Fenomena shipping idola | Credit: Hipwee via www.hipwee.com
“Pokoknya mereka tuh cocok banget jadi pasangan. 😍”
“Please, pasangin mereka berdua!”
Pernah nggak sih kamu mendengar ungkapan seperti di atas? Ketika dua orang figur publik dijodohkan oleh penggemarnya lantaran chemistry tajam yang diciptakan ketika mereka sama-sama berkarya di industri hiburan. Hal ini bisa terjadi karena mereka berperan dalam satu judul film, drama, atau bahkan video musik yang menyebabkan terciptanya imajinasi di kepala penggemarnya.
Fenomena yang disebut shipping ini agaknya bukan hal yang istimewa di jagat dunia maya. Nggak cuma di Indonesia, menuntut idola untuk menjadi pasangan nyatanya juga terjadi di industri hiburan K-Pop hingga Hollywood. Lantas, mengapa fenomena ini bisa terjadi? Apa dampaknya bagi pelaku industri hiburan?
ADVERTISEMENTS
Penggunaan istilah ship baru dimulai pada 1995, jauh sebelumnya perilaku menjodohkan pasangan fiksi memang sudah kerap terjadi
Shipping selebriti | Credit: Max Harlynking on Unsplash
Di media sosial, shipping sering juga diungkap dengan istilah bercandaan seperti ‘kapal gue’ nih dari arti kata ship. Namun, menurut publikasi dari The Atlantic, istilah tersebut ternyata berasal dari kata ‘Relationshipping.’ Hal ini tercantum dalam sebuah penelitian akademisi Christine Scodari dan Jenna L. Feder pada 2000, berjudul ” Creating A Pocket Universe: ‘Shippers’ Fan Fiction and The X-Files Online”.
Pada film Star Trek 1966, karakter Krik yang diperankan oleh William Shatner dan Spock yang dibintangi Leonard Nimoy menjadi pasangan fiktif dengan gender sama yang dijodohkan hingga menjadi populer. Bahkan, penggemar mereka sering menyebut dengan “Krick/Spock”, “K/S”, atau “K Slash S”.
Perjodohan dari penggemar ternyata ada juga yang kemudian terjadi di dunia nyata. Misalnya, David-Victoria Beckham, Tom Cruise-Katie Holmes, atau yang masih hot yaitu pasangan Zendaya-Tom Holland yang tengah dimabuk asmara. Hal ini juga terjadi di industri hiburan tanah air, nama pesinetron Primus Yustisio-Jihan Vahira, Alyssa Soebandono-Dude Harlino, Teuku Wisnu-Shireen Sungkar, hingga yang terbaru Rizky Billar dan Lesti Kejora juga sempat mendapat perjodohan oleh penggemarnya dan berakhir di pelaminan.
ADVERTISEMENTS
Menjadi shipper sebenarnya wajar-wajar saja, malah ada juga contoh dampak positifnya
Tak bisa dimungkiri, saat perjodohan pasangan sukses menjadi kenyataan, ada perasaan bahagia di sana. Bahkan, ketika ada momen dua figur publik yang dijodohkan tampil bersama, mereka akan mencari kemungkinan sekecil apapun bahwa tersirat perasaan saling suka antara idolanya. Hal ini bisa saja terjadi karena orang tersebut ingin memiliki hubungan yang sama atau mungkin adanya perasaan kesepian yang akhirnya diisi dengan harapan semu.
Shipping sebenarnya merupakan hal wajar, misalnya saja saat kamu menonton film yang memberikan kesan tersendiri. Setelah selesai, kamu bisa saja terbawa emosi seperti mengingat siapa pemainnya hingga mencari tahu latar belakangnya.
Kasus ini nyatanya bahkan bisa memberikan hal positif, seperti yang terjadi pada Sybil Brinton, perempuan Inggris yang kala itu berusia 40 tahun dan sangat mencintai tulisan Jane Austen. Saking sukanya, ia lantas membuat sebuah karya bernama Old Friends and New Fancies yang diklaim merupakan lanjutan dari keenam karakter novel ikonis milik Austen. Menariknya, karya tersebut booming hingga masih dicari oleh penikmat cerita romansa dan pemberdayaan perempuan sampai sekarang.
