Nama Reynhard Sinaga tiba-tiba mencuat ke publik setelah Pengadilan Manchester Inggris menjatuhi hukuman penjara seumur hidup kepada pria asal Indonesia itu, Senin 6 Januari 2020 kemarin. Reynhard yang telah 10 tahun tinggal di Manchester didakwa atas kasus pemerkosaan terhadap hampir 200 pria Inggris dalam kurun waktu 2,5 tahun, tepatnya dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017.
Selama ini hakim yang terlibat dalam kasus Reynhard melarang media memberitakan proses hukumnya untuk memastikan persidangan berjalan adil. Kini, setelah melalui 4 persidangan terpisah dan setelah putusan hukuman diambil, berita ini langsung tersebar secara luas. Kepala unit kejahatan khusus Manchester sampai menyebut kasus ini sebagai kasus pemerkosaan terbesar dalam sejarah hukum Inggris. Ia juga menyebut Reynhard sebagai individu bejat. Hakim Suzanne menggambarkan Rey sebagai predator seksual setan. Memang gimana sih awal mula kasus ini terungkap? Dan apa yang sudah pemerintah Indonesia lakukan untuk kasus ini? Simak dalam ulasan Hipwee, yuk!
Siapakah Reynhard Sinaga ini? Sebelum bicara kasusnya, mending bahas profilnya dulu deh
Reynhard Sinaga adalah pria kelahiran Jambi, 19 Februari 1983. Dikutip dari Kumparan, ia adalah anak pertama dari 3 bersaudara. Rey bisa dibilang pria yang cukup cerdas. Ia menamatkan S1-nya di Universitas Indonesia jurusan arsitektur. Setahun setelahnya ia melanjutkan studi S2 di Manchester bahkan sampai memperoleh lebih dari 1 gelar master. Saat ini Rey tengah menjalani studi doktoralnya di University of Leeds.
Berdasarkan pantauan BBC, keluarga Rey tinggal di Depok, Jawa Barat. Ayahnya seorang pengusaha dan termasuk keluarga berada. Gulfan Afero, koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI London menyebut kalau pihak keluarga Rey menggambarkan Rey sebagai sosok yang baik, cerdas, dan rajin beribadah.
Lalu bagaimana awal mula kasus ini? Bagaimana semua akhirnya bisa terungkap?
Perilaku gila Reynhard terungkap pertama kali pada Juni 2017, saat salah seorang korbannya tiba-tiba sadar di tengah pelaku melancarkan aksinya. Korban langsung memukul Reynhard dan lapor ke polisi. Saat datang ke apartemen Rey, polisi menemukannya tak sadarkan diri dan bersimbah darah. Ia dibawa ke rumah sakit dan sadar keesokan harinya. Saat sadar Rey sempat meminta ponselnya ke polisi dan menyebutkan password yang salah.
Dari ponsel itu kemudian terkuak bahwa Rey telah memperkosa pria yang melapor ke polisi itu. Diketahui juga kalau selama ini Rey sudah memperkosa banyak sekali pria dan direkam di ponselnya!
Harus diakui bahwa Rey cukup lihai menjalankan modusnya. Selama ini ia mencari korban di klub-klub malam dekat apartemennya. Ia memanfaatkan pria-pria yang tengah mabuk
Sebelum akhirnya terkuak, bisa dibilang aksi Reynhard selalu berjalan mulus. Setiap malam mulai pukul 19.00, Rey mulai keluar dari apartemennya untuk mencari “mangsa”. Klub-klub malam di sekitar tempatnya tinggal adalah tujuannya. Ia kerap menyasar pria-pria mabuk dan membawa ke apartemennya. Di sana, Rey memberikan minuman keras yang sudah dicampur obat tidur jenis GHB (gamma hydroxybutyrate) yang menyerang sistem saraf. Ia juga memasang kamera melalui dua telepon selulernya dan menyerang korban sambil merekamnya.
