Belakangan fenomena body shaming sangat marak terjadi. Meski fenomena ini sudah ada sejak dulu, tapi kehadiran media sosial membuat isu ini semakin gampang ditemukan. Yang membuat dampak body shaming di era sekarang lebih kejam adalah kemungkinan pengguna media sosial bertindak sebagai anonim. Hal ini membuat mereka bisa berkomentar seenak hati.
Hal tersebut yang dilihat oleh Meira Anastasia dan ia tuangkan ke dalam buku laris berjudul Imperfect yang terbit pada tahun 2018. Memanfaatkan momentum untuk menyampaikan pesan baik kepada khalayak lebih luas lagi, Ernest Prakasa mengadaptasi buku tersebut ke layar lebar. Berjudul ‘Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan’, film kelima Ernest ini akan tayang di bioskop mulai tanggal 19 Desember 2019. Ernest mengatakan proses adaptasi ini nggak sekadar memindahkan cerita buku ke dalam format film, melainkan juga membuatnya semakin relevan dengan kenyataan.
“Saya dan Meira lihat bahwa perempuan di zaman sekarang ini menghadapi isu yang cukup berat, salah satunya maraknya body shaming dan absurdnya beauty standard, mulai dari lingkungan sekitar hingga di media sosial,” ungkap Ernest.
Untuk merealisasikan cerita yang makin dekat dengan kenyataan, karakter Rara dihadirkan sebagai korban bullying dan body shaming dari lingkungan sekitarnya. Meira sebagai penulis skenario untuk film ini mengatakan, sosok Rara yang nggak sempurna diciptakan untuk menjadi potret keseharian perempuan hari ini.
“Di era media sosial seperti sekarang ini, memang lebih mudah membandingkan diri kita dengan orang lain yang terlihat lebih sempurna dan akan lebih sering terkena gempuran komentar-komentar negatif tentang fisik kita dari orang lain. Kami harap, Rara bisa menjadi tempat para perempuan untuk bercermin dan akhirnya menemukan versi dirinya yang lebih baik,” ujar Meira dalam jumpa pers film Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Melalui film ini, Ernest dan Meira menetapkan misi bukan sekadar menghadirkan hiburan. Lewat Imperfect, penonton akan diajak menyebarkan pesan baik dan menjadikannya gerakan untuk fokus mencari kebahagiaan dari dalam diri sendiri.
“Kita ingin film ini bukan hanya sebagai hiburan, tapi juga menjadi sebuah pesan dan gerakan agar kita fokus mencari kebahagiaan dari dalam, bukan dari komentar orang-orang. Semoga sehabis menonton film ini, kita bisa pulang dengan hati yang lebih penuh dan bisa mencintai diri sendiri,” jelas Meira.
ADVERTISEMENTS
Proses syuting yang panjang untuk membungkus bobot cerita
Jika proses syuting film-film terdahulu Ernest memakan waktu 1-2 bulan, penggarapan film Imperfect menghabiskan waktu 3 bulan. Ernest mengaku bahwa film ini cukup membuat ia stres, karena kunci keberhasilan proses syuting adalah transformasi fisik Jessica Mila. Ia menjelaskan kalau dari awal seluruh tim sudah menyepakati untuk menghadirkan transformasi fisik sungguhan dari Jessica Mila.
“Buat saya, ini film paling bikin stres, paling capek, paling bikin mau gila karena kunci film ini adalah transformasi fisik Jessica Mila. Ini ketakutan luar biasa bagi kami. Persiapan sendiri memakan waktu 3 bulan. Awalnya kita punya waktu untuk menaikkan berat badan Jessica, lalu syuting dan baru kemudian break 1 bulan untuk menurunkan berat badan Jessica,” jelas Ernest.
Sementara Jessica Mila mengatakan sangat tertarik ketika ditawari film ini. Meski harus menaikkan berat badan hingga 10 kg, ia mengatakan cerita film ini adalah momentum untuk dirinya melakukan refleksi sekaligus juga menyampaikan pesan baik kepada orang lain.
“Pertama kali ditawarin langsung ditanya “mau nggak, naikin berat badan sampai 10 kg?” Setelah dijelaskan pesan dan story line filmnya, aku jadi tertarik banget. Itu karena dulu aku orangnya sangat takut mengalami naik berat badan. Begitu dikasih tau pesan yang akan disampaikan film ini, aku merasa ditampar. Aku jadi berpikiran kalau value aku dinilai bukan dari penampilan fisik belaka,” ujar Jessica.
ADVERTISEMENTS
Banyak cast baru yang terlibat di film ke lima Ernest
Dalam film ini, Ernest cukup bereksperimen mengenai cast yang dilibatkan. Jika formula terdahulu adalah kembali melibatkan mereka yang sudah terbukti secara kualitas, di Imperfect Ernest banyak cast yang sebelumnya belum pernah terlibat di film Ernest. Adapun di antara para cast yang terlibat adalah, Jessica Mila, Reza Rahadian, Yasmin Napper, Karina Suwandi, Shareefa Daanish, Dion Wiyoko, Dewi Irawan, Clara Bernadeth, Karina Nadila, Devina Aureel, Kiky Saputri, Zsazsa Utari, Aci Resti, Neneng Wulandari, Uus, Diah Permatasari, Wanda Hamidah, Olga Lydia, Asri Welas, Boy William, Tutie Kirana, Ratna Riantiarno, Cathy Sharon, dan masih banyak lagi. Muhadkly Acho pun kembali dipercaya Ernest sebagai konsultan komedi setelah sebelumnya sukses mengarahkan Milly & Mamet pada tahun 2018 kemarin.
Sebagai konsultan komedi, Acho mengatakan ada penerapan formula yang berbeda dalam penempatan komedi di dalam film Imperfect. Jika biasanya hanya bersifat isian, kali ini ia menempatkan komedi menjadi bagian penting sebagai bagian dari cerita.
“Formula yang berbeda adalah sekarang ini kita sedikit melibatkan komika. Selain itu, komedi yang biasanya bersifat parsial di sini kita posisikan menjadi bagian penting yang berkontribusi menarik gerbong cerita,” jelas Acho.
Produser film Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan dari rumah produksi Starvision, Chand Parwez Servia, mengatakan ini adalah film yang memenuhi harapannya sebagai produser. Baginya, film kelima Ernest ini adalah yang paling lengkap. Dan meski mengusung tokoh perempuan, menurutnya film ini akan relate ke semua orang sebagai film keluarga.
“Film yang berharga adalah yang memiliki nilai-nilai lebih dan mudah-mudahan, Imperfect jadi sebuah karya yang bukan hanya menghibur tapi juga menyuarakan sesuatu,” ucap Chand.
Tayang pada tanggal 19 Desember 2019, film Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan bisa menjadi pilihan hiburan akhir tahun menjelang liburan.