Kamu pasti sudah nggak asing lagi kan dengan Mobile Legend atau Free Fire? Yup, kedua permainan ini merupakan bagian dari esports yang belakangan makin populer di kalangan anak muda. Ternyata, permainan ini nggak hanya sekadar menjadi ‘game‘ sebagai hiburan saja, lo. Perkembangan dunia esports telah mengantar dua game tersebut dan banyak game lainnya menjadi sebuah pilihan karier.
Meski terbilang baru, industri game ini cukup menjanjikan karena menawarkan profit alias peluang untuk cuan. Cara mendapatkan profit dari industri ini pun cukup beragam, mulai dari menjadi atlet hingga content creator. Nah, seperti apa tepatnya perkembangan esports serta konten gaming saat ini, dan seperti apa cara mendapatkan profit darinya?
Untuk menjawab dua pertanyaan di atas, Hipwee didukung Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo), Siberkreasi dan Divisi Humas Polda Metro Jaya pun menghadirkan dua sosok berpengalaman Edho Zell dan Wijaya Nugroho, untuk berbagi pengetahuan tentang perkembangan esports, konten gaming hingga monetisasi dalam ‘Talkshow Konten Kreator’ yang digelar pada Minggu (17/10).
ADVERTISEMENTS
Cara Edho Zell dan Wijaya Nugroho memajukan industri esport Tanah Air
Dalam satu dekade terakhir, bermain game di komputer atau ponsel masih dinilai sebagai kegiatan yang membuat anak-anak kecanduan dan lupa belajar. Nggak heran kalau banyak orang tua yang membatasi sang anak untuk bermain game online. Namun, saat ini pandangan sebagian besar orang terkait bermain game sudah berubah.
Hal tersebut juga dirasakan oleh Edho Zell dan Wijaya Nugroho yang sama-sama berkecimpung di dunia esports. Dua nama yang sudah nggak asing di telinga pencinta game online ini mengatakan, dunia esports dan konten gaming dewasa ini nggak hanya sekadar permainan, tetapi juga bagian dari potensi yang layak dieksplorasi dan bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Wijaya yang menjabat sebagai Business Development ESports Manager Garena Indonesia misalnya, mengatakan pihaknya turut berperan aktif untuk memajukan industri esports menjadi lebih dari sekadar permainan, salah satunya dengan membuat program dan kompetisi gaming untuk anak-anak muda. Sejauh ini Garena sudah mengadakan kompetisi untuk tingkat pelajar dengan kolaborasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Kompetisi yang diselenggarakan Garena Indonesia tetap memerhatikan aspek pendidikan. Dijelaskan kalau pelajar yang hendak ikut berkompetisi wajib melampirkan nilai rapor sebagai salah satu persyaratan. Selain itu, pelajar yang berhasil memenangkan kompetisi juga akan mendapatkan beasiswa akademik. Wijaya mengungkapkan kalau langkahnya ini berhasil mendapat respons positif dari pihak sekolah.
“Banyak kepala sekolah yang mengapresiasi adanya kompetisi gaming ini, karena rata-rata anak yang memenangkan kompetisi juga merupakan anak-anak yang nilai akademiknya bagus. Dan beasiswa akademik yang diberikan bisa menjadi bantuan dan dukungan bagi para pelajar yang memiliki keterbatasan secara finansial,” ujar Wijaya dalam Talkshow Konten Kreator Siberkreasi x Hipwee, Minggu (17/10).
Jika Wijaya aktif membuat beragam kompetisi, Edho Zell yang juga merupakan seorang influencer berupaya memajukan industri tersebut dengan mendirikan sekolah esports bernama Esport Academy sebagai wadah untuk belajar mengenai esports dan konten gaming.
Edho mengatakan sekolah yang ia dirikan diharapkan dapat menjadi solusi bagi pelajar yang suka main game untuk menyalurkannya menjadi suatu hal positif, sekaligus menghilangkan stigma negatif terhadap esports. Saat ini, sekolah yang Edho dirikan telah berafiliasi dengan sejumlah sekolah formal untuk menjadikan esports sebagai salah satu kegiatan ekstrakulikuler.
“Kita nggak bisa meredam kemajuan teknologi digital, yang bisa lakukan yaitu mengarahkan anak-anak supaya nggak tersesat di dalam kemajuan teknologi. Daripada kita menolak kemajuan, lebih baik kita beradaptasi mulai dari etika dan kemampuan supaya bisa mempergunakan teknologi untuk hal yang bermanfaat,” tutur Edho.