ADVERTISEMENTS
Namun, shipping akan berbahaya jika berubah menjadi obsesi. Penggemar bisa menggangu kehidupan pribadi sang selebritas
Nama panggilan dari penggemar | Credit: Hipwee
Sebuah perilaku yang berkaitan dengan orang lain pasti ada dampak positif dan negatifnya. Meskipun shipping dianggap wajar, dalam penerapannya ada saja yang berujung pada kekecewaan. Hal ini sempat terjadi pada fandom “Greys Anatomy”, di mana muncul nama panggilan ‘Dempeo’ yang merupakan singkatan Patrick Dempsey dan Ellen Pompeo. Herannya, ada saja yang memaksakan hubungan sampai ke dunia nyata. Padahal, kedua aktor tersebut masing-masing sudah berkeluarga.
Munculnya nama kesayangan dari fans untuk pasangan fiktif juga bisa menjadi berkah dan kontroversi. Sebenarnya ada beberapa alasan nama panggilan dibuat, di antaranya penggemar jadi merasa bagian dari keluarga besar, mempermudah membuatkan tagar di sosial media, membentuk citra idola untuk selalu bersama, hingga menciptakan perasaan bahagia yang semu. Namun, shipping yang berlebihan justru bisa menjadi malapetaka. Nggak perlu jauh-jauh, di Indonesia sendiri kejadian seperti ini sampai berimbas ke karier artis.
Hal tersebut terjadi pada pesinetron Amanda Manopo dan Arya Saloka. Setelah dipasangkan dalam judul yang sama, keduanya menjadi target perjodohan warganet. Mirisnya, kehidupan personal sang artis dikuliti satu-satu oleh oknum shipper yang tidak bertanggung jawab. Mereka menyentil keluarga Arya yang sudah menikah hingga menganggap Amanda sebagai pasangan yang cocok di kehidupan nyata. Alhasil, pasangan ini malah menjadi canggung. Amanda memilih menghindari kontrak dengan Arya Saloka di masa depan. Huh, bisa berdampak sampai kayak gini, lo!
ADVERTISEMENTS
Untuk itu penting jadi shipper yang sewajarnya. Tak perlu memaksakan, tetapi mendukung pasangan fiktif untuk selalu berkarya
Mendukung karier idola | Credit: Max Harlynking on Unsplash
Menjadi shipper memang bisa membuat seseorang berbunga-bunga. Namun, kamu juga perlu membatasi antara dunia fana dan nyata ya. Artinya, nggak ada yang salah kok jika mempunyai harapan dua tokoh idola di layar kaca menjadi pasangan sungguhan. Namun, jangan lantas memaksakan kehendak kamu di atas realita kehidupan sang artis, apalagi jika berujung ujaran kebencian kepada orang di sekililing mereka.
Kamu bisa melihat sisi lain dari dunia shipping ini, seperti di Filipina misalnya, di mana fenomena tersebut memberikan keuntungan untuk sang artis. Pasangan fiktif yang dianggap cocok akan disandingkan secara konsiten di karya selanjutnya. Fenomena love team di sana juga tak terhindar dari pro dan kontra, tinggal bagaimana penggemar menyikapinya secara bijak.
Lantas, apakah kamu ingin hubungan fiktif dan karier pasangan ini berakhir karena keterlibatan yang berlebihan, atau mereka tetap bersama tanpa perlu dikaitkan dengan kehidupan pribadi? Untuk lebih menghargai, kita sebaiknya bisa membedakan mana dunia nyata dan mana yang hanya rekayasa belaka. Biarkanlah mereka menentukan citra di industri hiburan tanpa harus mengikuti fantasi penggemarnya dan berujung tak menjadi diri sendiri.