Lini masa media sosial belakangan diramaikan dengan sosok Didi Kempot yang didaulat menjadi ‘Godfather of Broken Heart’. Beragam julukan disematkan warganet kepada living legend penyanyi campursari ini. Selain ‘Godfather of Broken Heart’, ada juga yang menyebut ‘Lord Didi’ hingga ‘Bapak Loro Ati Nasional’. Julukan itu bermunculan sebab tembang-tembang lawas Didi Kempot yang cenderung nelongso, melejit naik dan digandrungi anak muda yang merasa terwakilkan kegundahan hatinya.
Barisan anak muda penggemar militan ini menamai diri mereka sebagai ‘Sobat Ambyar’, ada pula yang menyebut diri mereka sebagai ‘sadboys’ atau ‘sadgirl’. Tapi rada lucu nggak sih, soalnya para fans militan Didi Kempot sekarang justru banyak yang masih muda-muda. Sungguh bertolak belakang dengan penyuka genre campursari yang biasanya dari kalangan bapak-bapak. Kira-kira alasannya kenapa ya?
ADVERTISEMENTS
1. Sosial media menjadi kunci basis penggemar muda Didi Kempot yang militan
Mengingat Didi Kempot sudah berkarya sejak tahun 1989, mengapa baru hari ini anak muda gandrung kepada tembang-tembang nelongsonya? Kalau mengutip dari Kompas.com, psikolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Lealatus Syifa menjawab bahwa sosial media memegang peranan penting dalam memunculkan fenomena Didi Kempot yang kembali disukai anak muda.
Seperti yang kita tahu, hari ini hal apa sih yang nggak nyangkut dan bisa viral di sosial media? Salah satu di dalamnya adalah karya-karya Didi Kempot. Ketika sebuah karya atau lagu yang mampu menyentuh perasaan banyak orang muncul di sosial media, nggak perlu nunggu lama untuk karya tersebut tersebar dan dinikmati berbagai kalangan.
Dan oleh karena itu, tren mendengarkan lagu nelongso yang sempat berlalu, muncul lagi untuk hinggap pada anak muda hari ini. Sebab pesan yang dibawa Didi Kempot pada tiap lagunya cukup bersifat evergreen. Bukankah prosedur patah hati dari masa ke masa selalu saja begitu?
ADVERTISEMENTS
2. Tembang-tembang Didi Kempot adalah katarsis emosi bagi setiap pendengar dan penggemarnya
Patah hati sejatinya butuh perayaan tersendiri, dan seni dalam psikologi dikenal mampu menjadi jembatan meluapkan emosi. Istilahnya adalah katarsis emosi, yang berarti, mengekspresikan emosi dan menuangkan isi hati dengan bebas, sebagai usaha melepaskan ketegangan atau kecemasan yang sedang dirasakan.
Hal ini bisa kita saksikan pada setiap panggung Didi Kempot yang hari ini, hampir selalu penuh oleh anak muda. Kadang ada yang berteriak mengikuti sayatan lirik patah hati, kadang ada pula yang sekadar berjoget sambil menertawakan hal yang entah apa. Karena katanya, daripada sekadar ditangisi, kesedihan lebih baik dijogetin.
Melihat relasi lagu dan emosi para pendengar muda Didi Kempot, masih mengutip Kompas, Lealatus yakin bahwa, penggemar Didi Kempot hari ini bukanlah penggemar musiman, yang hanya karena ikut-ikutan tren saja. Sebab jika diperhatikan, keterikatan anak muda dengan tembang Didi Kempot adalah murni karena sensasi yang didapatkan, serta sebagai perwakilan perasaan yang selama ini pernah ada.
ADVERTISEMENTS
3. Selain sebagai katarsis, tembang nelongso Didi Kempot menjadi semacam katalis. Istilah apa lagi ya itu?
Seperti katalis yang mempercepat atau memperlambat reaksi, tembang sedih Didi Kempot uniknya mampu mempercepat reaksi perasaan senang pendengarnya, sehingga merangsang keinginan untuk berjoget atau sekadar tertawa. Berbeda dengan masokisme, yaitu perasaan senang karena sakit fisik atau psikologis yang ditimbulkan pada diri sendiri atau orang lain, tembang Didi Kempot berhasil mengeluarkan emosi positif berupa perasaan tenang dan senang pada tiap pendengarnya melalui kesedihan.
Menurut penelitian yang dikutip dari laman Frontiersin.org, hal ini bisa terjadi karena pada saat mendengarkan lagu sedih, secara tidak langsung alam bawah sadar manusia akan berharap untuk bisa menggapai kesedihan itu. Dan jika perasaan sedih itu telah tercapai, maka manusia akan merasakan senang sebab harapannya terpenuhi. Kondisi ini dikenal dengan sebutan sweet anticipation.
Selain itu, perasaan sedih yang dirasakan manusia pada saat mendengarkan lagu sedih, bukanlah berasal dari situasi yang menyedihkan. Melainkan berasal dari kesedihan orang yang menyanyikan lagu tersebut.
Dengan kata lain, selain bisa menikmati kesedihan yang pernah mampir di hidup masing-masing, kita juga bisa menikmati kesedihan orang lain. Salah satunya dengan cara mendengarkan tembang ‘Cidro’ misalnya, dan menjogeti kenelongsoan sang ‘Godfather of Broken Heart‘ itu.