Baru-baru ini, warganet dihebohkan dengan kabar pernikahan sesama jenis yang terjadi di Jambi. Hal itu baru terbongkar usai sepuluh bulan pernikahan korban yang berinisial AN dengan pelaku yang memiliki nama asli Erayani. Tak terima dengan penipuan yang dilakukan suaminya, AN pun melaporkan suaminya ke Pengadilan Negeri Jambi.
Penipuan bermula saat korban bertemu pelaku di situs kencan daring pada akhir Mei 2021 lalu. Menyamar dengan nama palsu Ahnaf Arrafif, AN terpincut oleh pelaku yang mengaku berprofesi sebagai dokter hingga akhirnya menikah siri. Beruntung, penyamaran apik pelaku terbongkar lewat kecurigaan ibunda korban.
ADVERTISEMENTS
1. Korban dan pelaku menikah siri setelah kenal lewat aplikasi kencan
Kejadian nahas yang menimpa AN ini bermula dari perkenalan keduanya lewat sebuah aplikasi kencan daring. Setelah itu, keduanya menjalin komunikasi yang semakin intens hingga akhirnya pelaku mendatangi kediaman korban. Saat pertama kali bertemu, AN tidak menaruh curiga sebab pelaku berpenampilan layaknya laki-laki. Bahkan, suara pemilik nama asli Erayani itu juga terdengar seperti suara laki-laki. Akhirnya, keduanya pun menikah siri tanpa melalui KUA pada 18 Juli 2021.
Pernikahan dilakukan secara siri sebab pelaku mengaku ibunya meninggal dunia akibat Covid-19. Padahal kenyataannya, sang ibu masih hidup dan tinggal di Lahat, Sumatra Selatan. Orang tua korban pun terpaksa mengizinkan putrinya menikah siri sebab kondisi mereka yang sedang terbaring sakit. Mulanya, AN pun menghendaki menikah secara resmi di KUA, tetapi Erayani tidak membawa berkas dan syarat pernikahan dan beralasan pembaruan KTP di dinas terkait belum selesai. Saat pernikahan siri berlangsung, pelaku pun menghadirkan empat orang anggota keluarga palsu.
ADVERTISEMENTS
2. Pelaku mengaku berprofesi sebagai dokter lulusan New York
Salah satu ketertarikan AN kepada suaminya juga karena ia mengaku berprofesi sebagai dokter spesialis saraf lulusan New York. Arrafif alias Erayani itu juga mengaku sebagai pengusaha batu bara. Namun, korban pernah mengecek status profesinya dan tidak ada dalam daftar. Justru, AN pernah mengeluarkan uang puluhan juta untuk kebutuhan pribadi suaminya. Namun, korban tetap percaya bahwa pelaku seorang dokter karena pernah merawatnya dengan botol infus.
ADVERTISEMENTS
3. Korban tidak curiga karena selalu berhubungan suami istri dengan ditutup kain
Penipuan yang dilakukan pelaku begitu mulus bahkan saat berhadapan dengan istrinya. Menurut AN, korban selalu menutup matanya dengan kain saat berhubungan intim sejak malam pertama. Oleh karena itu, AN pun tidak bisa melihat seluruh tubuh sang suami. Tak sampai di situ saja, pelaku yang menyamar sebagai Ahnaf Arrafif ini juga selalu berpakaian lengkap di rumah, bahkan saat keluar dari kamar mandi.
ADVERTISEMENTS
4. Pelaku pernah menjadi imam masjid dan menunaikan salat Jumat
Utuk meyakinkan keluarga sang istri, berbagai cara dilakukan Erayani. Beberapa hal yang dilakukannya di antaranya adalah menjadi imam salat dan menjalankan salat jumat. Tak tanggung-tanggung, pelaku melakukannya di masjid. Ia bahkan berjanji akan mengurus pengobatan mertua laki-lakinya yang terkena stroke. Oleh karena itu, AN sempat memberikan uang kepada pelaku berkali-kali hingga totalnya mencapai Rp300 juta. Oleh karena itu, korban berharap pelaku dihukum atas tindakan penipuan identitas, penipuan untuk mendapatkan uang ratusan juta rupiah, dan pelecehan agama.
ADVERTISEMENTS
5. Awal kebohongan pelaku terbongkar dari kecurigaan ibu korban
Kecurigaan akan identitas pelaku berawal dari ibu korban. Sekitar satu bulan usai menikah, ibu korban mulai menaruh curiga kepada menantunya. Pasalnya, menantunya itu tidak pernah terlihat bekerja, padahal mengaku sebagai dokter. Berbulan-bulan berlanjut, ibu AN kemudian meminta identitas sang menantu. Hingga lima bulan tinggal bersama sang mertua, Arrafif pun tetap tidak bisa menunjukkan identitasnya.
Akhirnya, pelaku pun membawa korban menuju Lahat, kampung halamannya. Di sana, AN dikurung selama empat bulan di dalam kamar, tidak berkomunikasi dengan siapa pun selain pelaku. Sementara itu, ibu korban melaporkan kecurigaannya ke polisi. Akhirnya, kebohongan pelaku pun terungkap sebelum mereka melangsungkan resepsi pernikahan yang rencananya akan dilakukan Oktober mendatang.