Masih terngiang di ingatan kita bagaimana dalamnya duka masyarakat Indonesia saat pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang, dikabarkan jatuh di perairan Karawang bulan November tahun lalu. Keseluruhan penumpang dan awak kapal yang berjumlah 189 orang dilaporkan meninggal dunia.
Hanya dalam waktu kurang dari 6 bulan, kecelakaan pesawat yang tak menyisakan korban selamat kembali terjadi di Ethiopia. Kejadian ini menjadi sorotan di Indonesia karena ternyata kecelakaan ini punya beberapa kemiripan dengan peristiwa serupa yang menimpa maskapai Lion Air kemarin. Menurut kabar, salah satu korbannya juga ternyata Warga Negara Indonesia (WNI) lo!
ADVERTISEMENTS
Pesawat Ethiopian Airlines yang membawa 157 penumpang, jatuh di Addis Ababa hanya beberapa menit setelah lepas landas. Seluruh penumpang dan awak kapal kabarnya meninggal dunia
Pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302 dilaporkan jatuh selang 6 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Bole, di Addis Ababa, Ethiopia, untuk menuju Nairobi, Kenya. Pesawat yang jatuh pada Minggu, 10 Maret waktu setempat itu membawa 149 penumpang beserta 8 awak kapal yang kesemuanya tidak ada yang selamat. Sebelum terjatuh, pilot sempat meminta untuk kembali ke Addis Ababa karena ada masalah teknis, seperti dilaporkan CNN. Namun nahas, belum sempat kembali, pesawat itu sudah terjatuh di sekitar Kota Bishoftu.
ADVERTISEMENTS
Sebanyak 149 penumpang yang jadi korban, ternyata berasal dari 35 negara yang berbeda. Salah satunya adalah WNI bernama Harina Hafitz
Selain memang termasuk kecelakaan pesawat yang cukup tragis, peristiwa jatuhnya Ethiopian Airlines ini begitu banyak jadi sorotan di Indonesia karena memang salah satu korbannya adalah seorang WNI. Adalah Harina Hafitz, WNI yang bekerja di lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Work Food Programme (WFP) di Roma, Italia. Kabar ini disampaikan langsung oleh Executive Director WFP, David Beasley, seperti dikutip dari CNBC, dan diperkuat dengan keterangan tertulis Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Italia.
The WFP family mourns today — @WFP staff were among those aboard the Ethiopian Airlines flight. We will do all that is humanly possible to help the families at this painful time. Please keep them in your thoughts and prayers.
— David Beasley (@WFPChief) March 10, 2019
ADVERTISEMENTS
Kecelakaan Ethiopian Airlines ini turut jadi sorotan dunia karena kabarnya banyak memiliki kemiripan dengan peristiwa jatuhnya Lion Air JT 610 kemarin
Seperti diungkapkan CEO Ethiopian Airlines, Tewolde GebreMariam ternyata pesawat Ethiopian Airlines ini berjenis Boeing 737 Max 8 yang notabene sama dengan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di Karawang November lalu. Keduanya juga sama-sama mengalami kendala teknis dan disampaikan langsung oleh pilotnya sebelum akhirnya jatuh. Padahal saat melalui proses pengecekan wajib sebelum terbang, keduanya dilaporkan tidak memiliki masalah. Durasi waktu antara lepas landas sampai jatuh juga tidak jauh berbeda, kalau Ethiopian Airlines 6 menit, Lion Air sekitar 11 menit setelah take off.
Keluarga korban Lion Air kemarin juga ada yang sempat menuntut perusahaan The Boeing Company karena dinilai lalai membuat pesawat yang tidak layak dan berbahaya. Mereka menuntut perusahaan yang bermarkas di California, AS itu untuk memberi nilai santunan minimal 800 ribu dolar per orang.
Atas kekhawatiran akan terjadi kecelakaan serupa, pemerintah Cina sampai melarang pesawat dengan jenis yang sama untuk terbang lo! Seperti diungkap di CNN, setelah kecelakaan Ethiopian Airlines, sebanyak 97 pesawat Boeing 737 Max 8 di Cina “masuk kandang” sementara dengan alasan keamanan. Otoritas Cina mengatakan akan menghubungi Boeing dan US Federal Aviation Administration guna mengonfirmasi status “Flight Safety” atau “Keamanan Penerbangan” sebelum mengizinkan pesawat-pesawat itu kembali beroperasi.