Senang rasanya saat barang yang kamu pesan di online shop akhirnya sampai. Tapi ada yang lebih menyenangkan ketimbang barang yang kamu pesan, bubble wrap. Plastik yang didesain dengan gelembung-gelembung kecil ini, justru sering jadi rebutan. Anehnya banyak banget orang yang sepertinya mendapatkan kesenangan tersendiri dengan menekan gelembung-gelembung bubble wrap. Apa kamu juga termasuk salah satunya? Tapi kenapa bisa begitu menyenangkan dan memuaskan ya, padahal cuma mainan bubble wrap.Â
Fenomena unik ini tentu saja bukan cuma terjadi di Indonesia saja. Bahkan di Amerika Serikat, ada protes besar-besaran setelah perusahaan iBubble Wrap mengeluarkan inovasi baru yaitu bubble wrap yang tidak bisa meletus. Secara fungsional produk baru itu jelas lebih mumpuni karena tidak bakalan kempes, tapi ternyata mayoritas konsumen justru menolak habis-habisan. Kenapa?! Ya karena tidak bisa dibuat mainan.
Obsesi bubble wrap ini tampaknya dikenal di seluruh dunia. NYmag sampai membuat liputan khusus tentang kenapa sih bubble wrap bisa memberikan kepuasaan bagi banyak orang. Penasaran?! Yuk simak bareng Hipwee News & Feature!
ADVERTISEMENTS
Berulang kali menekan dan memecahkan gelembung bubble wrap, itu sebenarnya termasuk  gerakan fidgeting : gerakan berulang yang tidak ada tujuan akhirnya
Di era modern dimana makin banyak pekerjaan yang bisa dilakukan lewat layar komputer atau gadget, kita menghabiskan sebagian besar waktu kita dengan duduk. Padahal dulunya manusia berburu, bercocok tanam, dan lebih banyak bergerak, sekarang hanya duduk. Perubahan itulah yang menurut para ahli menyebabkan sejumlah orang memiliki kebiasaan fidgeting. Ya cuma untuk sekadar melepas stres atau tekanan dari duduk atau diam seharian saja.
Ada orang yang terus menggerakkan kakinya, bermain dengan bolpen, atau mainan fidgeting baru seperti fidget spinner. Banyak orang yang mengaku merasa lega dan lebih bisa fokus jika melakukan hal-hal seperti itu. Nah memecahkan gelembung bubble wrap berkali-kali itu sebenarnya juga termasuk gerakan fidgeting ini. Tapi preferensi atau pilihan orang biasanya beda-beda sih. Ada yang lebih puas memecahkan bubble wrap, tapi ada juga yang lebih memilih menggoyangkan kaki di bawah meja.
Kebiasaan fidgeting-mu seperti apa guys?
ADVERTISEMENTS
Ada juga ilmuwan yang melihat fenomena ini dari sensasi sentuhannya. Permukaan bubble wrap yang unik dianggap bisa menimbulkan efek tenang
Kathleen M. Dillon, seorang profesor psikologi di Western New England College menyatakan bahwa, fenomena bubble wrap ini sama dengan kebiasaan orang-orang Yunani kuno atau Asia yang suka memegang dan ‘mengelus-elus’ batu halus. Mungkin seperti tasbih bagi umat Muslim atau rosario untuk orang Katolik. Sensasi memegang dan menyentuh permukaan unik bubble wrap diyakini Dillon memiliki efek yang sama.
Dillon melakukan percobaan dengan mengambil beberapa sampel sejumlah mahasiswa yang meletuskan plastik bubble wrap dan sejumlah mahasiswa yang nggak bersentuhan dengan plastik bubble wrap. Hasilnya, mereka yang mainin plastik bubble wrap memiliki rasa tenang yang lebih tinggi dan tingkat kewaspadaan yang bertambah.
Bubble wrap itu emang unik. Tapi tahu nggak sih kalau ternyata produk ini justru pertama kali diciptakan sebagai wallpaper. Yup bukan inovasi untuk pengiriman barang atau cara revolusioner mengurangi stres, pencetus bubble wrap hanya ingin membuat wallpaper yang bertekstur. Bukannya populer sebagai wallpaper untuk menutupi dinding, bubble wrap justru memberikan kepuasaan bagi banyak orang di dunia ini dengan hanya memegangnya dan menekan-nekan gelembungnya!