yang berbeda dengan penglihatan manusia. Karena itulah butuh media perantara. Buat memotret hantu, bisa pakai smartphone aja, tapi lebih bagus kalau pakai kamera DSLR. Harus paham cara pakainya ya. Selain itu, harus tahu strategi khusus fotografi hantu. Misalnya strategi yang dipakai Ghost Photography Community. Kalau mereka memotret suatu objek, nggak cukup sekali aja, tapi harus beberapa kali. Jadi kemungkinan hantunya terpotret lebih besar.
Ada juga strategi unik saat perburuan foto di tempat angker. Biasanya, Ghost Photography Community akan mengajak orang yang punya ketakutan berlebih pada hantu. Lho, buat apa? Ternyata ia dijadikan pancingan. Energi ketakutan orang itu akan menarik perhatian hantu. Akibatnya, sang hantu akan berada di gelombang yang sama dengan penglihatan manusia. Barulah bisa dipotret.
ADVERTISEMENTS
Ternyata, hasil foto hantu dipengaruhi oleh sugesti fotografernya lho
Biasanya, foto penampakan nggak terlalu jelas. Hantunya terpotret sebagai bayangan samar berwarna putih atau hitam. Ukurannya mirip dengan manusia biasa. Tapi ada juga lho hantu yang kelihatan cukup jelas. Di dalam foto, biasanya muncul bersebelahan dengan orang lain. Ngeri nggak sih? Bayangin aja, kamu sedang asyik berfoto di suatu tempat. Saat fotonya dicetak, ternyata di sebelahmu ada bayangan berbentuk nenek-nenek! Hiy…
Di Ghost Photography Community, biasanya foto penampakan yang muncul adalah pocong dan kuntilanak. Khas Indonesia banget ya. Ternyata itu ada alasannya. Biasanya hantu yang muncul di dalam foto adalah hantu yang dipikirkan oleh pemotretnya. Kalau disugesti ada pocong, yang terpotret juga pocong. Sementara kalau disugesti ada vampir, yang muncul di fotonya juga vampir. Ternyata ini masalah sugesti.
ADVERTISEMENTS
Lho, jadi sebetulnya foto hantu itu beneran atau nggak? Tergantung kepercayaan masing-masing aja ya…
Di Indonesia memang masih banyak orang yang percaya hantu. Tapi di negara tertentu, orang-orang udah nggak percaya lagi. Soalnya mereka lebih mengandalkan logika dan ilmu pengetahuan. Fotografi hantu justru diyakini sebagai penipuan. Misalnya, tahun 1860-an ada fotografer bernama William Mumler yang terkenal bisa memotret penampakan. Setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata itu hanya foto rekayasa! Sebelum memotret kliennya, Mumler menyiapkan foto orang yang udah meninggal dan ditempelkan di kaca tipis. Lalu kaca itu diselipkan ke lensa kameranya. Jadi sebetulnya penampakan yang terlihat hanyalah potongan foto biasa!
Ada atau nggaknya hantu adalah kepercayaan masing-masing orang. Kalau nggak percaya, ya silakan. Kalau percaya, ya boleh-boleh aja. Kamu pun bisa coba memotret hantu. Tapi hati-hati ya, tanggung risikonya sendiri!