Saat memberikan kesaksian di persidangan, semua korbannya mengaku lupa dengan kejadian yang menimpanya. Ini karena efek obat bius yang begitu kuat. Setelah korbannya bangun, Rey selalu mengarang cerita kalau mereka mabuk dan datang ke flatnya, atau minta datang untuk sekadar mengecas HP sambil menunggu taksi untuk pulang.
Selama proses penyelidikan, polisi menemukan berjam-jam rekaman video pemerkosaan beserta foto-foto pendukung. Saking banyaknya, polisi menyebut rekaman itu seperti layaknya 1.500 keping DVD
Salah satu bukti terkuat polisi adalah rekaman video dan foto yang diabadikan sendiri oleh Rey yang disimpan dalam dua iPhone, lima laptop, dan empat penyimpan data dengan total besarnya mencapai 3,29 Terabyte! Kepala unit kejahatan khusus Manchester Mabs Hussain menyebut video-video pemerkosaan itu seperti layaknya 1.500 keping DVD!
Sejumlah video yang diputar saat persidangan menampilkan aksi bejat Rey menyodomi korbannya yang terlihat tertidur pulas. Yang terdengar hanya suara dengkuran. Bukti ini mematahkan klaim Rey bahwa mereka selama ini melakukan hubungan seks suka sama suka. Tapi meski sudah ada bukti video dan pengakuan korban bahwa mereka tidak pernah sama sekali memberi izin Rey menyodominya, Rey tetap berdalih dan menekankan bahwa para pria itu “berpura-pura tidur” sebagai bagian dari permainan “fantasi seks”!
Saat ini memang baru 48 korban pria yang kasusnya telah disidangkan. Menurut polisi dari hasil analisis bukti-butki, jumlahnya diperkirakan lebih banyak lagi, mencapai 190 orang!
Hussain menyebutkan bahwa saat ini baru 48 korban pria saja yang kasusnya telah disidangkan. Dan dari 48 orang itu hanya 3 yang mengaku homoseksual. Artinya, Rey memang menyasar siapa pun pria, tak peduli orientasi seksualnya apa. Menurut polisi berdasarkan bukti-bukti, diperkirakan korban mencapai 190 orang. Bahkan kata Hussain, tindak pemerkosaan yang dilakukan Rey bisa jadi sudah dilakukan dalam rentang waktu 10 tahun.
Para korban awalnya tidak sadar bahwa mereka telah menjadi korban pemerkosaan sampai polisi dan petugas Pusat Bantuan Serangan Seksual St Mary’s, Manchester, mendatangi satu per satu korban dan menyampakain fakta tersebut. Sebagian besar korban terkejut, tidak percaya, takut, bahkan nggak sedikit yang ingin bunuh diri dan merasa nggak berharga. Kasihan banget 🙁
Bagaimana respon pemerintah Indonesia terkait hal ini?
Pihak KBRI London pertama kali dikontak polisi Manchester pada 5 Juni 2017. Gulfan Afero, koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI London juga mengaku pada BBC telah menemui Rey di penjara. Saat itu dikatakan kondisi Rey baik-baik saja. Rey mengaku pada Gulfan bahwa ia gay dan telah berhubungan seks dengan sekitar 200 pria Inggris. Tapi kata Rey semua itu dilakukan atas dasar suka sama suka, nggak ada unsur paksaan atau perkosaan.
Gulfan juga menyebut dari awal pihak KBRI telah mendampingi Rey dan memastikan ia mendapat keadilan. KBRI juga sudah menghubungi keluarga Rey di Indonesia.
Kasus di atas semakin menguatkan fakta bahwa SIAPAPUN rentan jadi korban pelecehan seksual, nggak hanya wanita, tapi juga pria. Para predator seks juga biasanya nggak peduli orientasi seksual korbannya. Jadi kita semua sudah sepatutnya hati-hati, karena pelaku pelecehan seksual ada di mana-mana. Tetap waspada dan berdoa ya, Guys!