Film Dilan 1990 yang tayang tahun lalu mendulang sukses besar. Film yang dibintangi bintang muda Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla itu banyak mencuri perhatian remaja karena cerita yang dikemas memang dekat dengan kehidupan percintaan zaman sekarang. Keberhasilan film yang diangkat dari novel Pidi Baiq itu membuat sang sutradara akhirnya memutuskan membuat sekuel lanjutan; Dilan 1991, yang tayang perdana hari ini.
Tapi sayangnya, ternyata tidak semua pihak menyambut baik kelanjutan film Dilan. Di Makassar, sekelompok mahasiswa justru ramai-ramai demo untuk menolak penayangan film ini di bioskop-bioskop Makassar. Wah, kira-kira apa ya alasannya? Simak ulasan Hipwee News & Feature kali ini.
ADVERTISEMENTS
Sekelompok mahasiswa berdemo di depan kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar lantaran menolak film Dilan 1991 ditayangkan di bioskop
Gerombolan mahasiswa yang tergabung dalam Komando Mahasiswa Merah Putih (Kompi) Sulawesi Selatan, dilansir dari Sulsel Ekspres, menggelar demo di depan kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar pada Rabu, 27 Februari kemarin. Bukan buat menuntut penurunan harga-harga seperti biasanya, kali ini mereka unjuk rasa untuk menolak penayangan film Dilan 1991 di Makassar. Film ini memang dijadwalkan tayang perdana hari ini, 28 Februari 2019.
ADVERTISEMENTS
Aksi unjuk rasa itu dilakukan karena mereka menganggap film Dilan justru bisa meningkatkan kekerasan di dunia pendidikan
Buat kamu yang sudah menonton Dilan 1990 atau membaca trilogi novelnya, pasti paham karakter yang dibawa tokoh Dilan ini memang keras, urakan, dan hobi tawuran. Ternyata itulah alasan yang melandasi gerombolan mahasiswa di atas melakukan demo, seperti yang diungkapkan Ketua Kompi Sulsel, Fajar Bahruddin, masih menurut laporan Sulsel Ekspres. Mereka menganggap film ini justru bisa meningkatkan tindakan amoral dan asusila di dunia pendidikan.
Dikhawatirkan para pelajar nantinya akan menjadikan tokoh Dilan sebagai panutan. Tapi kalau begitu logikanya, apakah itu berarti film pertama Dilan atau film-film lain yang seperti ini juga dilarang?
ADVERTISEMENTS
Selain itu, film yang dibintangi Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla ini juga tidak sesuai dengan budaya Bugis-Makassar yang dikenal santun
Tak cuma itu, karakter Dilan yang barbar itu juga dianggap tidak sesuai dengan budaya Bugis-Makassar yang dikenal santun. Menurut Fajar, di Sulsel masyarakatnya memegang teguh budaya ketimuran yang sopan. Makanya, adanya film ini benar-benar membuat resah para mahasiswa yang berdemo itu.
Ternyata aksi demo tersebut mendapat dukungan dari pihak Disdik. Kepala Disdik Kota Makassar, Abdul Rahman Bando, menyatakan dirinya ingin memperjuangkan kemuliaan pendidikan Kota Makassar. Ia juga menambahkan, para pelajar harus diberi suasana kondusif di sekolah. Karenanya, Abdul Rahman berharap agar ada koreksi dan evaluasi terhadap pemutaran film Dilan 1991. Kira-kira koreksi seperti apa ya yang dimaksud, apakah ada beberapa adegan yang perlu dihapuskan atau mungkin disensor kah?
ADVERTISEMENTS
Jika film tetap tayang, para mahasiswa mengancam akan mengepung seluruh mall di Makassar yang menayangkan Dilan 1991
Katanya, aksi demo kemarin baru sebagai pra kondisi lo. Artinya kalau film Dilan 1991 tetap tayang, para mahasiswa ini mengancam akan memboikot seluruh bioskop di daerahnya. Mereka juga akan mengepung mall-mall secara masif, hanya demi membuktikan penolakannya terhadap film Dilan 1991 ini tidak main-main.
Dilan 1991 jelas bukan film pertama yang mendapatkan penolakan dari pihak-pihak tertentu. Sah-sah saja sih kalau ada yang menolak, hmmm… tapi bukannya kalau semakin dilarang, orang bakal semakin penasaran ya? Lihat aja tuh, pasti banyak deh teman kalian yang kemarin rela menonton Fifty Shades of Grey di Singapura, atau film terlarang lainnya di situs-situs gratisan~