ADVERTISEMENTS
Tak hanya menjadi sekadar games, saat ini esports telah menjadi industri baru yang menjanjikan dan bisa dimonetisasi
Seperti sudah disinggung di atas, saat ini esports nggak hanya sekadar menjadi ‘games’ untuk hiburan, tapi juga bisa memberikan keuntungan jika diarahkan dengan benar. Esports dan konten gaming saat ini bisa menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan, seperti dibuktikan oleh YouTuber Jess No Limit dengan konten gaming-nya.
Selain menjadi atlet atau content creator gaming seperti Jess No Limit dan sejumlah YouTuber lainnya, ada banyak sekali cabang profesi yang bisa dieskplorasi berakar dari esports. Salah duanya event organizer dan analyst. Hanya saja saat ini yang populer baru atlet dan content creator gaming.
Nah, kalau kamu tertarik untuk terjun ke dalam dunia esports menjadi content creator gaming, Edho punya beberapa tips yang bisa diterapkan. Semua tips dari Edho ini berfokus kepada value atau nilai yang bisa kamu berikan kepada penonton konten-kontenmu. Sebab, hanya dengan ini kamu bisa memenangkan persaingan dunia content creator yang cukup ketat.
“Semuanya dimulai dari nol, kalau mau jadi streamers (sebutan untuk content creator gaming), kamu harus bisa memberikan manfaat untuk penonton. Caranya, kamu bisa kasih value misal berupa tips dan trik, membuat konten yang menghibur, membahas perkembangan games, atau kamu bisa melakukannya sambil ngobrol-ngobrol. Kamu bisa menggali diri dan mengenali di mana kecocokanmu,” kata Edho.
Sementara jika ingin terjun sebagai atlet esport, Wijaya mengatakan perlu untuk mengetahui apakah kamu punya bakat untuk menjadi atlet esport. Cara mengetahui hal ini, kata Wijaya, adalah dengan mulai mengikuti turnamen dari level yang terkecil di tingkat komunitas. Jika pada akhirnya kamu terbukti memiliki bakat, hal selanjutnya yang perlu dimiliki adalah komitmen dan konsistensi.
“Kalau memang ada prestasi dan dirasa memiliki bakat, selanjutnya bisa terus berlatih dan naikkan level kompetisi. Kalau makin jago harus (bisa) menjaga komitmen dan harus konsisten. Dunia esport sangat luas, pilih juga game yang jangkauannya luas dan ada di multievent supaya jenjang kariernya panjang dan berhasil,” ujar Wijaya.
ADVERTISEMENTS
Tantangan yang dialami Edho dan Wijaya dalam memajukan industri esports dan gaming Tanah Air
Baik Wijaya dan Edho sama-sama mengungkapkan jika keterbukaan dan pandangan orang tua terhadap dunia esports juga menjadi salah satu tantangan dalam memajukan industri ini. Keduanya mengaku masih ada masyarakat yang memandang negatif esport karena berbagai alasan.
“Persetujuan dari orang tua karena stigma negatif masih melekat. Kita harus terus berusaha untuk mengedukasi orang tua jika ekskulikuler esport merupakan sesuatu yang baik buat si anak,” kata Edho.
Selain itu, Edho mengatakan tantangan selanjutnya dalam memajukan industri esport adalah minimnya role model atlet esport bagi para pemula. Dalam hal ini, Edho terus mencoba memberikan edukasi bahwa jebolan Esport Academy, sekolah yang ia dirikan, bisa memperbaiki dan meningkatkan standar hingga indsutri ini matang.
Senada dengan Edho, Wijaya berharap ke depannya perspektif esports bisa berubah dari negatif menjadi positif. Ia juga terus mengedukasi gamers bahwa industri ini nggak sekadar hiburan. Lebih jauh, Wijaya ingin memajukan dunia esport lewat banyak aspek, mulai dari pariwisata hingga edukasi, dan berharap semakin banyak orang tua yang lebih terbuka terhadap industri ini.
Sangat menarik bukan, menilik perkembangan dunia esport dan beragam keuntungan yang bisa didapatkan jika serius mendalami industri tersebut? Nah, acara-acara seru dan edukatif seperti ini dari Hipwee dengan dukungan Kemkominfo, Siberkreasi dan Divisi Humas Polda Metro Jaya bersama mitra media PERHUMAS dan Young On Top ini masih akan ada lagi, lo. So, pantengin terus media sosial @siberkreasi dan @hipwee biar kamu nggak ketinggalan informasinya, ya!